Ini adalah merupakan Project menulis bersama antara Erwin Thomas dengan saya, menampilkan jiwa bung Karno di tengah-tengah kita, semoga kita dapat kembali menyelami jiwa bapak bangsa ini agar dapat kembali membangun negeri sesuai dengan cita-cita para pendahulu.
Kita berkewajiban membuat Senang kepad
a Tuhan. Kita berkewajiban untuk tidak membuat murka kepada-Nya. Kita berkewajiban untuk menjalankan amar makruf nahi munkar,Tuhan bisa menjalankan rahmaniah-Nya dan rahiniah-Nya. Antara lain terhadap Tanah Air dan masyarakat ini. Tuhan menggubrakkeun kita di dunia ini sebagai kukatakan tadi, zonder kita beramal apa-apa sudah kita diberi Tanah Air, diberi tanah yang cantik ini, diberi air yang segar ini, diberi udara yang segar ini, diberi masyarakat yang kita hidup di antaranya. Ini pasti satu rahmaniah Tuhan. Kita dilahirkan bukan di dalam Gua sekarang ini lho, kita digubrakkeun bukan di dasar lautan. Tidak, kita digubrakkeun di Indonesia dengan pulau-pulau nya yang cantik molek, dengan natur, alam nya yang begini, segar, dan lush and green: lush arti nya segar. di kalangan masyarakat, kita tidak dilahirkan di kalangan masyarakat semut atau bebek atau angsa. Tidak, kita digubrakkeun di kalangan masyarakat manusia. oleh karena itulah maka saya selalu berkata bahwa Tanah Air dan masyarakat adalah amanat Tuhan kepada kita. Hai manusia, Aku gubrakkeun engakau dia tas bumi Tanah Air ini, Aku gubrakkeun engkkau di antara masyarakat ini. Inilah Amanah-Ku, Tanah Air yang aku berikan kepadamu masyarakat manusia yang diantaranya aku gubrakkeun, amanah ini harus engkau pelihara baik-baik, sehingga kita merasa sebagai satu kewajiban untuk memelihara Tanah Air ini untuk memeliharan masyarakat ini. Oleh karena itu, saya, di dalam pidato-pidato saya, selalu saya tekankan bekerjalah, berjuanglah untuk Tanah Air ini bekerjalah dengan cara yang sebaik-baiknya oleh Saudara Khatib Dr. H Roeslan Abdulgani.
Tanah Air kita ini Saudara-saudara, diancam bahaya. Tuhan perintahkan kepada kita, hai buatlah Tanah Air mu ini terhindar dari bahaya; Tanah Air ini adalah salah satu Amanah Tuhan dan diancam Tanah Air ini oleh bahaya, kewajiban kita untuk menyelamatkan Tanah Air amanah Tuhan ini kepada kita. Salah satu bahaya yang mengancam Tanah Air kita adalah Malaysia, bukan koq rakyatnya, rakyat yang berdiam di sana, yang kulitnya sama-sama sawo matang, yang agama nya sama-sama Islam dengan kita, yang malahan kita sebagai dikatakan oleh Pak Muljadi tadi, kita digubrakkeun di dunia ini dari satu Bapak dan satu Ibu agar
supaya kita kenal-mengenal satu sama lain. Bukan rakyatnya ini tapi neokolonialisme yang bercokol di situ dan yang mempergunakan rakyat Malaysia itu untuk membahayakan keselamatan Tanah Air kita. Itu yang harus kita tentangdan itu yang wajib kita tentang. Terus terang saja, di dalam pembicaraan-pembicaraan KTM (Konferensi Tingkat Menteri), Pak Bandrio Menlu kita, Menteri Lopez dari Filipina, Tunrazak dari Malaysia, Pak Bandrio menekankan dengan tegas yang kita musuhi itu buka kok rakyat Malaka, bukan koq rakyat Singapura,bukan koq rakyat Brunei, bukan koq rakyat Sabah, bukan koq rakyat Serawak, sebab Tengku selalu berkata, kami sepuluh juta, mana bisa membahayakan rakyat Indonesia yang seratus juta. Kami memang tidak memusuhi kepada yang sepuluh juta itu, kami memusuhi yang bercokol di atas sepuluh juta rakyat itu, yaitu neokolonialisme Inggris yang membahayakan keselamatan Tanah Air kita. Buktinya apa? Lho, buktinya banyak, antara lain, nah ini boleh dicatat oleh wartawan-wartawan.
Tatkala Kedutaan Besar Inggris di sini dibakar oleh rakyat, bukan kita nyuruh lho, tidak; spontan kata Pak Sudibjo; rakyat yang membakar kedutaan besar itu juga mengambil dokumen-dokumen, dan dokumen-dokumen ini lantas diberitahu kepada Pak Presiden Bung Karno, “Pak kami mendapatkan dokumen-dokumen ini.” Dan saya baca, isi dokumen itu persis sebagai yang kusangka dari tadinya, bahwa Malaysia itu diadakan untuk merongrong kita Indonesia; Kalau saya terlalu didesak-desak, saya keluarkan dokumen itu nanti, saya tunjukkan ke hadapan masyarakat dunia, manusia seluruhnya, ini
buktinya.
Neokolonialisme yang bercokol di Malaysia itulah yang berbahaya bagi kita. Dan itu yang kita tentang, itu yang diterangkan oleh Saudara Subandrio di Bangkok, itu yang diterangkan di muka khalayak umum. Kok, lantas Tengku Abdulrahman mengatakan, bahwa bagaimana kita ini hanyalah sepuluh juta, masa kita bisa membahayakan rakyat yang seratus juta. Bukan engkau sepuluh juta, tetapi yang bercokol di pundakmu; itu yang berbahaya bagi kita. Oleh karena itu, lantas diadakan apa yang dinamakan doktrin Soekarno-Macapagal, Asian problems to be solved by Asians themselves. Bagaimana to, saudara-saudara selalu tertanya, kata orang Jawa cetha wela-wela, bahwa itu yang dijalankan oleh Tengku, oleh Tun Razak, oleh Gazali, itu sama sekali adalah British. Seperti Ghazali. tengku Ghazali, waduh suaranya itu bukan main, saudara-saudara, di Bangkok sama sekali suara cekokan daripada pihak British. Indonesia mau menjalankan konfrontasi, we can take it, we can take it, tadinya berkata sepuluh juta mana bisa menghadapi seratus juta. Tetapi ini suara Ghazali, we can take it, we can take it,artinya oke, konfrontasilah kepada kita. Dan memang begitu, memang British, we can take it. Oleh karena itu, Saudara-saudara, sekali lagi saya kembali kepada kewajiban kita untuk kita menyembah kepada Tuhan, menyenangkan kepada Tuhan, Tuhan senang sekali kalau bisa menjalankan, dan selalu bisa menjalankan sifat-sifat rahmaniah-Nya dan rahimiah-Nya. Tuhan mengamanahkan kepada masyarakat kita, Tanah Air kita. Tuhan mengamanahkan kepada masyarakat kita, dan kita selamatkan Tanah Air Indonesia dan masyarakat Indonesia itu dengan berjuang. Sebagai tadi dikatakan oleh Saudara Roeslan Abdulgani, maka pada Idul Fitri ini, saya merasa, bahwa saya bersama dengan seluruh rakyat Indonesia hars meneruskan perjuangan kita ini, perjuangan kita untuk menyelamatkan Tanah Air dan masyarakat kita. Dan sebagai tadi dikatakan oleh Pak Mul, inilah kesempatan yang sebaik-baiknya untuk saya minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas segala kesalahan-kesalahan yang telah saya perbuat, kesalahan-kesalahan yang saya tahu dan kesalahan-kesalahan yang saya tidak tahu. Dan manusia itu mungkin membuat kesalahan yang dia tidak tahu bahwa dia membuat kesalahan. Untuk itu, saya minta maaf.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Renungan
Kondisi suatu Negara di bentuk oleh prilaku penduduknyanya, dan prilaku penduduknya di bentuk oleh pola pikir masing-masing individunya. JIka suatu negera kacau dan carut marut ini di karenakan pola pikir penduduk negerinya yang juga carut marut. Selama ini kita percaya dan yakin bahwa kita akan masuk surga karena memeluk suatu agama tertentu, namun baiknya kita berpikir ulang. Karena dari kondisi kita sekarang ini sudah mencerminkan apakah kita semua akan masuk surga atau neraka, jika di lihat dari kekacauan yang ada sekarang ini, jelas sekali kita tidak akan masuk surga.
Salah satu tiket masuk surga adalah dengan menghadirkan surga sekarang, di sini. Bung Karno mengatakan bahwa kita lahir di negeri indah nan subur ini bukan karena suatu kecelakaan, namun karena menjadi kehendakNya, kita semua lahir di Indonesia karena kehendak Tuhan agar kita semua dapat menciptkan surga di negeri nan indah ini, namun kemudian apa yang kita perbuat sekarang ini ?, kita ingin menyulap negeri nan indah ini menjadi negeri padang pasir lengkap dengan budaya dan peraturan-peraturan yang memang tidak cocok dengan kondisi Indonesia. Renungkanlah jika kita harus berprilaku seperti masyarakat padang pasir, kenapa Tuhan tidak melahirkan kita di negeri padang pasir, namun Tuhan melahirkan kita di negeri indah Indonesia?.
Kita harus menyenangkan Tuhan dengan menjaga dan merawat apa yang telah Tuhan berikan kepada kita, yaitu negeri nan Indah ini. Negeri nan Indah ini adalah amanat Tuhan untuk kita semua agar kita bahu membahu, saling berkerjasama membangun negeri ini, merawat negeri ini, mewujudkan surga di negeri ini. Dan itu hanya bisa tercapai jika kita bersatu, menempatkan kepentingan bangsa dan negera diatas kepentingan lainnya. Pertanyaannya maukah kita melakukan itu ?, jika tidak berarti kita telah mengecewakan Tuhan. Mari kita selamatkan bangsa dan tanah air Indonesia dengan cara berjuang, berkerja keras, karena semua ini adalah amanah dari Tuhan untuk kita semua. Dengan menjalankan amanah itu maka kita telah membuat Tuhan senang.
= =
Di Publikasikan di :