September 6, 2010

Surat – Surat Islam Dari Endeh 4

(Surat menyurat Ir. Soekarno kepada Tuan A. Hasan, Guru “Persatuan Islam” Bandung 1 Desember 1934 hingga 25 Nopember 1936 , Sumber refrensi : Islam Sontoloyo : Pikiran-Pikiran Sekitar Pembaruan Pemikiran Islam  –  Ir Soekarno  –  Sega Arsy  2010)

Endeh, 15 September 1935,

Assalamu’alaikum,

Paket Pos telah kami ambil dari kantor pos, kami di Endeh semua menyampaikan banyak terimakasih atas potongan 50% yang Tuan izinkan itu. Kawan-kawan semua bergirang, dan mereka bermaksud lain kali akan memesan buku-buku lagi, Insya Allah.

Saya sendiripun tak kurang-kurang berterimakasih, mendapatkan hadiah lagi beberapa brochures. Isinya brochure kongres Palestina itu, tak mampu menangkap “Center Need Of Islam”. Di Palestina orang tak lepas dari convensionalusm, tak cukup kemampuan buat mengadakan perubahan yang radikal di dalam aliran nyata membawa Islam kepada kemunduruan. Juga pimpinan kongres itu ada “rumit”, orang seperti tidak tahu apa yang dirapatkan, bagaimana caranya tehnik kongres. Program kongres yang terang dan nyatapun tidak ada. Orang tidak zangkelijk, dan saya kira kongres itu, orang terlalu “menutup pantat satu sama lain” terlalu “caressing each other”, terlalu “mekaar lekker maken”. Memang begitulah gambarannya di dunia Islam sekarang ini : kurang ruh yang nyata, kurang tenaga yang wujud, terlalu membedaki satu sama lain”, terlalu membanggakan sesuatu negeri Islam yang ada sedikit berkemajuan. Orang Islam biasanya sudah bangga kepada “Mesir” dan “Turki”! terlalu mengutamakan pulasan-pulasan yang sebenarnya tiada tenaga ! ! !

Brosur yang lain-lain sedang saya baca, Inya Allah nanti saya akan ceritakan kepada Tuah saya punya pendapat tentang brosur-brosur itu. Terutama brosurnya Tuan A.D Hasnie saya perhatikan betul-betul. Buat sekarang ini, sesudah saya baca brosur Hasnie sambil lalu, maka bisalah saya katakana bahwa “cara pemerintahan Islam” yang diterapkan di situ itu, tidaklah memuaskan saya, karena kurang “up to date”. Begitulah hukum kenegaraan Islam ?, Tuah A. D. Hasnie menerangkan, bahwa dekorasi parlementer itu menyelamatkan dunia ?. Memang sudah satu anggapan-tua, bahwa demokrasi parlementer itu puncaknya ideal cara pemerintahan. Juga Moh. Ali di dalam ia punya tafsir Al – Quran yang terkenal, mengatakan bahwa itu idealnya Islam. Padahal ada cara pemerintahan yang lebih sempurna lagi, yang juga bisa dikatakan cocok dengan azas-azas Islam!.

Kejadian di Bandung yang Tuan beritakan, sebagian saya sudah tahu, bagaimana belum tahu. Tuan telah punya anak telah dipanggil  lagi ketempat asalnya. Saya bisa menduga Tuan punya duka cinta, dan saya pun semakin insyaf, bahwa manusia punya gidup adalah sama sekali di dalam gemgaman illahi. Yah, kita harus tetap tawakal, dan haraplah Tuan suka sampaikan saya punya ajakan tawakal itu kepada saudara-saudara yang lain-lain, yang juga di timpa kesedihan.

Sampaikan salamku kepada semua.

SOEKARNO.

Endeh, 25 Oktober 1935

Assalamu’alaikum,

Sedikit kabar yang perlu anda ketahui : hari Jumat, malam sabtu 11/12 Oktober yang  lalu, saya punya ibu mertua, yang ikut saya ke tanah Intermiran, telah pulang ke rahmatullah. Suatu percobaan yang sangat berat bagi saya dan saya punya isteri, yang alhamdulliah, kami pikul dengan tenang, tawakal dan ikhlas kepada illahi. Berkat bantuan Tuhan. Inggit tidak meneteskan airmata setetespun juga, begitu juga saya punya anak Ratna Juami, semoga Allah senantiasa menguatkan apa yang masih lembek pada kami bertiga. Yang timah menjadi besi, yang besi menjadi baja, amin!. Keakitan ibu mertua dan wafatnya , adalah menyebabkan saya belum bisa menulis surat yang panjang, maafkanlah! Sakit ibu mertua hanya empat hari.

Wassalam

SUKARNO

Bung Karno tengah membangunkan kita semua, membangunkan bangsanya. Satu hal yang Bung Karno yakini adalah jikalau Islam bangkit, maka bangkitlah negeri ini. Namun bukan Islam  secara lisan, bukan Islam phisik, bukan Islam riasa, Bukan Islam pulasan-pulasan melainkan ruhnya Islam. Apinya Islam. Jiwanya Islam. Oleh karenanya Bung Karno memberikan perbandingan kemajuan di Negara Islam dengan tuntutan jaman, karena pemahaman kita semua tentang Islam berhenti kepada Negara Islam, berdirinya Negara Islam dan berlakunya Syariat Islam. Islam lebih dari pada undang-undang Syariat, Islam adalah Nikmat bagi Alam Semesta, oleh karenya jikalau Api Islam bangkit, Jikalau Jiwa Islam bangkit maka berjayalah negeri ini. Berjayalah Prikemanuasia dan Prikeadilan.Meski sebuah Negara menggunakan undang-undang syariat jikalau nilai-nilai kemanuas dan cinta kasih tidak tumbuh dan berkembang, maka negeri itu belumlah bangkit jiwa Islamnya.

Di samping itu Bung Karno juga menerangkan bahwa apa yang terjadi kepada kehidupan kita, hendaknya dapat terus memicu terjadinya pengembangan diri (evolusi diri) , Yang timah menjadi besi, yang besi menjadi baja. Dan itulah inti dari surat bung Karno ini, bahwa semua tidak mungkin berhenti, semua sedang bergerak, dan pemahaman kitapun harus terus bergerak, harus terus hidup. Dan itu adalah kehendak Illahi, kehendal Allah Tuhan yang maha esa adanya.

Bersambung . . . . . . . . . .

==

Di Publikasikan di :

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone