Bung Karno sosok perkasa ini akan selalu dikenang sebagai toko dunia yang lahir dari rahim Indonesia, rahim Nusantara. Pemikiran-pemikiran bung Karno ibarat mutiara yang senantiasa selalu bersinar, salah satunya adalah pemikiran bung Karno tentang Islam. Pemikiran yang sangat maju dijamannya, bahkan hingga saat ini sehingga tidak banyak yang dapat menerima, bahkan merasa terancam oleh pemikiran bung Karno ini. Dengan pemikiran-pemiran tersebut bung Karno konon khabarnya diangkat menjadi Tokoh Pembaharu disandingkan dengan sederet nama tokoh islam, namun kemudian gelar itu dihapuskan oleh pemerintah Soeharto dikarenakan dianggap pemikiran bung Karno mengarah pada konsep-konsep sekuler.
Dalam kurun waktu 1 Desember 1934 hingga 25 Nopember 1936 tercatat surat menyurat bung Karno yang berisikan pemikiran beliau tentang Islam, Salah Satu Jargonya yang cukup menyengat dan pedas adalah “Islam Sontoloyo”.
Saya mencoba menghadirkan surat-menyurat bung Karno dari Endeh secara bersambung, semoga dapat kita renungakan bersama, isi dari surat menyurat itu tidak saya edit saya tampilkan apa adanya, saya hanya memberikan sedikit ulasan pada bagian awal dan bagian akhir. Semoga surat menyurat ini dapat mencerdaskan kita semua dan dapat menghidupkan api Islam di negeri tercinta ini, bung Karno telah melihat bahwasanya kebangkitan Islam di negeri ini adalah kebangkitan negeri ini, oleh karenanya mari kita selami pemikiran beliau untuk kemajuan bangsa Indonesia.
(Surat menyurat Ir. Soekarno kepada Tuan A. Hasan, Guru “Persatuan Islam” Bandung 1 Desember 1934 hingga 25 Nopember 1936 , Sumber refrensi : Islam Sontoloyo : Pikiran-Pikiran Sekitar Pembaruan Pemikiran Islam – Ir Soekarno – Sega Arsy 2010)
Endeh, 1 Desember 1934
Assalamu’alaikum,
Jikalau saudara-saudara memperkenankan, saya minta saudara mengasih hadiah kepada saya buku-buku yang tersebut berikut ini : Pengajaran Sholat, Utusan Wahabi, Al Muctar, Debat Talqien. Al Burhan Complete, Al Jawahir.
Kemudian, jika saudara-saudara bersedia, saya minta sebuah risalah yang membicarakan soal “sajid”. Ini buat saya bandingkan dengan alasan-alasan saya sendiri tentang hal ini. Walaupun Islam zaman sekarang menghadapi soal yang beribu-ribu kali lebih besar dan lebih rumit dari pada soal “sajid” itu, tetapi toch menurut keyakinan saya, salah satu kejelasan Islam Zaman sekarang ini, ialah pengamatan manusia yang menghampiri kemusrikan itu. Alasaan-alasan kaum “sajid” misalnya, mereka punya “brosur kebenaran”, saya sudah baca, tetapi tidak bisa menyakinkan saya. Tersesatlah orang yang mengira, bahwa Islam mengenal satu “Aristokrasi Islam”. Tiada satu agama yang menghendaki kesamarataan lebih daripada Islam. Pengeramatan manusia itu adalah salah satu sebab yang mematahkan jiwa suatu agama dan umat, oleh karena pengeramatan manusia itu melanggar tauhid. Kalau tauhid rapuh, datanglah kebathilan!.
Sebelum dan sesudahnya terima itu buku-buku yang saya tunggu-tunggu benar, saya mengucapkan terimakasih.
Wassalam,
SUKARNO
==
Endeh, 25 Januari 1935
Assalamu’alaikum,
Kiriman buku-buku gratis berserta karto pos, telah saya terima dengan girang hati dan terimakasih yang tiada hingga. Saya menjadi termenung sebentar, karena tak selayaknya di limpahi kebaikan hati saudara yang sedemikian itu. Ya Allah Yang Maha Murah!.
Pada ini hari semua buku dari saudara yang ada pada satya, sudah habis saya baca. Saya ingin sekali membaca lain-lain buah pena saudara. Dan ingin pula membaca “Bukhari” dan “Muslim” yang sudah tersalin dalam bahasa Indonesia atau Inggris saya perlu kepada Mukhari dan Muslim itu, karena di situlah di himpun hadis-hadis yang sahih. Padahal saya membaca keterangan dan salah seorang pengenal Islam bangsa Inggris, bahwa di hadis-hadis Bukhari pun masih terselip hadis-hadis yang lemah. Dia menerangkan bahwa kemunduran Islam, kekunoan Islamm, kemesuman Islam, ketahayulan orang Islam, banyaklah karena hadis lemah itu, yang sering lebih “laku” dari ayat-ayat Al Quran. Saya kira anggapan ini adalah benar. Berapa besarkah bencana yang telah datang pada umat Islam dari misalnya “hadis” yang mengatakan bahwa “dunia” bagai senai akherat bagi orang “muslim”, atau “hadis” bahwa satu jam bertafakur adalah lebih baik dari pada beribadah satu tahun, atau “hadis” , bahwa orang-orang Mukmim harus lembek dan menurut seperti unta yang telah di tusuk hidungnya!.
Dan adakah persatuan Islam sedia sambunganya Al Burhan I – II ? pengetahuan saya tentang “Wet” mendesak kepada “Dien”
Haraplah sampaikan saya punya compliment kepada Tuan Natsir atas ia punya tulisan-tulisan yang memakai bahasa Belanda. Anatara lain ia punya Inleiding di dalam “Komt tot bet gebed” adalah menarik hati.
Wassalam dan Silaturrahmi.
SOEKARNO
. . . . . . Bersambung
==
Di Publikasikan di :