December 23, 2010

Chuck Berry Dengan Gaya Bebeknya Yang Memabukan (Nyanyian Jiwa Meruntuhkan Dinding Pemisah)

Charles Edward Anderson Berry Lahir St. Louis, Missouri, Amerika Serikat pada tanggal 18 Oktober 1926 yang kemudian di kenal oleh dunia dengan nama Chuck Berry, Chuck Berry adalah merupakan  legenda. Pada waktu itu Amerika di landa oleh kebencian rasis antara kulit putih dan kulit hitam, sehingga di tempat-tempat umum seperti hotel, rumah makan, toilet dan lain sebagainya di berikan tulisah white only atau black only, maksudnya di tempat itu hanya bisa dikunjungi oleh orang kulit putih atau orang kulit hitam saja. Bahkan ketika menonton suatu pagelaran musikpun penonton dipisahkan oleh tali pembatas sisi kiri untuk kulit putih dan sisi kanan untuk kulit hitam, hingga masa Chuck Berry bersinar terjadi terobosan yang akan terus dikenang sepanjang masa. Chuck Berry dengan gaya bebeknya sewaktu bermain gitar dan bernyanyi mampu menyatukan kulit putih dan kulit hitam, para penonton menerobos tali pembatas dan bercampur jadi satu saling bernyanyi dan menari bersama melupakan kebencian, melupakan perbedaan warna kulit.

Seperti itulah sebuah nyanyian jiwa mampu meruntuhkan batas-batas pemisah antar manusia, karena lagu berasal dari hati, nyanyian berasal dari rasa. Dan rasa setiap manusia adalah satu. Oleh karenya ajaran para Guru lebih banyak yang dinyanyikan, untuk mengangungkan Tuhanpun doa-doa dipanjatkan dengan nyanyian, dengan kemerduan, dengan keindahan. Seperti itulah kita membaca ayat suci dengan melantunkannya, karena nyanyian jiwa mampu memabukan seseorang untuk keluar dari dinding-dinding pemisah dan merasakan kesatuan. Perpisahan yang terjadi hanya apda level jasad selebihnya yang ada di dalam jasad adalah satu adanya.

Dengan melantunkan ayat suci, dengan menyanyikan ayat suci dengan segenap jiwa mampu membuat kita menjadi mabuk dan melupakan perbedaan pada level  jasad. Chuck Berry sudah membuktikannya dengan menyatukan kulit putih dan kulit hitam untuk bernyanyi dan menari bersama. Jikalau kita saat ini yang selalu mengagung-agunggukan ayat suci, yang selalu menyanyikan ayat suci bahkan dengan menggunakan pengeras suara extra keras masih tidak dapat membuat diri menjadi mabuk dan melupakan perbedaan pada level  jasad, masih tidak mampu merasakan kesatuan di balik perbedaan jasad patut mempertanyakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan diri kita. Jangan-jangan kita tidak menyanyikan, jangan-jangan kita tidak melantumkan ayat-ayat suci dengan jiwa kita, jangan-jangan kita melantunkan, kita menyanyikan ayat suci karena ketakutan atau harapan. Ketakutan akan api neraka dan harapan surga.

Chuck Berry tidak sedang menyanyikan ayat suci, tidak sedang melantunkan ayat suci. Chuck Berry sedang mempersembahkan jiwanya, Chuck Berry sedang menyanyikan jiwanya dan jiwanya mampu mempersatukan kulit putih dan kulit hitam bersuka ria, bernyanyi bersama, mabuk ke dalam kebersamaan.  Lantas mengapa saat ini kita yang selalu menggunakan agama namun masih tidak mampu melepaskan diri dari tembok pemisah ?. Hitam, putih, Islam, Nasrani, Yahudi, Budha, Hindu, Jawa, Batak, Ambon, dan seterusnya adalah merupakan identitas atribut jasad, di dalamnya kita adalah satu. Yang perlu kita perbuat adalah merasakannya.

= =

Di Publikasikan di :

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone