Selesai makan malam pakdhe Jarkoni berdiskusi tentang Global Warming dengan Wisnu, mahasiswa keponakannya.
Pakdhe Jarkoni: Alam adalah sahabat manusia. Bahkan manusia telah banyak berhutang kepada Alam. Bumi, air dan sinar matahari merupakan sumber kehidupan dan sumber kesejahteraan manusia. Hanya persahabatan manusia dengan alam menjadi renggang ketika manusia semakin greedy, serakah. Perilaku mencari untung sebesar-besarnya membuat manusia mengeksploitasi kekayaan alam tanpa mengimbanginya dengan upaya pelestarian.
Wisnu: Benar Pakdhe, konsumsi yang berlebih-lebihan menyebabkan penipisan sumber ekologi bumi. Hutan, lautan, lahan pertanian dan penambangan menjadi andalan perekonomian manusia. Perburuan tanpa henti sumber-sumber daya alam di Planet Bumi akan mendorong kehancuran ekologis pada planet ini, demikian World Wildlife Fund (WWF) mengingatkan.
Pakdhe Jarkoni: Ada dua penyebab utama penurunan kualitas lingkungan. Pertama, pertumbuhan penduduk pada skala global. Karena adanya hubungan sebab-akibat antara meningkatnya jumlah penduduk dan kerusakan dasar ekologis bumi ini; Kedua, industrialisasi, kemajuan teknologi dan gaya hidup pemborosan baik produksi maupun konsumsi negara-negara maju.
Wisnu: Benar pakdhe, pada gilirannya model pertumbuhan ekonomi dan politik di negara-negara maju akan diikuti oleh seluruh negara-negara di dunia ketiga. Dengan demikian, gaya hidup negara-negara maju pada akhirnya akan diikuti negara-negara dunia ketiga. Padahal negara maju tetap ingin mempertahankan gaya hidup mereka yang memboroskan sumberdaya alam.
Pakdhe Jarkoni: Negara di dunia ketiga memang ingin meniru gaya hidup masyarakat negara maju yang boros sumberdaya alam. Akan tetapi disebabkan berbagai keterbatasan, keinginan tersebut sulit menjadi kenyataan. Padahal terdapat kecenderungan bagi sebuah populasi, jika berkurang jaminan keamanan hidup, dalam hal manusia jaminan ekonomi dan sosialnya, maka mereka akan mempertahankan populasinya dengan memperbanyak keturunan. Jadi, semakin lama, yang semakin tertekan adalah alam.
Wisnu: Jika permintaan bahan baku alam dari Planet Bumi terus meningkat pada derajat yang sama, maka pada pertengahan tahun 2030-an manusia memerlukan lagi dua planet agar bisa tetap eksis. Itu kata Direktur Jenderal WWF James Leape dalam sebuah studinya. Jika setiap orang di dunia ini hidup seperti orang Amerika, maka penduduk Bumi akan membutuhkan 4,5 planet sekelas Bumi untuk mempertahankan sumber konsumsi penduduknya.
Pakdhe Jarkoni: Satu T-shirt berbahan katun misalnya, membutuhkan 2.900 liter air, dari sejak penanaman kapas sampai pengolahan di pabrik. Setiap orang di dunia rata-rata mengkonsumsi 1,24 juta liter air per tahun. Perubahan iklim hampir pasti memperburuk kelangkaan air yang pada saat ini telah menghantam 50 negara. Perang di masa depan adalah perang memperebutkan air.
Wisnu: Pakdhe, kami telah melihat film Dashavatar, dan, kalau melihat gejala tsunami, musim yang ekstrem, mungkin sekali pada suatu saat bumi kita hancur karena kerusakan alam. Kemudian hanya beberapa gelintir manusia yang selamat dan memulai hidup dari sederhana lagi. Bukankah cerita semacam Nabi Nuh juga demikian? Bukankah ada scientist yang meyakini bahwa Masyarakat Atlantis yang maju musnah karena meletusnya gunung dengan sangat dahsyat dan meninggalkan bekas sebagai Danau Toba? Setelah bencana besar di bumi, mungkin kehidupan akan berevolusi lagi, dimulai dari ikan, reptilia, raksasa (campuran manusia dan binatang), manusia mini kearah manusia sempurna?
Pakdhe Jarkoni: Pakdhe menghormati masyarakat yang melakukan persembahan kepada alam. Selain ajakan agar manusia lebih bersahabat dengan alam, ritual sedekah bumi dan sejenisnya, merupakan pedoman agar manusia yang diberi kelebihan, mau menyisihkan untuk dibagikan kepada sesama”. Walaupun istilahnya sedekah bumi, bagaimana pun akhirnya ubarampe, tetap dibagi-bagikan kepada masyarakat. Yang paling penting adalah niat dari kita sendiri untuk selalu mengendalikan diri dalam segala hal. Tidak serakah mengelola alam serta mau menyisihkan sebagian yang diperoleh dari pengelolaan alam untuk sesama yang kekurangan. Getaran persembahan penuh kasih tetap akan diterima oleh Alam dan dikembalikan dengan getaran penuh kasih pula. Bhagavad Gita telah menyampaikan bahwa seseorang yang hanya mengambil manfaat dari alam tanpa mengembalikannya adalah seorang pencuri.
Wisnu: Pakdhe, kita hidup dalam masyarakat yang merusak alam. Alat tranportasi memakai BBM, tidur di tempat ber AC, perlengkapan rumah tangga memakai listrik dan gas yang menggunakan sumberdaya alam, sampah rumah tangga banyak yang terbuat dari plastik, bukan bahan organik yang sulit menjadi lapuk. Terus kita harus bertindak bagaimana dalam kehidupan sehari-hari Pakdhe?
Pakdhe Jarkoni: Secara pribadi sedapat mungkin kami mengikuti pesan SMS Guru, Isilah harimu dengan kasih, maka kau tak akan pernah salah. Kekuatan kasih itu, cahaya cinta itu akan menerangi pikiranmu dan mengarahkan setiap langkahmu.
Triwidodo
Januari