July 13, 2010

Pesta Ala Sufi di Anand Ashram Bersama Para Santri Pesantren Abdurahman wahid Sokotrunggal

Perjalanan menuju Ciawi dimana padepokan One Earth, One Sky and One Human Kind tidaklah begitu sulit namun tetap melewati jalur yang berliku dan berkelok memang seperti itulah jika menuju tempat yang indah. Ah, sampai juga di padepokan bernuansa Indonesia ini. Padepokan dihiasi oleh simbol-simbol agama terbesar, sebagai perlambang kebhinekaan Indonesia, juga ada tempat ibadah dari agama terbesar sehingga para peserta meditasi dapat tetap menyelesaikan ritus keagamaannya.

Ternyata padepokan One Earth, One Sky and One Human Kind sedang kedatangan tamu untuk mengikuti program Youth And Empowerment. Sebenarnya Gus Nuril dijadwalkan untuk hadir hari itu memberikan ‘pencerahan’nya untuk kita semua, terutama pandanganya tentang kebhinekaan Indonesia. Namun karena permasalahan teknis Gus Nuril batal datang hari itu, dan di jadwalkan besok minggu 04 Juli 2010 , pukul 10.

Namun acara pesta para sufi tetap berlangsung, setelah menyelesaikan ibadah sholat magrib bagi yang beragama islam, kemudian kami makan malam bersama. Dengan masakan sederhana dan vegetarian namun amat lezat dikarenakan memang lapar dan juga suasana kebersamaan dan alami di padepokan membuat masakan terasa begitu nikmatnya di lidah.

Selesai makan malam acara di mulai sekitar pukul 19.00 kami semua berkumpul di aula As salam yang dihiasi dengan nuansa merah putih sebagai penyemangat kebangsaan dan juga symbol-simbol keagaman yang menandakan kebhinekaan Indonesia.

Meditasi di bimbing oleh bapak Dian martin sebagai pemandu jalannya meditasi, di mulai dengan memutar musik lembut, dan kemudian dzikir. Peserta meditasi yang ingin melakukan tarian sufi yang di populerkan oleh Jalludin Rumi mulai berputar-putar seiring dengan Musik dan Dzikir. Bagi peserta yang tidak ingin melakukan tarian tetap duduk dan memejamkan mata sambil bergoyang-goyang megikuti irama dan Dzikir yang kian waktu kian dipercepat temponya.

Ah…..
Tarian persembahan terhadap sang kekasihpun selesai……….
Tarian ini memiliki makna adalah mempersembahkan segala keburukan diri kita kepada yang maha mendaur ulang, apa yang dapat kita persembahkan untukNya, cinta, kasih ah jangan bohongi diri sendiri, kita belum memiliki cinta, belum mengenal kasih. Yang kita miliki adalah keangkuhan, keserakahan, amarah, iri hati. Semua itu harus diserahkan kepadaNya agar di daur ulang dan dikembalikan sebagai kegembiraan dan cinta kasih. “Inna Lilahi Wainna Lillahi Rajiun”, semuanya kembali dan berpulang kepadamu ya Rabb, keangkuhanku, kesombonganku, amarahku bahkan ego ku inipun ku serahkan padamu ya Rabb…..

Acara selanjutnya adalah berpesta bersama, berpesata = bergembira, bergembira yang bermanfaat, bergembira yang menambah wawasan berkembangsaan dan berkeagamaan. Para penguruas Anand Ashram memberikan pertunjukan yang luar biasa menghiburnya, membuat para peserta yang hadir menikmatimalam mingguan dengan suka cita, dengan tertawa, sebuah perayaan sebagai wujud bersyukur atas nikmat illahi.

Acara ditutup oleh 2 lagu indah oleh teman-teman dari Pesantren Abdurahman wahid Sokotrunggal, dan ‘pencerahan’ dari seorang Santri tentang kebhinekaan dan bagaimana agama mengapresiasi kebhinekaan Indonesia. Luar biasa, Gus Dur terimakasih, jerih payahmu membangunkan para muda telah berbuah, malam ini jiwa ku membara melihat anak didikmu Gus Dur. Aku merasakan kehadirnmu di sini Gus Dur, juga engkau Gus Nuril. Melalui wakil ketua Yayasan Anand Ashram , Pak Yudha mengatakan sebagai tanda teriamaksih atas perjuangan Gus Dur padepokan One Earth, One Sky and One Human Kind menyediakan satu ruangan khusus yang diperuntukan sebagai apresiasi terhadap perjuangan Gus Dur yang diberi nama Gus Dur Memorial Open Space.

Ibu pertiwi ku rasakan senyummu diatara pilu hatimu melihat sebagian kecil anak-anakmu yang tengah berupaya menseragamkan negeri, namun melalui anak-anak muda ini cahaya kebhinekaan akan kembali menyinari negeri ini, amin ya Rabb amin.

Terimakasih Gus Dur, Terimkasih Gus Nuril, Terimakasih para Pesantren Abdurahman wahid Sokotrunggal, Terimakasih Yayasan Anand Ashram, Terimakasih sahabat semua. Terimakasih Bapak.

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone