Senja ingin menghilang
bersembunyi di balik laut.
Digenangi kebisuan lara udara masam.
Kemudian menjauh dari dekapan awan hitam
memungkinkannya lebih cepat musnah.
Sepuluh baris puisi itu menancap pada cermin merah,
Seraya menghitung kejora musnahkan cahaya bulan
Hati ini sepertinya lumpuh
Oleh debu yang tersangkut pada dinding langit biru
Rintik hujan itu menyuarakan kerinduan
Pada kumbang lari dari mawar
Usai mendengar kabar tentang yatim
yang digenangi airmata lara
Anak itu kelak dewasa,
Kemudian bunga itu mekar
Di dekat batu nisan bapaknya
Seperti malam menelan senja
Mencoba membunuh langit terang
Seekor kumbang hinggap di pucuk mawar
Ia tidak mengisap madu
Tapi hanya singah
Untuk mengusap matanya
Anak itu nantinya juga renta
serupa bapaknya yang mencatat
akhir dari zaman kehidupan
lalu,
di atasnya juga akan tertancap bunga
disamping
batu bertuliskan
tiga baris tentang dirinya
Lam U, 8 Mai 2007
Oleh Akmal M. Roem