March 7, 2010

Selamat Ulang Tahun Anand Krishna Center Joglosemar

Dalam perjalanan dari Solo menuju Jogyakarta beberapa orang berdiskusi tentang kegiatan Anand Krishna Center Joglosemar. Mari kita dengarkan pembicaraan mereka.

Suara pertama: Saya ingat kegiatan Anand Krishna Center Joglosemar pada tahun 2006, kala terjadi gempa di daerah Jogyakarta dan Klaten. Teman-teman dari Jogya, Solo dan Semarang ikut berpartisipasi melayani masyarakat yang stress karena gempa di PPSTK, Pusat Perbaikan Trauma dan Terapi Keliling yang setiap minggu berpindah lokasi. Beberapa kendaraan diisi tenda, tikar obat-obatan, buku dan pakaian bekas dan sound sistem sederhana, berangkat bersama beberapa sepeda motor dari Jogyakarta menuju lokasi. Seorang fasilitator melatih masyarakat menghilangkan trauma akibat gempa dengan melakukan “voice culturing”. Dua orang dokter dibantu beberapa perawat dadakan mengadakan pengobatan gratis, sedangkan beberapa teman yang lain melakukan reiki kepada beberapa warga yang minta direiki. Yang masih muda-muda mengajak anak-anak bermain dan bernyanyi menghilangkan trauma.

Suara kedua: Saya ingat beberapa warga dapat merasakan manfaatnya dan menelpon kapan dapat kembali ke tempat tinggal mereka lagi. Sulit memenuhi keinginan masyarakat, karena keterbatasan setiap hari sudah bada dua tempat berbeda yang dijadwalkan untuk dikunjungi. Teman-teman sebagian besar bekerja dan sebagian lain mahasiswa yang hanya bisa melayani pada waktu hari libur.

Suara ketiga: Saya ingat beberapa tahun sebelum terjadi gempa tersebut, beberapa kegiatan pesta rakyat dan terapi ceria dilakukan di pelataran Candi Borobudur dan Candi Prambanan setiap dua minggu sekali. Dan kemudian acara terapi ceria di Sragen, Pati, di beberapa mall di Solo, Jogya dan Semarang. Kenangan indah yang tidak terlupakan.

Suara keempat: Iya teman-teman menyanyikan beberapa lagu pop yang telah diganti liriknya sehingga bernuansa kebangsaan. Kepada anak-anak kecil ditunjukkan syairnya dan langsung mengikuti lagu dengan mudah. Tanpa terasa jiwa kebangsaan telah merasuk ke dalam diri mereka. Apalagi di setiap acara selalu saja ada pemberian hadiah berupa kaos “Kau”. Kau orang Indonesia apa pun agamamu, apa pun sukumu Kau Orang Indonesia, Aku cinta Kau.

Suara kelima: Kemudian teman-teman mengadakan beberapa seminar tentang kebudayaan menghadirkan Bapak Anand Krishna, bahkan Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur DI Yogyakarta pernah hadir bersama-sama. Juga, beberapa acara bedah buku di Toko Buku Gramedia di Jogya, Solo dan Semarang. Kemudian beberapa temu hati masyarakat dengan Bapak Anand Krishna. Pernah juga mengadakan acara nonton wayang bersama di Sriwedari Solo untuk membangkitkan kecintaan generasi muda kepada budaya sendiri. Ratusan siswa-siswi SMP, SMA se Solo hadir melihat wayang orang. Selanjutnya teman-teman mengadakan beberapa pelatihan tentang MTDS, Menghajar Tanpa Dihajar Stress baik di Jogya, Solo maupun Semarang yang ditujukan kepada para Guru Sekolah dan Pengajar Perguruan Tinggi.

Suara keenam: Suka duka adalah biasa dalam perjalanan sebuah organisasi.  Dan puji syukur, alhamdulillah sejak dua tahun yang lalu AKC Joglosemar sudah punya tempat latihan tetap di Jogyakarta. Ada Taman Bacaan dan Koperasi yang menyediakan buku-buku karya Bapak Anand Krishna. Dan semoga dalam waktu dekat dilengkapi dengan Klinik Layanan Dokter bagi masyarakat sekitar.

Suara ketujuh: Berbeda usia, berbeda profesi, berbeda agama, berbeda suku, serta berbeda latar belakang pendidikan ternyata dapat bekerja sama melayani Ibu Pertiwi. Mencerdaskan bangsa, membangkitkan kecintaan terhadap budaya. Kemudian, beberapa kali berkumpul dengan seluruh teman dari Indonesia di Ciawi atau Bali membangkitkan semangat kebangsaan. Mestinya demikianlah Indonesia, semua pihak bersatu padu bekerja sama demi Ibu Pertiwi.

Suara kedelapan: Joglosemar bukan nama yang kebetulan. Joglo adalah rumah adat yang terbuka, hanya kamar orang tua yang tertutup sedangkan ruang lainnya terbuka hanya dibatasi “rana”, skelsel pembatas ruang setinggi almari. Setiap tindakan anak diketahui orang tuanya, tidak mungkin seorang anak masuk kamar nyetel video porno sendirian. Rumah Joglo adalah simbol keterbukaan. Semar juga bukan sekadar nama. Semar adalah suatu keadaan. Dalam bahasa Jawa, Semar merupakan gabungan, singkatan dari dua kata. “Se” atau “sengsem” dan “Mar” atau “marsudi”. “Sengsem” berarti ketertarikan, kesenangan, cinta. “Marsudi” berarti “mencari”. Jadi, Semar adalah suatu keadaan di mana manusia mulai ‘senang mencari’. Setiap manusia yang senang mencari, adalah “Manusia Semar”. Saat ini masih sibuk mengumpulkan gundu. Pada suatu ketika nanti, dia akan mengumpulkan mutiara. Saat ini masih mengejar bayang-bayang. Kelak akan menyelami Kebenaran. Joglosemar semoga menjadi rumahnya Semar.

Suara kesembilan: Anand dipahami lewat istilah Anandamaya Kosha atau lapisan kesadaran Ananda. Lapisan kesadaran spiritual. Lapisan “kebahagiaan yang kekal abadi atau langgeng”. Kebahagiaan yang tidak mengalami pasang surut lagi. Krishna adalah orang bijak dalam bharatayuda, sang pikiran jernih dalam pertempuran antara kelompok dharma melawan adharma. Nama Anand Krishna adalah nama Tokoh Pencinta Bangsa yang mendirikan Yayasan Anand Ashram. Anand Krishna Center adalah Pusat Kesehatan Holistik & Pelatihan Meditasi.

Kesembilan suara berteriak bersama: Selamat Ulang tahun AKC Joglosemar, Sukses Selalu!

Situs artikel terkait

http://oneearthmedia/ind/

http://triwidodo.wordpress.com

http://id-id.facebook.com/triwidodo.djokorahardjo

Maret 2010.

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone