Seorang teman mengeluh, nampak depresi begitu kehilangan jabatan, kehilangan kedudukan dan kehilangan harta karena teman-temannya mulai menjauhinya. Seorang teman yang lain, pada posisi yang sama tetap ceria tidak memperdulikan teman-temannya datang atau pergi darinya, dia tetap saja melayani orang lain. Masalah yang dihadapi sama akan tetapi hasilnya sangat berbeda, mengapa?
Eksploitasi dari seseorang yang dianggap teman
Bahkan dalam dunia ini, kebencian pun, permusuhan pun tidak langgeng. Tadi Anda miskin, sekarang Anda kaya dan seorang musuh pun bisa balik menjadi teman. Tahukah Anda bahwa Anda sedang dimanfaatkan, sedang di eksplotasi? Betapa tololnya Anda. Anda telah mempercayai hubungan-hubungan semacam itu selama ini. Anda telah menangis karenanya, Anda telah ketawa karenanya – padahal semua hubungan-hubungan duniawi Anda hanya bersifat sementara. Jangan bersandar pada siapa pun. Bersandarlah pada diri sendiri. Jadilah teman bagi diri Anda sendiri. *1 Kehidupan halaman 76
Teman Pertama kita tersebut, sejak kecil hanya percaya terhadap keberhasilan, dia menyenangi keberhasilan. Hidupnya diarahkan agar dirinya selalu berhasil. Dan karena ia berhasil maka teman-temannya banyak. Kemudian, karena dia hanya mempercayai keberhasilan, dia lalai bahwa setiap keberhasilan selalu mengandung potensi kegagalan. Hidup ini tidak melulu berisi keberhasilan, selalu ada pula kegagalan dan dia tidak bisa menerima kegagalan. Wajahnya nampak sedih dan dirinya gelisah karena beberapa kegagalan yang tidak diharapkan mendatanginya yang mengakibatkan teman-temannya menjauh. Dia kehilangan kepercayaan terhadap dirinya sendiri. Dia dalam keadaan “Un-Joy”
Kegelisahan yang kita alami saat ini bukan karena orang lain, tetapi karena Mekanisme Hukuman dan Ganjaran yang ada di dalam diri kita sendiri, dalam tubuh kita, otak kita. *2 Otak pemimpin kita halaman 42
Teman kita tersebut tidak sadar, dia telah menentukan suatu nilai terhadap suatu keadaan. Boleh jadi nilai itu ditanamkan oleh orang tua dan masyarakat, akan tetapi walau bagaimana pun dia mempercayainya. Dan karena itu dia gelisah karena dia menghadapi keadaan yang dia nilai di bawah standar nilainya. Seandainya teman tersebut sadar, maka ini adalah langkah awal untuk mengatasi rasa gelisah.
Sekelumit tentang ciptaan otak manusia
Berikut ini kami petik pandangan Dr. Bambang Setyawan tentang otak manusia dalam buku *2 Otak pemimpin kita.
Wujud-wujud yang kita lihat sekitar kita sesungguhnya ciptaan (pertama) mind kita sendiri. Dalam keadaan tidur pulas, ketika kita tidak dipengaruhi mind, segala wujud sirna. Wujud-wujud sekitar kita, barangkali ada, tetapi bagi kita tidak ada. Kemudian, kita menciptakan nama. Itulah kemampuan kita yang kedua, Nama. Ini meja, itu kursi. Ini batu, itu pohon. Ini kelinci, itu anjing. Semua nama adalah ciptaan mind. Ketiga, Nilai. Kita juga menciptakan nilai bagi setiap wujud dan nama yang telah kita ciptakan. Kita menilai emas lebih tinggi dari besi. Kita mendewakan berlian, dan menganggap rendah batu. Kita menghiasi leher dengan kalung emas berliontin berlian. Kita tidak menggunakan besi untuk membuat kalung dan tidak menghiasi leher dengan liontin batu. *2 Otak pemimpin kita halaman 14
Keempat adalah Keinginan, hasrat, obsesi, niat. Perasaan kita bergejolak, pikiran pun gelisah bila ada keinginan yang tidak terpenuhi. Kelima, Tanggapan. Cara kita menanggapi suatu situasi. Bisa dengan senyuman, bisa dengan beraduh-aduh. Keenam, Pandangan. Kita memandang hidup sesuai dengan referensi yang sudah terekam oleh otak kita. Bila rekaman kita mengatakan “A” jelek, maka setiap kali melihat “A”, kita akan menyimpulkan, “Itu jelek.” Padahal, barangkali “A’ sudah berubah, sudah tidak jelek lagi. *2 Otak pemimpin kita halaman 14
Ciptaan Mind Ketujuh, barangkali yang paling berat, adalah Harga Diri. Kita menentukan harga diri kita, juga harga diri orang lain. Umumnya kita menaruh harga sangat tinggi bagi diri sendiri, dan sangat rendah bagi orang lain. Masih banyak ciptaan mind yang lain. Tujuh ciptaan yang saya sebut hanyalah beberapa di antaranya. Sesungguhnya, kita menderita karena ulah kita sendiri, karena ciptaan mind kita sendiri. Namun, kita tidak mau menerima hal itu, selalu mencari kambing hitam, menyalahkan situasi atau bahkan orang lain. Dengan demikian kita terus menambah konflik. Kita “menciptakan” konflik. *2 Otak pemimpin kita halaman 14
Susah-senang, panas-dingin, semuanya karena mind. Bila kita mencari sebab di luar diri, kita menciptakan masalah baru. Bila kita menyalahkan orang lain, kita memulai konflik baru. Apa yang tercipta oleh mind, termasuk tujuh hal yang kita bicarakan tadi, masih di bawah kendali Lymbic. Segalanya kita kaitkan dengan kenyamanan diri, dengan kepentingan diri. Semuanya kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan insting-insting hewani kita. *2 Otak pemimpin kita halaman 14
Teman Kedua tersebut sudah memahami cara kerja otak, sehingg adia tidak terjebak mengikuti kehendak dunia.
Dunia menilai kewarasan kita dengan keberhasilan kita. Ya “keberhasilan” di mata dunia – keberhasilan duniawi. Tolok ukur dunia sudah pasti duniawi. Sementara itu, Kasih adalah berita surgawi yang turun ke dunia. Kasih memang asing bagi dunia. Bila kita tidak siap diasingkan, janganlah sekali-kali mengundang Kasih ke dalam hidup kita. *3 Ishq Ibadat halaman 27
Bila pikiran demikian besar pengaruhnya, maka permasalahan utama adalah pengendalian pikiran. Pengendalian pikiran kita sendiri. Dan kita harus mulai berteman dengan diri kita sendiri.
Menyadari jati diri
Mulai saat ini, cintailah diri Anda sendiri. Cintailah hidup ini. Jadikan kehidupan ini menjadi sesuatu yang dinamis. Beralirlah seperti sungai. Jangan berhenti dalam perjalanan Anda menuju Lautan Illahi. Belajarlah berkata, “Aku mencintai diriku”. *1 Kehidupan halaman 76
Anda selama ini sibuk mempelajari orang lain, mencintai orang lain, memperhatikan orang lain – sehingga lupa mempelajari diri sendiri, mencintai diri sendiri, memperhatikan diri sendiri. Jangan sibuk membuka selubung orang lain, bukalah selubung Anda sendiri. *Kehidupan halaman 76
Teman Kedua menyadari mengawali dengan berteman dengan diri sendiri. Bahkan dia mulai bertanya-tanya siapakah sebetulnya aku? “Who am I?”
“Aku” bisa eksis tanpa nama. Buktinya, saat kelahiran “aku” tidak membawa nama dari sana. Nama itu adalah pemberian setelah kelahiran”ku”. Kelahiran-“ku”, “aku” sama sekali tidak tergantung pada nama. “aku” tidak lahir karena nama. “Aku” juga tidak pernah menuntut supaya ditentukan namanya dulu sebelum lahir. aku + nama-“ku” = Kepribadian”ku” (bersifat individual) Atau: Kepribadian-“ku” – nama-“ku” = aku (bersifat universal). Nama mengukuhkan individualitas, kepribadian. Tanpa nama, individualitas kita, kepribadian kita menjadi buram. Tidak jelas. Samar-samar. Dalam tradisi Jawa disebut “Semar” – dan, Semar inilah Sosok “Aku” yang Universal. *4 Panca Aksara halaman 72
Cukup menyadari bahwa “Sang Aku” bukanlah mind, bukan pula indra. Mind dan indra bekerja karena Sang Aku. Sang Aku tak terpengaruh oleh mind, indra dan lain sebagainya. *5 Atma Bodha halaman 179
“Aku” bukan pikiran, maka “Aku” bebas dari duka, keterikatan, kebencian, rasa takut dan sebagainya. “Bukan Praana, bukan pikiran, bebas dari dualitas suci-tak suci dan sebagainya”, demikian menurut Shruti. Praana atau energi kehidupan sungguh berarti selama mind masih eksis, karena energi itu pula yang menghidupi mind. But that is not me. Itu bukan Aku. Aku bukanlah Praana yang menghidupi mind. Aku bukan pula mind yang dihidupi Praana. *5 Atma Bodha halaman 217
Banyak orang khususnya para “pakar” menyalahpahami “Aku” sebagai ego. Ego adalah mind. “Aku” adalah Kesadaran Murni. Ego akan membuat Anda angkuh, sombong, arogan. “Aku” adalah jati diri Anda sendiri. Kesadaran Murni justru melembutkan jiwa. *5 Atma Bodha halaman233
Ternyata, perubahan yang terjadi pada badan, pikiran serta perasaanku, status sosial serta ekonomi – semuanya tidak serta merta merubah-“ku”. Ketika kau menyadari hal itu, maka kau terbebaskan dari belenggu “aku” yang kecil dan bersifat individual. Ketika “aku” menyadari “aku” tidak berubah, maka “aku” pun terbebaskan dari belenggu dan pada saat itu juga Sang Aku Sejati “terungkap” dengan sendirinya! Setiap orang yang terbebaskan dari individualitas – menemukan Sang Aku yang satu dan sama. Luar biasa! Maka, para resi merumuskan: “Itulah Kebenaran Hakiki”. Itulah Satya, Al Haqq. *4 Panca Aksara halaman 76
Teman kedua kita mencintai dan berteman dengan dirinya sendiri, dia dalam mkeadaan “Joyfull”.
Menyadari kasih dalam diri
Setelah menyadari tentang diri, harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dan hal tersebut tidak mudah, perlu perjuangan terus menerus. Tetapi betulkah kita hanya mencari kenyamanan diri dalam hidup ini? Bukankah itu juga semacam keserakahan?
Mencintai anggota keluarga adalah baik, tetapi hanya itukah? Apakah tidak ada lagi sesuatu yang lain dalam kehidupan ini? Apakah Anda dapat hidup hanya dengan keluarga sendiri? Apakah Anda dapat mengisolasikan diri Anda dengan cara demikian? Agama mengembangkan kasih, cintai tetanggamu sebagaimana kau mencintai dirimu. Pencinta Lingkungan mengajak mencintai Alam. Negara menginginkan tidak saja mengidentitaskan diri dengan kelompok atau suku tertentu, namun dengan negara Anda sepenuhnya. *1 Kehidupan halaman 3
Planet ini milik kita bersama, bumi yang sama. Walaupun tinggal di planet yang sama, sebenarnya kita hidup dalam dunia-dunia yang berbeda. Kita telah berhasil mengkotak-kotakan dunia ini. Nilai-nilai kita berbeda. Saya merindukan satu dunia, tidak hanya satu planet. Kata ‘planet’ berkesan kejam, sepertinya tanpa kehidupan. Saya merindukan satu keluarga besar, tidak hanya satu umat manusia. *1 Kehidupan halaman 16
Berapa lama lagi kita harus mempertahankan sikap acuh-tak-acuh di antara kita? Berapa lama lagi, jurang-jurang seperti ini dapat memisahkan kita? Kapan kita bisa mulai melihat dunia ini dari sudut pandang yang sama? Hidup terpisah, tanpa mempedulikan orang lain-hal ini tidak masuk akal sehat saya. Pertemuan antara dunia-dunia kita yang berbeda ini sudah menjadi keharusan. Kita tidak dapat menundanya lagi. *1 Kehidupan halaman 16
Kenyataannya perpisahan semacam ini tidak sungguh-sungguh, hanya terjadi dalam pikiran kita. Bagaimana kita dapat berpisah? Kita memiliki bulan, bintang-bintang, matahari yang sama. Saya merindukan satu dunia, tidak hanya satu planet. Kata ‘planet’ berkesan kejam, sepertinya tanpa kehidupan. Saya merindukan satu keluarga besar, tidak hanya satu umat manusia. Konsep saya tentang satu keluarga, adalah satu keluarga besar yang mencakupi bukan hanya manusia saja, tetapi juga burung-burung dan lebah, pohon-pohon dan tanaman, baik mawar liar dan semak belukar, maupun padang rumput yang indah. *1 Kehidupan halaman 16
Setelah merasakan kedamaian dengan diri muncul rasa kasih dalam dirinya. Kemudian rasa kasih tersebut meluap keluar mememberkahi keluarga, tetangga, bangsa dan dunia ini. Dia dalam keadaan “Share Joy to Others”. Dalam bahasa lain dia telah mengalami Peace dengan dirinya, kemudian melakukan Love dengan diri dan seluruh alam semesta, sehingga hidupnya dalammkeadaan Harmony.
Jujur saja, teman kedua kita adalah teman ideal kami, untuk pengetrapan konsepnya dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit. Teori dan konsep lain dengan praktek, dan pada kesempatan ini kami mohon maaf kepada Guru, karena kami merasa hampir selalu mengecewakan harapan Guru. Guru selalu memandu dengan penuh kasih untuk mengetrapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Terima Kasih Guru, semoga kesadaran Guru memancar ke seluruh umat manusia. Terima kasih sahabat-sahabatku, Salam Peace, Love and Harmony!
*1 Kehidupan Kehidupan Panduan untuk Meniti Jalan ke dalam Diri, Anand Krishna, Gramedia Pustaka Utama, 2002.
*2 Otak pemimpin kita Otak Para Pemimpin Kita Dialog Carut Marutnya Keadaan Bangsa, Anand Krishna dkk, One Earth Media, 2005.
*3 Ishq Ibadat Ishq Ibaadat Bila Cinta Berubah Menjadi Ibadah, Anand Krishna, PT Gramedia Pustaka Utama, 2005,
*4 Panca Aksara Panca Aksara Membangkitkan keagamaan dalam diri manusia, Anand Krishna, Pustaka Bali Post, 2007.
*5 Atma Bodha Atma Bodha Menggapai Kebenaran Sejati Kesadaran Murni dan Kebahagiaan Kekal, Anand Krishna, PT Gramedia Pustaka Utama, 2001.
Informasi buku silahkan menghubungi
http://booksindonesia.com/id/
Situs artikel terkait
http://www.anandkrishna.org/oneearthmedia/ind/
http://triwidodo.wordpress.com
http://id-id.facebook.com/triwidodo.djokorahardjo
Januari 2010.