November 28, 2010

Nyanyian Penyentuh Jiwa, Renungan Keduapuluhtiga Tentang Berguru

Sepasang suami istri sedang membuka catatan-catatan tentang berguru. Mereka berdiskusi tentang “berguru” sebagai bahan introspeksi. Mereka paham bahwa pengetahuan tak berharga bila tidak dilakoni. Mereka mengumpulkan wisdom dari buku “Shri Sai Satcharita” karya Sai das, hamba Sai dan buku-buku Bapak Anand Krishna sebagai bahan diskusi. Mereka berharap mosaik dari wisdom diskusi mereka dapat menjadi pemicu pribadi untuk memberdayakan diri.

Sang Istri: Suamiku, aku baru saja membuka ulang buku “Tantra Yoga” dan menemukan kalimat berikut………. Bila kita ingin belajar dari seorang Guru, dia harus turun ke tingkat kita. Dia harus menggunakan bahasa kita. Bisa terjadi dialog, komunikasi. Tetapi tak akan terjadi “komuni”. “Komuni” merupakan fenomena “dari hati ke hati”. Dan itu terjadi, bila kata-kata sudah terlampaui, dialog dan komunikasi sudah berhenti. Kita membutuhkan sentuhan Sang Guru. Jiwa, hati, batin kita harus tersentuh olehnya. Kepala disentuh, pundak dan dahi disentuh, tetapi bila hati tak tersentuh, maka hubungan kita dengan Sang Guru masih sebatas hubungan lahiriah. Masih hubungan antara dua badan. Ingat, kata-kata hanya menyentuh pikiran. Kata-kata tidak bisa menyentuh hati. Tilopa menyadari hal itu dan mencari jalan tengah. Dia tetap menggunakan kata-kata, tetapi menyanyikannya, melagukannya……….

Sang Suami: Lagu, nyanyian dapat menyentuh hati dan mempengaruhi kejiwaan……. Konon musik kecapi Daud dapat menenangkan kemarahan yang menggelegak dari Raja Saul. Napoleon juga menyatakan bahwa lagu revolusi yang dikenal sebagai “Marseillase” lebih berharga dari pada dua resimen pasukan. Kemudian dalam setiap peperangan selalu diiringi oleh musik, dengan instrumen-instrumen militer dan himne-himne pembangkit semangat. Pada zaman dahulu, sewaktu perang Bharatayudha pun terompet-terompet kerang ditiup para ksatria untuk membakar semangat prajuritnya. Musik dan nyanyian memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan manusia dan bahkan untuk mengubah dunia. Musik dan nyanyian perlu dirasakan dan dihayati pengaruhnya terhadap diri kita.

Sang Istri: Kalau kita renungkan, hidup kita terisi dengan suara-suara dengan segala macam ragamnya, dan respons-respons kita terhadap suara-suara tersebut ikut membentuk diri kita dari waktu ke waktu. Suatu saat suara-suara tersebut terasa sangat mengganggu dan pada saat yang lain sangat menyenangkan. Getaran-getaran suara mempengaruhi pola pikir kita, perasaan kita, dan bagaimana kita mengalami dunia ini. Kita memberi respon terhadap semua suara ini, namun biasanya kita tidak memberi banyak perhatian kepada mereka. Kita tidak menyadari bahwa kita telah disentuh oleh sebuah kebijaksanaan…sebuah daya semesta… sebuah instrumen ilahi…..

Sang Suami: Pandangan Bapak Anand Krishna tentang musik membuka wacana betapa pentingnya musik bagi kehidupan manusia. Alat musik mempengaruhi otak manusia. Konon ketika ragas, sejenis sitar di India menjadi alat musik utama, masyarakat menjadi terlalu lembut dan dijajah bangsa asing selama 1.000 tahunan. Ketika tabla, sejenis gendang yang dinamis yang berasal dari Persia masuk dan dikombinasikan dengan ragas maka iramanya menjadi lebih dinamis dan dalam waktu kurang dari 400 tahun India merdeka. Pengaruh musik terhadap setiap orang tidak sama, akan tetapi musik string, senar, dawai menenangkan 70% pendengarnya. Sedangkan musik drum, gendang memberikan semangat kepada sekitar 70% pendengarnya. Musik sitar, flute, kecapi, suling cocok untuk meditasi sedangkan musik drum, gendang membuat “keep awake”, terjaga dan bersemangat…….  Hitler menyenangi lagu-lagi Wagner yang bersemangat. Lagu-lagu mars dengan lirik perjuangan juga disukai Bung Karno karena memberikan semangat kepada pendengarnya.

Sang Istri: Dalam bukunya yang berjudul “The Secret Life of Plants”, Peter Tompkins menjelaskan sebuah eksperimen tentang pengaruh musik terhadap tanaman. Empat kelompok tanaman diberikan pencahayaan, tanah, jadwal pengairan dan lainnya yang identik. Kelompok pertama diperdengarkan musik rock and roll selama beberapa jam setiap harinya. Kelompok kedua diperdengarkan musik jazz, dan yang ketiga mendengar musi klasik. Tanaman yang tersisa merupakan kelompok tanaman standar yang tidak mendapatkan stimulus musik apapun……. Dalam waktu beberapa hari, tanaman-tanaman yang diberikan musik rock and roll menjauh tiga puluh derajat dari sumber suara. Pertumbuhan mereka juga agak terhambat dibandingkan dengan tanaman-tanaman standar. Tanaman-tanaman yang diberikan musik jazz menunjukkan hasil-hasil yang bervariasi tergantung pada artis penyanyinya. Namun hasil yang paling dramatis terlihat pada tanaman-tanaman yang diberikan musik klasik. Mereka tumbuh lebih cepat dari kelompok tanaman lainnya. Selain itu, mereka juga condong enam puluh derajad mendekati sumber suara, seolah-olah tengah berusaha mendekati sumber suara tersebut sekuat yang mereka bisa……. Pada percobaan yang lain terbukti musik klasik membuat akar tanaman lebih panjang, sedangkan musik rock membuat akar tanaman lebih pendek……. Musik alami seperti suara burung dengan frekuensi tinggi yang ditiru teknik “sonic bloom” membuat stomata, mulut daun membuka lebih lebar, tanaman menjadi lebih subur dan panen lebih baik.

Sang Suami: Dalam buku “Self Empowerment, Seni Memberdaya Diri Bagi Para Pendidik Dan Pemimpin” disampaikan……. Di AS ada pembuktian, murid-murid yang bernyanyi dan memainkan alat musik mendapat nilai 50 poin lebih tinggi dari nilai rata-rata………. Dalam buku “Narada Bhakti Sutra, Menggapai Cinta Tak Bersyarat dan Tak Terbatas” disampaikan……… Jenis musik yang kita sukai bisa menjelaskan sifat kita, karakter kita, watak kita. Sitar, vina, harpa dan biola masuk dalam satu kategori. Alat-alat itu bisa mendatarkan gelombang otak, dan menenangkan diri manusia. Para penggemar musik sitar, tak akan pernah mengangkat senapan untuk membunuh orang. Musik gendang, drum dan alat-alat lain sejenis bisa membangkitkan semangat. Bagus, bila diimbangi dengan sitar dan alat sejenis. Bila tidak, akan membangkitkan nafsu dan gairah yang berlebihan……..

Sang Istri: Dr. Masaru Emoto mengungkapkan bahwa air atau cairan mempunyai kesadaran, sehingga pada waktu mendengarkan lagu yang indah, molekul air membentuk bentuk kristal hexagonal yang indah. Lagu akan mempengaruhi tubuh kita, karena tubuh kita mengandung air sekitar 70%. Demikian pula lagu akan mempengaruhi hewan dan tanaman karena adanya kandungan air dalam diri mereka.

Sang Suami: Benar istriku, musik mempunyai pengaruh yang besar terhadap detak jantung. Dapat dicoba dengan cara mendengarkan lagu-lagu klasik, lagu-lagu meditatif dengan ketukan dibawah 60 per menit selama 15 menit, kemudian pergelangan tangan dipegang dan dihitung denyut nadinya. Selanjutnya kita mendengarkan lagu-lagu keras dengan beat yang cepat selama 15 menit, dan dibandingkan denyut nadi yang dihasilkan. Lagu yang lebih tenang akan menyebabkan detak jantung yang lebih  tenang. Detak jantung yang tenang akan menghasilkan getaran pikiran yang lebih tenang. Dalam buku “Self Empowerment, Seni Memberdaya Diri Bagi Para Pendidik Dan Pemimpin” disampaikan……. Musik bisa menjadi obat bagi tubuh dan jiwa. Musik dapat mempengaruhi suasana hati, fisik dan spiritual, juga dapat menangani berbagai masalah, dari nyeri kronis, hipertensi, kecemasan sampai penyakit-penyakit mental…….. Menyanyi secara medis dapat menjadi terapi bagi orang-orang yang depresi. Pada saat menyanyi, suara akan menggetarkan tengkorak kita, sehingga otak seakan-akan dipijat dan melepaskan hormon serotonin yang merupakan anti depresan alami didalam tubuh kita. Sebab itu setelah menyanyi kita merasa enak, lega dan rileks. Musik dapat mempengaruhi denyut nadi, tekanan darah dan pernapasan. Misalnya lagu yang temponya agak pelan denyut jantung dan pernapasan akan menyesuaikan dengan tempo musik tersebut……..

Sang Istri: Masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa dan masa tua adalah sebuah kontinum kehidupan, tidak ada batasan yang jelas. Kita hanya dapat melihat bahwa dalam masa kanak-kanak kita suka menyanyi dan menari serta ceria. Kedewasaan sering terlihat dari cara bertanggung-jawab terhadap semua perbuatan sedangkan masa tua lebih sering nampak dari kegemaran memberikan nasehat. Akan tetapi bukan berarti seorang tua tidak boleh menyanyi, hanya porsinya yang berbeda dengan porsi menyanyi anak-anak. Menyanyi menimbulkan keceriaan. Pada waktu menyanyi kita bebas dari memikirkan masa lalu dan masa depan, kita berada dalam kekinian.

Sang Suami: Benar istriku, dalam buku “Kidung Agung Melagukan Cinta Bersama Raja Salomo” disampaikan…….. Kidung dalam bahasa latin disebut canticle. Getaran-getaran yang keluar dari lagu ini dapat mengubah diri kita dalam sekejap. Setiap sel dalam tubuh kita sedang bergetar. Getaran-getaran yang keluar dari lagu dapat mengubah diri kita dalam sekejap. Setiap sel dalam tubuh kita sedang bergetar. Getaran di dalam diri kita memahami bahasa lagu. Ia sudah pasti memberi respon, asal lagunya indah. Jangankan manusia yang otaknya sudah cukup berkembang, arak dan anggurpun memberi respon terhadap lagu. Produsen mempercepat proses fermentasi menggunakan gelombang radio. Lagu atau musik tertentu menjadi sarana yang kuat untuk mengantar kita ke alam meditasi.  Alam meditasi berarti alam di dalam diri. Dan, di alam sana yang ada hanyalah getaran. Semua organ di dalam tubuh dapat diredusir menjadi gelombang, getaran. Maka, organ-organ tubuh sangat responsif terhadap getaran. Karena itu, lewat musik kita bisa mudah memasuki alam meditasi……Jangan terlalu serius, menyanyilah………

Terima Kasih Bapak Anand Krishna.

Situs artikel terkait

http://www.oneearthmedia.net/ind/

http://triwidodo.wordpress.com

http://id-id.facebook.com/triwidodo.djokorahardjo

November 2010

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone