November 17, 2010

Sebuah permainan agung yang tiada pernah berhenti

Ki Kanjeng Anom adalah pengelola sebuah sanggar kesenian bernama Ki Kanjeng Roso Abang, di perkumpulan ini banyak para pecinta mengolah rasanya. Melalui pertunjukan dari desa ke desa sanggar Ki Kanjeng Roso Abang berbagi rasa. Di dalam setiap pagelaran siapapun yang datang di suguhkan hiburan yang sama, tidak pilih kasih, apakah itu buruh kasar, pertani, pengembala, pegawai, pengusaha, penjahat, maling, koruptor ,  pelacur, baci, homo sek, ulama , apapun semua di hibur dan diberi suguhan yang sama.

Buat Ki Kanjeng Anom semua yang hadir memiliki rasa yang sama, dan berharap dengan menikmati pagelaran yang sajikan mereka yang datang itu dapat melampau rasanya, dan melihat di balik rasa bahwa semua ini adalah sebuah kesatuan yang digerakan oleh sebuah kehendak yang tak terbantahkan.  Dalam bahasa ulama adalah di gerakan oleh Firman, Firman adalah cahaya terang benderang, semua ini adalah permainan cahaya, permainan Firman. Di dalam pagelaran para pemain saling melengkapi, menjalankan peranannya dengan sebaik-baiknya. Karena pada dasarnya para pemain di gerakan oleh Firman yang satu, Oleh Cahaya yang satu.

Ki Kanjeng Anom mengingatkan kepada seluruh pemain bahwa tidak ada pemain utama dan tidak ada pemain pembantu tidak ada juga pemain pelengkap atau figuran. Tiada perlu beriri hati terhadap peran seorang pemain, tiada perlu mencemburui sebuah lakon yang dimainkan oleh pemain yang lain. Karena yang ada adalah tokoh pusat dari sebuah cerita, untuk dapat menjadi pusat maka para pemain lain harus berkerjasama menjadikan tokoh tersebut sebagai pusat. Begitu cerita selesai dimainkan maka semua kembali kepada kondisi semula, kembali kepada pribadi masing-masing, tiada yang hebat, tiada yang utama. Karena semua adalah hebat, karena semua adalah utama. Peran-peran dimainkan semata-mata hanya untuk mensukseskan sebuah pagelaran. Biarlah menjadi A urutan pertama dalam lakon Apel, dan B menjadi peran utama dalam lakon Begawan, dan C menjadi peran utama dalam lakon Cinta, begitu seterusnya hingga Z akan menjadi peran utama dalam lakon Zeus.  A akan sama agungnya dengan Z, begitu pula dengan C yang juga sama agungnya dengan H.

Setiap pagelaran berisi dari kondisi-kondisi yang saling berkaitan membangun  terbentuknya sebuah cerita-cerita yangs aling gaubung menjadi kisah, setiap kondisi memerlukan pemain yang saling berinteraksi, setiap kondisi memerlukan pemain yang di jadikan pusat. Dari kondisi ke kondisi berikutnya, saling sambung menyambung menguntai sebuah cerita, tokoh pusat satu berpindah menjadi tokoh pusat berikutnya, tokoh pembantu satu berubah menjadi tokoh pembantu lainnya, Tokoh pusat bisa saja pada kondisi berikutnya menjadi tokoh pembantu, begitu sebaliknya, namun pagelaran tidak pernah berhenti, pagelaran terus berlanjut menggulirkan kondisi-kondisi yang saling sambung membentuk cerita-cerita yang saling jalin menyuduhkan sebuah kisah. Dalam kondisi seperti itu para pemain menjadi pelaku Firman, setiap gerak gerik prilakunya di selubungi oleh cahaya terang benderang yang mampu menyatukan semua rasa, menerangi semua pengelihatan.

Ki Kanjeng Anom juga menambahkan bahwa semua ini adalah seperti mimpi, sehebat apapun yang terjadi di dalam mimpi, seburuk apapun yang terjadi di dalam mimpi, segembira apapun yang terjadi di dalam mimpi, sesedih apapun yang terjadi di dalam mimpi, semua adalah mimpi. Mimpi adalah mimpi. Yang begitu bangun maka semua selesai.  Hingar bingar sebuah paggelaran terjadi di dalam mimpi, riuh rendah tawa dan duka sebuah paggelaran terjadi di dalam mimpi.  Begitu pagelaran selesai dimainkan para pemain kembali kepada pribadinya masing-masing yang tidak ternoda oleh permainnanya. Dari lakon satu ke lakon berikutnya, dari pagelaran satu ke pagelaran berikutnya, tiada pernah berhenti pertunjukan di gelar di dunia. Beryukurlah para pemain yang dapat bermain bersama dengan Ki Kanjeng Anom sehingga dapat menyadari bahwa semua ini adalah sebuah permainan, sebuah sandiwara, sebuah mimpi. Sebuah permainan agung yang tiada pernah berhenti.

= =

Di Publikasikan di :

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone