January 4, 2011

Harus Sesuai Dengan Kondisi Dan Situasi

Seorang pedagang, menuntun keledainya untuk melewati sebuah sungai yang dangkal. Selama ini mereka telah melalui sungai tersebut tanpa pernah mengalami satu pun kecelakaan, tetapi kali ini, keledainya tergelincir dan jatuh ketika mereka berada tepat di tengah-tengah sungai tersebut. Ketika pedagang tersebut akhirnya berhasil membawa keledainya beserta muatannya ke pinggir sungai dengan selamat, kebanyakan dari garam yang dimuat oleh keledai telah meleleh dan larut ke dalam air sungai. Gembira karena merasakan muatannya telah berkurang sehingga beban yang dibawa menjadi lebih ringan, sang Keledai merasa sangat gembira ketika mereka melanjutkan perjalanan mereka.

Pada hari berikutnya, sang Pedagang kembali membawa muatan garam. Sang Keledai yang mengingat pengalamannya kemarin saat tergelincir di tengah sungai itu, dengan sengaja membiarkan dirinya tergelincir jatuh ke dalam air, dan akhirnya dia bisa mengurangi bebannya kembali dengan cara itu.

Pedagang yang merasa marah, kemudian membawa keledainya tersebut kembali ke pasar, dimana keledai tersebut di muati dengan keranjang-keranjang yang sangat besar dan berisikan spons. Ketika mereka kembali tiba di tengah sungai, sang keledai kembali dengan sengaja menjatuhkan diri, tetapi pada saat pedagang tersebut membawanya ke pinggir sungai, sang keledai menjadi sangat tidak nyaman karena harus dengan terpaksa menyeret dirinya pulang kerumah dengan beban yang sepuluh kali lipat lebih berat dari sebelumnya akibat spons yang dimuatnya menyerap air sungai.

Renungan

Kisah diatas membuka pandangan saya akan kemampuan diri untuk berbuat atau bertindak sesuai dengan kondisi yang diperlukan, sehingga tindakan kita menjadi benar dan tepat sesuai dengan kondisi yang ada. Karena belum tentu suatu tindakan tepat pada kondisi tertentu dapat menjadi tepat pula pada kondisi yang lain di waktu (hari) yang lain.

Saat ini kita sedang berupaya untuk mengadopsi banyak peraturan yang mungkin memang berhasil diterapkan ratusan tahun yang lalu di sebuah negeri tertentu, namun belum tentu peraturan tersebut masih sesuai dengan kondisi jaman sekarang dan di negeri yang berbeda. Kehendak kita memaksakan diri membuktikan bahwa tingkat kecerdasan dan daya nalar kita tidak lebih baik dari keledai.

Kedangkalan daya nalar kita akan berbuah dengan menjadi susahnya diri sendiri, seperti keledai di dalam kisah diatas yang menjadi susah karena harus memikul beban berlipat-lipat karena ketidak mampuannya bertindak sesuai dengan kondisi yang ada. Segala peraturan sebagus apapun, segala macam adat sehebat apapun harus di sesuaikan dengan kondisi jaman dan juga tempat dimana peraturan atau adat itu akan diberlakukan.  Semoga kita selalu diberkahi daya nalar yang jernih sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat agar tidak menjadi ‘blunder’ yang mengakibatkan diri menjadi susah sendiri.

Refrensi :

Cerita Kecil (http://www.ceritakecil.com/ )

= =

Di Publikasikan di :

http://www.surahman.com/

http://www.oneearthmedia.net/ind

http://www.facebook.com/su.rahman.full

http://www.kompasiana.com/surahman

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone