September 15, 2010

Surat – Surat Islam Dari Endeh 5

(Surat menyurat Ir. Soekarno kepada Tuan A. Hasan, Guru “Persatuan Islam” Bandung 1 Desember 1934 hingga 25 Nopember 1936 , Sumber refrensi : Islam Sontoloyo : Pikiran-Pikiran Sekitar Pembaruan Pemikiran Islam  –  Ir Soekarno  –  Sega Arsy  2010)

Endeh, 14 Desember 1936

Assalamu’alaikum,

Kiriman “Al-lisaan”, telah saya terima mengucapkan diperbanyak terima kasih kepada saudara. Terutama nomor ekstra persoalan “debat taqlid”, adalah sangat menarik perhatian saya. Saya ada maksud insya Allah kapan-kapan, akan menulis suatu artikel pemandangan atas nomer extra taqlid itu, artikel yang nanti boleh saudara muat pula ke dalam “Al-lisaan’. Sebab cocok dengan anggapan Tuan, Soal taqlid ini sangat maha penting bagi kita kau Islam umumnya. Taglid adalah salah satu sebab yang besar dari kemunduran Islam sekarang ini. Semenjak ada aturan taglid, di situlah kemunduruan Islam cepat sekali. Tak heran ! Dimana genius dirantai, dimana akal pikiran diterungku, disitulah datang kematian.

Saudara telah cukuplah keluarkan alasan-alsan dalil Quran dan hadis. Saudara punya alasan-alasan itu , sangat meyakinkan.

Tapi masih ada pula alasan-alsan lain yang menjadi vonis atas aturan taqlid itu alasan-alsan “tarikh”, alasan-alasannya “sejarah”, maka tampaklah di situ akibat taqlid itu sebagai garis ke bawah , garis decline, sampai sekarang . Umumnya kita punya kiai-kiai atau ulama-ulama tak ada sedikitpun “feeling” kepada sejarah, ia boleh saja katakan tak mengetahui sedikitpun dari sejarah itu. Mereka punya minat hanya menuju kepada “agama khusus” saja, dan dari agama khusus ini, terutama bagian fiqih. Sejarah, apa lagi bagian “yang lebih dalam” , yakni yang mempelajari “kekuatan-kekuatan masyarakat” yang “menyebabkan” kemajuan atau kemunduran suatu bangsa, sejarah itu penting. Apa “sebab” mundur? Apa “sebab” bangsa ini dizaman ini begini? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang maha penting yang harus berputar terus-menerus di dalam diri kita punya ingatan, kalau kita mempelajari naik turunnya sejarah itu.

Tetapi bagaimana kita punya kiai-kiai dan ulama-ulama ?, Tajwid tetapi pengetahuannya tentang sejarah umumnya “nihil”. Paling mujur mereka hanya mengetahui “tarikh Islam” saja, dan inipun terambil dari buku-buku tarikh Islam yang kuno, yang tidak dapat tahan ujian modern science, yakni tak dapat “tahan” ujiannya pengetahuan modern.

Padahal justeru ini sejarah yang mereka abaikan itu, justeru ini persaksian sejarah yang mereka remehkan itu, membuktikan dengan nyata dan dasyat, bahwa dunia Islam adalah sangat mundur semenjak muncur aturan taqlid. Bahwa dunia Islam adalah laksana bangkai hidup , semenjak ada anggapan bahwa Islam adalah mati geniusnya, semenjak ada anggapan bahwa mustahil ada mujtahid yang bisa melebihi “iman yang empat”, jadi harus mentaklid saja kepada tiap kali atau ulama dari suatu mazhab imam yang empat itu! Alangkah baiknya, kalau kita punya pemuka agama melihat garis ke bawahnya seajrah semenjak ada taqlid-taqlidan itu, dan tidak hanya mati-redup, bagun-tidur dengan kitab fiqih dan kita parukunan saja!.

Salam kepada Saudara-saudara yang lain.

Wassalam

SUKARANO

Apa yang terjadi di Jaman Bung Karno, masih terjadi di sini, pada saat ini. Ketika sedang menunggu waktu berbuka puasa, semua teve menyiarkan siraman rohani, ada yang menarik ibu saya berkomentar, “Kenapa yang dibicarakan hanya surga?, neraka?, dan pahala? . . . . . . . .

Sebenarnya komentar ibu saya masih panjang, mungkin bukan komentar, tetapi itu adalah kebingungan seorang awam, ibu saya dalah seorang awam yang sedang mencoba mengerti tetntang agama, namun selalu terbentur pada akherat, pada surga, pada neraka, pada pahala. Tidakah ada sesuatu yang lebih penting untuk diketahui?, untuk dipelajari?. Setidaknya itu yang saya dapat tangkap dari pertanyaan ibu saya.

Dan Bung Karno telah menjawabnya, SEJARAH !.

Di dalam sejarah terpapar dengan jelas pada masa siapa dan jaman apa Islam menjadi jaya dan berkembang dengan pesat, dan pada jaman apa Islam menjadi redup dan hanya menjadi alat politik kekuasaan.

Saya pernah menonton film documenter tentang  Islam berdurasi sekitar  2 jam. Yang menerangkan tetang awal Islam dari lahirnya nabi Muhammad hingga meninggalnya sang Rasul. Kemudian penyebaran Islah, hingga lahirnya paham Wahabi menjelaskan dengan sangat gamblang sebab Islam menjadi redup. Yaitu pada masa ketika akal (ILM) di bekukan.

Pada masa itu, yang di bahas hanyalah tentang Jihad dalam pengertian sempit yaitu “perang” dan di gunakan untuk keperluan politik untuk meraih kekuasaan.  Dan ini adalah tantangan buat kita semua, untuk kembali menemukan “Apinya Islam”, “Jiwanya Islam”, “Ruhnya Islam”. Dengan cara kembai menggunakan Akal (ILM).

Alasan kenapa orang Islam banyak yang menolak kemodernan barat, karena peristiwa ratusan tahun lalu, ketika perang salip terjadi. Peristiwa itu meninggal trauma di jiwa orang Islam, dan untuk membebaskannya orang Islam sendiri harus mempelajari sejarah, mencari sebab perang salib itu terjadi, dan mengakui kesalahan bahwa pada masa itu cita-cita Islam yang digagas oleh Sang Rasul sudah melencengng jauh dari cita-cita Sang Baginda Nabi.

Islam adalah Nikmat Bagi alam Semesta,

Islam adalah Anugrah.

Namun kemudian kenapa banyak orang yang menganggap Islam adalah sarangnya kekerasan ?, hal itu karena kesalahan kita sendiri. Dan kesalahan itu ada di dalam garisnya sejarah, dan kita dapat menemukannya jika kita mau mempelajarinya.

Dan untuk sejarah negeri sendiri ada banyak hal yang perlu di pelajari tentang Islam, dan perlu juga diperbaiki. Berkisar dimasa akhir jaman Majahpahit, banyak sekali kejadian bersejarah tentang perkembangan Islam di Nusantara yang tidak kita ketahui dan tidak tercatat di dalam buku sejarah, kita harus mau dan berani menggalinya kembali agar kita dapat menyadari kesalahan yang terjadi. Dan dari sana kita akan dapat menarik garis ke sejarah Islam dunia.

Bersambung . . . . . . . . . .

==

Di Publikasikan di :

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone