Ibu, telapak kaki, dibawah telapak kaki dan kasih tak berkesudahan
Kata mutiara ‘surga di bawah telapak kaki ibu’, mempunyai kaitan erat dengan makna ‘ibu’. Akan tetapi ada hal yang sering luput dari perhatian yaitu makna ‘telapak kaki’ dan makna yang ada ‘dibawah telapak kaki’ yaitu bumi. Secara tersirat pun jelas terdapat ungkapan pemahaman kasih tanpa kekerasan. Pemahaman sekelompok manusia yang mengkaitkan pemaksaan kehendak dengan jalan kekerasan dan mengkaitkannya dengan surga perlu dicermati dengan teliti.
Telapak kaki merupakan bagian tubuh paling bawah yang bersentuhan dengan bumi, dan merupakan alat untuk melangkah di atas bumi. Telapak kaki ibu melambangkan perjalanan kehidupan seorang ibu. Bagi kaum sufi makna perjalanan itu jauh lebih penting dari pada tujuan. Dengan perjalanan yang benar maka hasil akhir tujuan adalah suatu keniscayaan. Dalam perjalanan itu akan ditemui berbagai peristiwa. Peristiwa yang ditemui harus dijalani dengan kesadaran, agar tidak muncul penyebab baru yang dapat memperpanjang perjalanan. Tindakan kekerasan untuk memenuhi kebutuhan ego akan menimbulkan penyebab baru yang akan memperpanjang perjalanan.
Bumi yang berada dibawah telapak kaki adalah sumber kehidupan bagi semua makhluk yang hidup di atasnya. Sifat kasih bumi begitu tulus, begitu ikhlas, tidak mengharapkan imbalan apa pun juga dari yang dihidupinya.
Perjalanan kehidupan seorang ibu
Kehidupan sosok ibu merupakan suatu siklus, putaran roda kehidupan. Selama sembilan bulan sebagai janin, bayi tinggal tenteram dalam rahim ibunya dan segalanya telah tercukupi. Mungkin seorang ibu tidak banyak tahu mengenai teori kasih, tetapi selama sembilan bulan dia melakukan praktek mengasihi janin yang berada dalam kandungannya. Pada tahap ini sebuah janin betul-betul tergantung mutlak kepada Sang Ibu, dengan bantuan alam tentunya.
Selanjutnya, bagi anak bayi yang baru lahir, payudara ibu adalah sumber kehidupannya. Masalah apa pun yang dihadapi, saat sang bayi berada di dekat payudara ibunya, dia akan tenang kembali.
Pada tahap selanjutnya ketergantungan hidup sang bayi sudah tidak mutlak lagi tergantung pada sang ibu saja. Ketika sang Anak mulai menapakkan kakinya di bumi dan mulai berjalan, dia sudah mulai dapat memenuhi keinginannya dengan mendekati sesuatu dengan kedua kakinya. Tahap berikutnya adalah ketika seorang remaja mulai mandiri, tidak lagi tergantung kepada orang lain.
Ketika sudah matang sebagai calon ibu, seorang perawan mengikuti nalurinya untuk melestarikan jenisnya dengan berumah tangga dengan lelaki pasangannya yang dapat mengisi kekurangan pada dirinya. Proses menyatunya dua jiwa lewat hubungan jasmani merupakan peristiwa yang suci. Ketika sang mempelai perempuan berniat mempunyai keturunan dan ketika sel telurnya dibuahi sperma, maka proses berkembangnya janin, bukan lagi tugas seorang ibu. Berkembangnya satu sel induk menjadi janin, fasilitas air ketuban dan lain-lainnya menjadi urusan alam.
Dalam perkembangan hidupnya seorang anak manusia mempunyai kebutuhan dasar hampir sama dengan hewan yaitu makan, minum, seks dan tidur yang nyaman. Ketika seseorang menjadi ibu maka kasihnya tumbuh kepada sang anak, baik ketika masih berupa janin maupun anak dewasa. Kasih seorang ibu terhadap putranya berjalan searah, memberi tanpa pamrih, tanpa mengharapkan imbalan apa pun dari anaknya. Perbedaan antara manusia dan hewan adalah bahwa rasa kasih manusia bisa berkembang sehingga dia dapat mengasihi semua makhluk, sedangkan hewan mempunyai keterbatasan untuk itu.
Bumi, ibu semua makhluk yang penuh kasih
Semua makhluk yang hidup di bumi ini dipenuhi kebutuhan hidupnya dari lahir sampai mati oleh bumi. Makanan, minuman, keperluan hidup semua diperoleh dari bumi. Kasih bumi terhadap semua makhluk hidup berjalan searah. Dia tidak mengharapkan apa pun dari makhluk yang dihidupinya. Semua makhluk di atas bumi ini dipelihara kehidupannya olehnya. Bahkan napas kehidupan pun disediakan oleh bumi. Enam milyar manusia, milyaran trilyun sel makhluk hidup, trilyunan tanaman, trilyunan binatang ber sel satu sampai binatang besar semuanya dihidupi makan dan nafasnya oleh bumi. Bumi selain memberikan kehidupan juga terus berputar agar kehidupan dunia dapat berkelanjutan. Apabila bumi berhenti berputar sekejap saja, musnahlah semua makhluk yang hidup di atasnya.
Bumi merupakan makhluk yang hidup
Suhu badan kita 37 derajat Celcius. Apabila diluar badan temperaturnya tinggi, badan akan mengeluarkan keringat agar suhu badan tetap stabil. Apabila di luar dingin, kulit tubuh akan mengerut dan mengeluarkan panas agar suhu badan tetap stabil juga. Bumi pun mempunyai suhu tertentu, suhu bumi berkisar 13 derajat Celcius. Apabila di luar panas, es di kutub akan mencair dan menjaga suhu bumi agar stabil, kemudian apabila di luar dingin, air laut akan membeku dan mengeluarkan panas untuk menjaga suhu bumi tetap stabil.
Kadar oksigen di atas permukaan bumi sekitar 21%, kalau oksigen terlalu besar, mudah terjadi kebakaran hutan dan kehidupan punah. Juga kalau oksigen kurang dari 21%, oksigen akan cepat habis untuk bernapas semua makhluk dan makhluk pun akan punah. Kandungan garam di laut pun selama ribuan tahun berkisar 3.4%.
Para manusia yang mengakibatkan global warming, ibarat sel kanker dalam tubuh manusia yang tidak selaras dengan tubuh dan mempependek usia tubuh. Tindakan manusia yang tidak sesuai dengan alam akan memperpendek usia bumi.
Seperti halnya puluhan trilyun sel pada tubuh manusia yang hidup pada tubuh manusia dan dihidupi manusia, seluruh makhluk di atas bumi pun hidup di atas bumi dan dihidupi bumi. Milyaran planet seperti bumi pun keberadaannya dihidupi oleh matahari dan planet semacam lainnya. Demikian seterusnya, dan semuanya dihidupi oleh Bunda Alam Semesta.
Perjalanan rasa kasih manusia hingga mencapai rasa kasih abadi
Kasih seorang ibu dapat berkembang dalam diri setiap orang untuk mengasihi putranya dan meningkat hingga mengasihi semua makhluk. Ketika manusia mengasihi semua makhluk seperti kasih bumi terhadap semua makhluk, maka pada saat demikian seseorang sudah selaras dengan alam, jiwanya menyatu dengan alam semesta. Hanya apabila pria ataupun wanita dapat memberikan kasih tanpa pamrih dapat dikatakan selaras dengan alam semesta. Keselarasan dengan alam semesta akan mendekatkan diri kepada Ilahi, Bunda Alam Semesta. Surga.
Triwidodo.Juni 2008.