November 9, 2010

Bahkan Keledaipun Dapat Diam Dan Tenang

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya. Akhirnya, si petani ini memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup – karena berbahaya); jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Petani itu mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian setelah beberapa skop tanah dituangkan ke dalam sumur, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang dengan apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang- guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri!

(Seri Dongeng – Refrensi Dongeng www.dongeng.org)

Renungan

Saya suka sekali cerita ini, ternyata meskipun bodoh namun jika diam dan tenang maka di dalam ketenangan itu seekor keledai dapat menemukan jalan keluar. Sering kali ketika sedang tertimpa masalah kita menjadi gelisah bahkan sering kali panik, jika tidak menemukan jalan keluar alias buntu  , kita merasa menjadi orang termalang di dunia, dan mulai menyalahkan banyak hal  terkecuali diri sendiri.

Kita terbawa oleh kegelisahan kita sendiri, dan sering kali jawaban untuk menyelesaikan masalah lewat begitu saja. Karena kita tidak bisa melihat sesuatupun terkecuali masalah yang kita hadapi, oleh karenya di perlukan ketenangan, memejamkan mata sambil memperhatikan nafas selama sepuluh menit ke depan  dapat menolong kita dalam memperoleh ketenangan diri. Dan setelah tenang kita baru dapat berpikir dengan jernih, sekali lagi jika seekor keledai saja dapat diam dan menemukan jalan keluar dari permasalahan, lantas kenapa kita tidak ? atau memang  jangan-janagan kita memang lebih dungu dari pada seekor keledai.

= =

Di Publikasikan di :

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone