October 31, 2010

Yang Jahat Akan Ditenggelamkan Oleh Kejahatannya

Pada jaman dahulu, tersebutlah seekor ayam yang bersahabat dengan seekor kera. Namun persahabatan itu tidak berlangsung lama, karena kelakuan si kera. Pada suatu petang Si Kera mengajak si ayam untuk berjalan-jalan. Ketika hari sudah petang si Kera mulai merasa lapar. Kemudian ia menangkap si Ayam dan mulai mencabuti bulunya. Si Ayam meronta-ronta dengan sekuat tenaga. Akhirnya, ia dapat meloloskan diri.

Ia lari sekuat tenaga. Untunglah tidak jauh dari tempat itu adalah tempat kediaman si Kepiting. Si Kepiting adalah teman sejati darinya. Dengan tergopoh-gopoh ia masuk ke dalam lubang kediaman si Kepiting. Disana ia disambut dengan gembira. Lalu Si Ayam menceritakan semua kejadian yang dialaminya, termasuk penghianatan si Kera.

Mendengar hal itu akhirnya si Kepiting tidak bisa menerima perlakuan si Kera. Ia berkata, “marilah kita beri pelajaran kera yang tahu arti persahabatan itu.” Lalu ia menyusun siasat untuk memperdayai si Kera. Mereka akhirnya bersepakat akan mengundang si Kera untuk pergi berlayar ke pulau seberang yang penuh dengan buah-buahan. Tetapi perahu yang akan mereka pakai adalah perahu buatan sendiri dari tanah liat.

Kemudian si Ayam mengundang si Kera untuk berlayar ke pulau seberang. Dengan rakusnya si Kera segera menyetujui ajakan itu. Beberapa hari berselang, mulailah perjalanan mereka. Ketika perahu sampai ditengah laut, mereka lalu berpantun. Si Ayam berkokok “Aku lubangi ho!!!” Si Kepiting menjawab “Tunggu sampai dalam sekali!!”

Setiap kali berkata begitu maka si ayam mencotok-cotok perahu itu. Akhirnya perahu mereka itu pun bocor dan tenggelam. Si Kepiting dengan tangkasnya menyelam ke dasar laut. Si Ayam dengan mudahnya terbang ke darat. Tinggallah Si Kera yang meronta-ronta minta tolong. Karena tidak bisa berenang akhirnya ia pun mati tenggelam.

Renungan  :

Seringkali kita berada posisi si kera, karena merasa kuat dan berkuasa kita berlaku sewenang-wenang , kita melakukan kejahan karena terbawa nafsu perut dan syahwat. Kita kemudan menghalakan segala cara, apapun kita tempuh yang penting nafsu kita terpuaskan, kita lupa ada hukum alam yang mengatur, hukum aksi dan reaksi, sebuah hukum yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Dengan pemikiran dan keberanian maka ayam dan kepiting dapat menjatuhkan kera yang merupakan symbol dari kejahatan, dengan bantuan alam sebagai sungai maka kejahatan itu ditenggelamkannya. Dan yang jahat pasti akan tenggelam.

Pilihan ada ditangan kita untuk menjadi kera yang mengikuti nafsunya atau menjadi pejuang seperti ayam dan kepiting melawan kejahatan diri sendiri, melawan ketidaksadaran diri sendiri, pilihan ada ditangan kita. Menjadi penjahat, mengikuti nafsu sendiri maka kita akan di makan oleh alam, kita akan ditenggelamkan oleh kejahan kita snediri. Menjadi baik, mengikuti kesadaran maka kita dapat terbang atau berenang menuju daratan cinta.

Pilihan ada di tangan kita.

= =

Di Publikasikan di :

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone