Oh Tuhan Maha Pengasih. Engkau kusalami dengan rendah hati. Kerendahan hati adalah “buah kesadaran”/ kerendahan hati “terjadi” bila kita sadar akan jati diri kita. Sadar akan keunikan diri kita. Sadar akan keterkaitan diri dengan alam dan lingkungan sekitar kita. Sadar akan hubungan kita dengan Sang Maha Pengasih. Kerendahan hati terjadi bila kita sadar akan tugas serta kewajiban kita masing-masing. Dan, melaksanakannya dengan baik. Kerendahan hati berarti mengubah diri. Tidak mengharapkan orang lain berubah untuk dirinya. Dan, di atas Segalanya kerendahan hati berarti tidak angkuh ; tidak sombong; tidak merasa “sudah” cukup rendah hati…….. * 1 Fiqr
Riau yang unik
Begitu mendarat di Riau, para tamu akan disambut Lambang Provinsi Riau. Lambang tersebut juga terdapat di banyak baliho dan di setiap papan nama kantor pemerintah. Sebuah lambang yang mengungkapkan kebahagiaan menyambut proklamasi kemerdekaan dan mengetengahkan akar budaya asal yang telah tertanam dalam pada masyarakat Riau.
Mata rantai tak terputus berjumlah 45 butir, membentuk tameng. Memberi arti persatuan dan kesatuan bangsa yang telah diprokalamasikan sejak tahun 1945. Di dalamnya berisi padi, kapas, gelombang laut, keris dan lancang kuning, jenis kapal layar yang khas daerah Riau. Padi kapas melambangkan kesejahteraan rakyat, lancang kuning mengandung arti semangat rakyat Riau dengan hasil laut yang melimpah. Gelombang 5 lapis melambangkan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Dan Keris Berhulu, kepala burung Serindit adalah kepahlawanan rakyat Riau berdasarkan kebijaksanaan dan kebenaran.
Penduduk asli propinsi Riau adalah suku bangsa Melayu, yang terbesar di seluruh propinsi ini. Selain itu juga suku-suku pendang dari daerah lain seperti suku bangsa Minangkabau, suku bangsa Bugis, suku bangsa Banjar, Jawa, Batak, Tionghoa, Arab dan lain-lain. Suku-suku pendatang ini sudah lama tinggal di daerah Riau, berasimilasi dengan penduduk setempat. Provinsi Riau dengan jumlah penduduk sekitar 5 juta bertambah penduduknya setiap tahun sekitar 5.5%, sebagian besar karena bertambahnya para pendatang.
Keramahan, kebanggaan diri dan perasaan kesatuan dan persatuan bangsa nampak dalam pelayanan pengemudi taksi carteran yang sekaligus bertindak sebagai pemandu kami dalam memanfaatkan waktu sela melihat Kota Pakan Baru.
Sebuah bangunan monumental 6 lantai dengan konstruksi yang megah menyerupai buku raksasa yang sedang terbuka, adalah Gedung Perpustakaan Riau . Perpustakaan tersebut dikelola oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau. Sang pemandu mengajak kami melihat beberapa mobil yang dimodifikasi sebagai Perpustakaan keliling yang jumlahnya mencapai 40 unit. Warga Riau bisa pinjam dan mengembalikan buku lewat perpustakaan keliling tersebut.
Keterbukaan dan pendidikan penting bagi sebuah bangsa. Membaca membuat otak seseorang menjadi aktif. Dan aktif adalah semangat kehidupan. Terlalu banyak menonton tivi sering membuat pikiran seseorang menjadi malas. Salah satu ancaman bagi keamanan bangsa adalah kelompok yang menutup diri dan hanya menganggap kebenaran adalah sesuai pola pemikirannya. Seseorang lahir dengan sifat genetik tertentu dan kebenaran sebenarnya adalah pendiktean dari orang tua, masyarakat dan lingkungan. Seseorang yang lahir di keluarga berbeda, masyarakat berbeda, maka pendapat tentang kebenarannya akan berbeda pula.
Banyak anak bangsa yang merasa menapaki jalan kebenaran, padahal pemahaman kebenarannya hanya berasal dari bagian bawah sadar pikirannya. Tidak jarang bagian bawah sadar seseorang terbentuk oleh manipulasi otak oleh mereka yang profesional, sehingga melakukan tindakan yang berlawanan dengan kemanusiaan pun dianggap sebagai kebenaran. Cara yang banyak dipakai adalah menggiring keyakinan, dan keyakinan tersebut dijauhkan dari sifat genetik, yang sebetulnya telah tertanam dalam sejak zaman leluhur.
Pendidikan adalah cara terbaik menyadari jatidiri bangsa. Pekanbaru adalah sebuah kota yang rapi dan bersih. Konon anggaran kebersihan kotanya mencapai 17 milyar se tahun dan pembangunan kotanya dibantu oleh Pemerintah Provinsi. Pantas bila kota tersebut mendapat Piala Adipura 6 kali berturut-turut.
Nuansa khas daerah
Papan nama jalan terdiri dari dua tulisan, tulisan latin dan tulisan Arab. Hampir semua bangunan bernuansa melayu khas Riau. Hampir semua bangunan bernuansa arsitektur khas Riau.
Sebagai wisatawan walaupun dadakan, maka pertama kali yang perlu diurus adalah mengenai urusan cakra bawah, makan dan minum dan kenyamanan. Akomodasi dan transportasi memegang peranan penting. Standar perlu mengikuti standar internasional, akan tetapi nuansa khas daerah memegang peranan penting. Rumah makan yang ramai dikunjungi adalah masakan khas, misalnya rumah makan khas Melayu. Menu yang khas gulai ikan baung yang hanya diperoleh di sungai Kampar. Minuman yang disajikan esnya khas melayu, campuran dari beberapa buah yang tidak boleh diaduk dan diminum dengan sedotan. Ada beberapa warna dalam gelas, putihnya juice sirsak, hijaunya melon kuningnya mangga dan merahnya pepaya. Menu di hotel pun walau ada sarapan standar ala kontionental, tetapi para tamu senang mengambil ketupat sayur daun pliu nama lain daun paku, bubur atau nasi goreng khas daerah. Di toko oleh-oleh pun yang diserbu pengunjung adalah lempok durian dan kue bolu khas daerah. Demikian pula kain yang banyak dijadikan suvernir bagi sanak keluarga adalah kain songket dari Siak.
Sungai Siak
Seperti diungkapkan banyak kalangan, rumitnya persoalan Sungai Siak antara lain akibat banyaknya buangan balast kapal, buangan limbah rumah tangga, penebangan hutan di hulu sungai, pendangkalan sungai, abrasi pantai sungai memakan tanah pemukiman, tercemarnya sumber air minum penduduk dan rusaknya hutan bakau habitat udang dan ikan. Kenyataan ini semakin diperparah karena seluruh perusahaan industri di Kecamatan Tualang Perawang membuang limbahnya ke Sungai ini sehingga semakin memperparah kondisi sungai tersebut.
Akibat pencemaran, biota Sungai Siak yang pada tahun 1997 lalu terdapat sekitar 123 species, namun di tahun 2002 lalu biota yang tinggal hanya sekitar 26 species. Pada saat ini mungkin hanya tinggal beberapa spesies yang tahan terhadap pencemaran. Kedalaman sungai yang rata-rata 30 m pun sudah berkurang karena sedimentasi hingga sepertiganya. Dalam jangka panjang pelayaran yang melalui sungai Siak dapat terganggu oleh pendangkalan sungai.
Perusakan hutan pengembangan kawasan budidaya ditinjau dari aspek Sumber Daya Air, mengakibatkan bencana banjir atau kekeringan bagi kawasan hilir. Terdapat fluktuasi debit yang besar antara musim hujan dan kemarau, di mana Qmaks sebesar 1700 m kubik/dt, Qmin sebesar 45 m kubik/dt dan Qmaks/Qmin sebesar 37,8. Hal ini mengindikasikan telah terjadinya kerusakan di DAS Siak itu.
Adalah kewajaran jika sungai Siak di kelola oleh Pemerintah Pusat. Akan tetapi keterpaduan dengan Provinsi dan Kabupaten menjadi kata kunci yang penting. Penataan wilayah berhubungan dengan masyarakat. Pemerintah Pusat tidak punya aparat sebegitu banyak sehingga dapat mengawasi ketertiban masyarakat di sepanjang sungai. Pemerintah pusat bisa mengatur sempadan sungai, akan tetapi pengawasan dan penertibannya harus bekerjasama dengan daerah.
Pengalaman pribadi ke beberapa kota di Indonesia
Perjalanan ke Pekanbaru pada bulan Agustus 2009 merupakan perjalanan ke luar pulau Jawa setelah perjalanan ke Lombok pada bulan April 2009, ke Balikpapan pada bulan Mei 2009. Ada nuansa berbeda dalam ketiga perjalanan tersebut. Perjalanan ke pulau Lombok bersama para petani yang perlu meluaskan wawasan setelah bekerja keras mengorganisasikan perkumpulan petani pemakai air demi peningkatan produksi pertanian di Jawa Tengah. Perjalanan yang membahagiakan mereka yang belum tentu melakukan perjalanan ke luar pulau sepanjang hidup mereka.
Perjalanan ke Balikpapan adalah undangan kedinasan sehingga berangkat pribadi walau ditemani istri tentunya. Teman-teman yang bertemu di Balikpapan adalah teman-teman satu profesi. Sedangkan perjalanan ke Pekanbaru, adalah perjalanan mengantar para pimpinan masyarakat, wakil rakyat yang sudah terbiasa bepergian bahkan ke luar negeri.
Walau bagaimanapun ternyata hampir semua orang yang berkunjung ke daerah lain, menginginkan nuansa yang berbeda, lepas dari kerutinan dan kebiasaan. Makanan, oleh-oleh, suvernir dan kesenian yang khas daerah membuat semua orang antusias. Keramahan penduduk dan pedagang juga memberi semangat. Bagaimana pun ternyata cara pembelian dan penawaran pedagang di semua daerah hampir sama juga. Pokoknya meyakinkan barang dagangan berkualitas baik, harga modal yang sudah mepet dan kepandaian merayu pembeli. Sifat manusia ternyata tidak banyak berbeda. Seandainya seseorang menetap di suatu tempat dalam jangka waktu lama, maka hal-hal yang dihadapi tak banyak berbeda.
Hampir semua manusia terperangkap dalam jaring perekat pikiran dan perasaan: mencintai anak, istri, rumah, kekayaan, profesi dan lain-lainnya. Masalah-masalah yang datang dan pergi juga tanpa henti. Kesenangan dan kekecewaan juga selalu datang silih berganti. Kecemasan, penyesalan dan harapan juga tidak berkesudahan. Semua kejadian demikian berulang-ulang tanpa terasa sampai sakaratul maut menjemput. Apakah kehidupan itu hanya demikian? Adakah makna kehidupan yang lebih berarti? Kesadaran akan membuka diri bagaimana memahami kebahagiaan sejati.
Ancaman pencemaran di seluruh negeri
Rasanya sulit mencari ruang publik tanpa pencemaran. Asap kendaraan bermotor dapat mengeluarkan partikel Pb, Timbal yang dapat mencemari ke dalam makanan yang dijajakan di pinggir jalan atau terserap manusia melalui pernapasan. Pb dapat merusak jaringan saraf, fungsi ginjal, menurunkan kemampuan belajar dan membuat anak-anak hiperaktif. Tingkat kecerdasan seorang anak yang tubuhnya telah terkontaminasi Pb sampai 10 mikrogram bisa menurun atau menjadi idiot. Pada ibu hamil yang terkontaminasi Pb dapat menyebabkan berkurangnya kesuburan, keguguran atau paling tidak, sel otak jabang bayi menjadi tidak bisa berkembang.
Limbah ‘bahan beracun dan berbahaya’, B3 memang cukup memprihatinkan, menurut dosen peneliti Teknik Lingkungan ITB, dari hasil penelitiannya terhadap 90 orang anak sekolah di Kota Bandung ternyata anak-anak Bandung tercatat 50% kadar Timbal dalam darahnya tinggi. Timbal di atmosfer berasal dari senyawa hasil pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna. Arus lalu lintas padat yang tidak diimbangi pembangunan jalan baru, membuat jalanan macet dan menghasilkan pencemaran. Hasil observasi menyebutkan, kontribusi pencemaran udara dari transportasi mencapai 66,34% dari total pencemaran, sementara kegiatan industri menyumbang 18,90%, permukiman 11,12% dan kegiatan persampahan 3,68%.
Alat-alat rumah tangga yang mengandung timbal, juga berkontribusi. Penggunaan pipa air minum berlapis Pb, peralatan makanan keramik berglasur juga sumber Pb. Kadar Pb dalam kemasan kaleng yang bersifat asam bisa mencapai 637,64 ppm dan kadar Pb yang terserap ke dalam makanan atau minuman di dalamnya bisa mencapai 171ppm.
Bukan hanya di udara dan di peralatan, di sungai-sungai pun hampir sama keadaannya. Hampir semua sungai yang ada di Indonesia tercemar kualitasnya akibat aktivitas industri, kuantitas dan kualitas limbah yang dibuang kesungai seringkali tidak terkontrol. Banyak sungai tidak bisa dimanfaatkan untuk ‘mandi cuci kakus’, akibat tercemar limbah industri.
Udara, Air, Tanah, Api, Ruang semua tercemar. Semakin hari semakin menumpuk. Dan kita semua tenang-tenang saja. Apa kita ini tidak seperti ‘kisah kodok rebus’, karena tambah panasnya pelan-pelan, kodok tak peka, tahu-tahu badan sudah mendidih kena rebus. Pencemaran setiap hari bertambah, dan tak terasa sudah mulai mengganggu kesehatan kita.
Pengaruh global warming
Bukan hanya daerah tangkapan hujan di gunung yang gundul. Ada ‘fenomena baru’. Rata-rata curah hujan intensitasnya meningkat pesat daripada biasanya. Jumlah curah hujan selama dua bulan diturunkan sebagai hujan dalam waktu 4 jam, jelas akan terjadi banjir. Suhu air laut yang lebih panas menyebabkan awan hujan yang lebih banyak, hal itu menyebabkan turunnya hujan semakin lebat.
Anehnya di musim kemarau kekeringan semakin bertambah. Gunung yang gundul tidak bisa menyimpan air. Di Afrika sudah banyak terjadi kekeringan yang menyengsarakan penduduk setempat. Telah terjadi perubahan arah angin akibat pencairan es di kutub, ada yang wilayah terserang badai, dan ada wilayah yang terserang kekeringan.
Kebutuhan air bagi tanaman pangan yang meningkat. Forum Ekonomi Dunia, WEF di Davos, Swiss pada akhir Januari 2009 menyebutkan tentang tingginya kebutuhan air akibat meningkatnya jumlah penduduk dunia. Dalam 20 tahun mendatang, akibat kekurangan air, dunia akan kehilangan tanaman pangan yang kalau dijumlahkan setara dengan hasil tanaman pangan yang dihasilkan India plus Amerika. Kita harus cepat sadar, kebutuhan pangan melonjak drastis, potensi konflik rebutan air besar. Air tawar di Nusantara diincar oleh perusahaan multinasional.
Sementara pulau semakin mengecil akibat peninggian air laut karena ‘global warming’. Dunia akan kelebihan air akibat pemanasan global, es kutub yang meleleh, selimut salju pegunungan Himalaya dan Tibet akan lenyap pada tahun 2100, sekarang pun di Himalaya sudah mulai kelihatan warna hijau tanaman yang merangkak dari bawah. Naiknya suhu 0.6 derajat Celcius membuat permukaan laut naik 20 cm. Apalagi kalau es di Greenland mencair, dahsyat akibatnya. Kenaikan sampai 1 m amat mungkin. Kalau saja Greenland meleleh total, maka air laut naik 7 m, dan Jakarta, Surabaya, Semarang habis. Ibaratnya ‘Raksasa Air’ yang tidur membeku mulai menggeliat, begitu bangun, bumi ini pun akan ditelannya.
Akar Budaya Pancasila
Bukan hanya pencemaran, banjir dan kekeringan, eksistensi budaya kita pun juga mengalami ancaman nyata. Di bawah ini kami petik artikel Negara merdeka vs negara terjajah, Anand Krishna http://www.aumkar.org/ind/
“ Saya telah berpergiaan keliling India dan tak pernah melihat satupun pengemis atau pencuri. Kekayaan semacam itu saya saksikan di seantero negara ini. Nilai moral, orang sekaliber tersebut, saya tak pernah berpikir bahwa kami dapat menjajah negara ini, kalau kami tidak mematahkan tulang punggung bangsa ini, yakni warisan spiritual dan budayanya. Oleh sebab itu, saya mengusulkan bahwa kami musti mengganti sistem pendidikan lama dan budaya mereka. Karena jika orang India berpikir bahwa budaya asing dan Inggris lebih baik dan lebih hebat dari budaya mereka sendiri, maka mereka akan kehilangan harga diri dan budaya lokal yang asli. Mereka pasti menjadi apa yang kita inginkan, bangsa yang sungguh terjajah.” Itulah kata-kata Tuan Thomas Babington Macaulay (1800-1859), anggota dewan pemerintahan dari Perusahaan India Timur pada tahun 1834-1838, dikutip dari pidatonya yang diberikan pada tanggal 2 Februari 1835. Membaca kata-kata itu hampir dua abad silam, saya menyadari bahwa Tua Macaulay belum mati. Oleh karena itu, saya memakai istilah “sekarang” dan bukan “dulu”. Idenya tetap hidup. Dia masih mempunyai banyak pengikut di seluruh dunia.
Berapa dari kita di Indonesia menyadari bahwa hal yang sama tengah terjadi pada kita di zaman modern ini? Kita tak hanya dikepung oleh satu atau dua, tapi begitu banyak Macaulay. Satu perbedaannya: Macaulay yang kondang atau tak terkenal tersebut berkebangsaan Inggris, putih, sehingga begitu mudah dikenali. Sekarang, genre Macaulay datang dalam pelbagai warna dan bentuk, putih, coklat, merah dan bahkan hitam.
Dan, mereka mencabut akar budaya kita dan peradaban leluhur dari segala sudut. Salah satu dari mereka, kaum wahabi, yang didukung oleh Kerajaan Saudi, telah secara intensif menyusupi masyarakat dan sistem sosial kita, sampai-sampai saat ini kita bingung dan tak bisa membedakan mana nilai spiritualitas agama dan mana yang radikalisme agama. Beberapa menteri, pejabat tinggi bahkan aparat militer dan partai politik di”pakai” sebagai agen mereka untuk menghancurkan kita dari dalam.
Mereka begitu panik dan tak akan meninggalakan satu batu pun tetap pada tempatnya untuk memastikan bahwa mereka telah mendominasi negara seperti kita.
Seorang teman pernah mempertanyakan tentang budaya dan jatidiri bangsa kita di tengah-tengah imperialisme budaya yang terjadi saat ini. Ia mengingatkan kita bahwa negara dan bangsa ini telah kehilangan budayanya. Tanpa akar budaya yang menjadi jatidiri suatu bangsa, kita menjadi lemah atau tidak berdaya. Budaya adalah dasar yang kita gunakan untuk membangun, untuk mendirikan republik ini. Tanpa dasar budaya yang mempersatuan kita tempo hari, barangkali batas-batas wilayah kita tidak seperti sekarang. Hal ini terlupakan oleh para politisi masa kini yang hanya mementingkan kedudukan mereka. Tanpa dasar budaya yang luhur, let me make it clear, negara ini akan runtuh. Hancur lebur. Gunakan agama sebagai dasar, dan negara ini akan langsung terpecah belah. Dasar atau Saripati Budaya ini yang dirumuskan menjadi kelima butir Pancasila oleh para founding fathers kita. Pertanyaan teman kita membuktikan bahwa kita sudah tidak menghormati kesucian budaya kita sendiri. Kita malah mengagung-agungkan budaya asing. *2 Surat Cinta Bagi Anak Bangsa
Beberapa tempat yang sempat kami kunjungi, menunjukkan semangat persatuan dan kesatuan negeri. Ke khas daerah juga mengungkapkan budaya tinggi para leluhur. Semoga kita semua dapat mempertahankan persatuan dan kebangsaan bangsa. Kita harus berkejaran dengan mereka yang ingin menghilangkan budaya asal kita.
Terima Kasih. Indonesia Jaya.
1 Fiqr Fiqr Memasuki Alam Meditasi Lewat Gerbang Sufi, Anand Krishna, Gramedia Pustaka Utama, 2002.
*2 Surat Cinta Bagi Anak Bangsa Surat Cinta Bagi Anak Bangsa, Anand Krishna, One Earth Media, 2006.
http://www.anandkrishna.org/oneearthmedia/ind/
http://triwidodo.wordpress.com
http://id-id.facebook.com/triwidodo.djokorahardjo
Agustus 2009.