Ketika terbaring dirumah sakit, yang membuat saya gelisah adalah sederet obsesi yang belum tercapai, obsesi yang berawal dari kebiasaan menyia-nyiakan waktu. Banyak pekerjaan yang sebenarnya bisa saya selesaikan, namun saya tunda dengan satu alasan bahwa itu bisa saya kerjakan esok. Ketika terbaring dalam kondisi sakit, rasanya maut sedemikian dekat. Dan untuk menghindari maut saya bersembunyi, menggunakan alibi bahwa masih banyak kekurangan yang mesti saya kerjakan, saya membutuhkan waktu. Ah siapa yang sebenarnya sedang saya tipu ?. Ketakutan saya disebabkan karena keringnya jiwa saya, dan salah satu penyebabnya adalah selalu menyia-nyiakan waktu sehingga selalu menunda apa yang bisa saya kerjakan hari ini karena saya menganggap esok masih ada.
Kebiasan buruk menunda-nunda sesuatu yang bisa di kerjakan hari ini hanya bisa terjadi jika kita tidak menghargai waktu, kita masih menganggap hari esok itu ada. Mungkinkan ada jaminan bahwa hari esok masih ada ?. Biarlah hari esok tetap menjadi misteri, seperti maut. Maut dapat datang kapanpun, dan kita semua menyadarinya, namun tetap saja kita tidak perduli karena kesadaran kita berpusat pada maut hanya untuk orang tua saja. Dan kita semua meyakini bahwa kita akan mati dalam usaia tua. Sekali lagi apa ada jaminan akan hal itu ?.
Kerjakan apa yang bisa kita kerjakan hari ini jangan menundanya hingga esok hari, barang kali, hanya sebuah kemungkinan saja esok kiamat datang. Atau mungkin, hanya kemungkinan saja esok maut sudah datang menjemput sehingga kit atidak akan lagi dapat merasakan hari esok. Dan di dalam sakralatul maut pikiran kita tidak mengingat Tuhan, melainkan menginggat apa-apa yang belum kita kerjakan.
Dan menjelang hari kemerdekan Republik Indonesia yang ke 65 ini, marilah kita sama-sama mempertanyakan komitmen kita terhadap Ibu Pertiwi. Mari kita perbaiki kondisi yang ada dengan memperbaiki diri sendiri, dengan memulainya dari hal-hal yang keci semisal dengan tidak membuang sampah sembarangan, dengan membatasi penggunaan kantong plastic, dengan membeli buah hasil petani, dengan menghemat, dengan tidak berkorupsi. Hal-hal kecil yang bisa kita lakukan, lakukanlah SEKARANG jangan menundanya hingga ESOK. Aku Cinta Indonesia Dan Bangga Menjadi Orang Indonesia, Jaya Indonesia !.
= =
Di Publikasikan di :
Refrensi :
Komentar Pak Marhen.
Marhento Wintolo : Bung Morten G, bangga jadi org org Indonesia tdk pakai ‘tapi’. Lahirnya pemimpin bodoh berasal dr pemilih yg bodoh pula. Lahirnya pemimpin korup berasal dr rakyat yg korup. Siapa bilang rakyat kita tdk korup.
Coba perhatikan rakyat petani. Mrk malas jualan langsung ke end user. Mrk lbh senang berserah diri pd tengkulak. Alhasil harga jd tinggi tp keuntungan dinikmati tengkulak. Banyak alasanlah. Jk kita bangga jd org Indonesia mari kita mulai dr diri sendiri. Dari hal2 sederhana saja. Mis gunakan produk dlm negeri.
Tdk buang sampah sembarangan. Jk kita belanja, tolak jk diberi plastik berlbhan. Sering kt tdk sadar membuang tas kresek tanpa manfaat,mis tuk bungkus sampah dulu. Jk barang msh bs dikantongi tolak jh diberikan tas kresek. Dan msh banyak lagi… Salam Indonesia…. Mulailah amati perbuatan kita. Apakah merugikan org lain serta lingkungan…. Hdplah berselaras dg alam….