June 30, 2009

Kelahiran Parikesit, Sang Pewaris Tahta Hastina

Peran mata harus dipahami dengan betul. Pemicu-pemicu di luar menggunakannya sebagai pintu untuk masuk ke dalam diri kita. Misalnya Anda “melihat” sesuatu di showcase toko. Muncul keinginan untuk memperolehnya, membelinya, maka tangan akan mencari dompet. Kaki akan bergerak masuk ke dalam toko. Awal mulanya dari “penglihatan”. Kesadaran kita mengalir ke luar lewat sekian banyak indra, tetapi mata adalah indra utama, gerbang utama. *1. Atma Bodha

Orang tua Parikesit

<p class="MsoNormal" style="margin

selengkapnya

June 29, 2009

Yudistira dari Filosuf ke Tindakan Nyata Menegakkan Dharma

Sebuah filsafat, pandangan hidup yang tidak mampu meningkatkan kualitas hidup sungguh tidak berarti. SMS Wisdom, Anand Krishna.

Introspeksi Sang Prabu

Prabu Yudistira larut dalam permenungan yang dalam……….. Semasa remaja, Pandawa dan Korawa belajar bersama pada guru yang sama. Dalam hal ilmu perang guru mereka adalah Pandita Drona, dan Arjuna menjadi murid terpandai. Kemudian para

selengkapnya

June 28, 2009

REVOLUSI SISTEM PENDIDIKAN, PEMBENTUKAN JIWA ENTREPREUNERSHIP MELALUI SISTEM PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI DILANDASI KE ARIFAN LOKAL

’…… BANGUNLAH JIWANYA, BANGUNLAH RAGANYA untuk Indonesia Raya..” itulah sepenggal kata dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya. Para fouding fathers kita sudah bisa memahami bahwa sesungguhnya bangsa ini bisa diselamatkan jika jiwa anak-anak Indonesia dikuatkan pondasinya, yaitu cinta tanah air. Yang dimaksud dengan jiwa dalam konteks ini masih sangat abstrak, sehingga perlu diperjelas secara spesifik. Pola pikir akan lebih mudah dimengerti. Berawal dari pola pikir yang sehat akan

selengkapnya

June 23, 2009

Pengabdian Sepanjang Hayat Bhisma bagi Ibu Pertiwi

Pesan Bhisma kepada Yudistira: Persatuan itu ‘unity’ bukan keseragaman atau ‘uniformity’. Persatuan berarti menerima perbedaan. Kemudian menemukan benang merah yang dapat mempersatukannya. Apa dan siapa pun yang menciderai persatuan dan menyebabkan konflik, ketegangan yang berpotensi memecah belah bangsa adalah Adharma. Dharma memperkuat, mengembangkan persatuan dan keserasian. Anand Krishna.

Persatuan Hastina adalah prioritas hidup Bhisma

<span

selengkapnya

June 19, 2009

Kecintaan Kumbakarna Terhadap Ibu Pertiwi

Semua leluhurku bisa hidup karena dihidupi bumi pertiwi. Makanan, minuman, napas yang kuhirup, pakaian, peralatan, tempat tinggalku dan bahan-bahannya semuanya disediakan oleh bumi pertiwi. Disamping ibu genetikku yang melahirkanku, ibu pertiwilah yang menyediakan segala keperluan hidupku. Sekarang ibu pertiwiku, Ibu leluhurku dijarah orang. Dan, aku tidak rela. Aku akan berjuang

selengkapnya

June 16, 2009

Keteladanan Raden Sumantri dalam Membela Ibu Pertiwi

Bagi Raden Sumantri melepaskan keterikatan berarti melepaskan rasa kepemilikan. Termasuk rasa kepemilikan terhadap nyawanya. Raden Sumantri tidak melarikan diri dari tanggung jawab. Tuhan adalah Pemilik Tunggal semuanya ini. Menganggap diri sebagai pelaku hanya menunjukkan egonya. Dan, Raden Sumantri bertarung sepenuh hati melawan Rahwana sampai hembusan napas yang terakhir. Raden Sumantri hanya melihat Dia, hanya ada Dia. Dia yang dicintainya dan Dia sedang mengulurkan tangan-Nya.

<p class="MsoNormal

selengkapnya

June 16, 2009

Cermin Ke’TIdak Rukun’an Dalam Dialog Ke’Rukun’an

Rukun hanya terjadi jika semua pihak saling menghargai dan saling menghormati satu sama lain. Saling menjaga juga saling mengapresiasi satu sama lain. Toleransi sering kali tidak berujung pada kerukunan, karena dalam toleransi ada pihak yang menjadi inferior atau minoritas, sehingga harus di-‘tolerir’ keberadaannya.
Continue reading

June 11, 2009

Pergolakan Batin Destarastra di Akhir Kehidupannya

Dalam usia paruh baya, kami menyaksikan banyak pemuda terjun ke masyarakat demi tujuan mulia, tetapi karena belum mempeoleh Kesadaran mereka terserimpet godaan dan melenceng dari tujuan semula. Ada juga yang berhasrat mendapatkan Kesadaran dulu, mengabaikan ketidak-adilan yang terjadi di sekitar, tetapi sampai Yamadipati menjemput, mereka belum mendapat Kesadaran juga. Pilihan kami telah jelasmeng ikuti Guru yang sudah turun gunung.

Kehidupan sepasang insan tua di Istana Hastina

<p class="MsoNormal

selengkapnya

June 7, 2009

Dhruva, Tekad Pengabdian Seorang Anak

Apa yang akan kamu korbankan untuk dapat memenuhi keinginan hatimu?” “Hidupku sendiri! jawabnya.Hidup begitu remeh dan merupakan hal yang paling tidak penting yang bisa dikorbankan    setiap orang!” “Apa lagi yang kumiliki? Apa lagi yang dapat aku berikan?” “Pengabdian, sahabatku! Pengabdian! suara dari atas memberi jawaban. (BANKIM CHANDRA CHATTERJI dalam ANANDAMATH).

Terluka oleh Ucapan Sang Ibu Tiri

<span style="font-size

selengkapnya

June 3, 2009

Dan, kita pun dipermalukan Nachiketas yang berusia sembilan tahun……..

Nachiketas seorang anak yang patuh terhadap orang tua. Dia mempunyai kemauan keras, memiliki pengetahuan dan melaksanakan semuanya dengan penuh kesungguhan. Sang Dewa Kematian menawari kekayaan seluas bumi, kekuasaan dalam masa yang panjang  serta kenikmatan bidadari yang cantik dengan alunan musik surgawi, asalkan dia tidak mempertanyakan kematian. Dan, tawaran tersebut ditolaknya. Continue reading