(Karena belum sempat nulis untuk blog, maka saya cuplikan sedikit dari novel yang masih dalam proses pembuatan, semoga berkenan)
Jiwo terhenyak pada kenyataan, di coba olehnya untuk mengerti kenapa abangnya Menur sampai sedemikian ngototnya membela keyakinan yang menurut Jiwo bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, dan di dapati jawabnya bahwasanya abangnya Menur adalah korban, korban dari pikiran picik segelintir orang yang dipenuhi kebencian.
Jiwo teringat sebuah hadis “Siapa yang memanggil seorang dengan kalimat ‘Hai Kafir’, atau ‘musuh Allah’, padahal yang dikatakan itu tidak demikian, maka akan kembali pada dirinya sendiri”. Hadits riwayat Bukhori, Muslim dari Abu Dzarr ra.
Semua ini adalah perbedaan tafsir tentang kata kafir, Jiwo meyakini bahwa Kafir adalah dia yang telah menjadi sombong, kafir adalah sifat sombong. Karena tidak mungkin Tuhan yang maha pengasih dan penyayang membeci dan membeda-bedakan antar satu umat dan umat lainnya berdasarkan agama.
Tuhan seperti samudera, segala mahluk hidup bahkan yang paling aneh dan mengerikan ada di dalam samudera terdalam. Belangan ini, jika kita melihat tayangan di Nat Geo mulai terungkap banyak bentuk kehidupan yang di luar dari bayangan kita tersembunyi di dalam ke dalaman samudera.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan ‘salam’ kepadamu ‘Kamu bukan seorang mukmin’ (lalu kamu membunuhnya)…..” Surat An-Nisaa : 94
Karena kekurang tahuan terhadap agamanya sendiri, kemudian bertemu dengan orang yang penuh dengan kebencian yang juga sudah mengalami cuci otak sehingga yang ada di otaknya hanya kebencian dan perbedaan, maka seseorang akan sangat dengan mudah terpengaruh. Terlebih lagi dalam urusan agama, karena di dalam urusan agama tafsir keagamaan hanya bisa di lakukan oleh segolongan orang yang disebut ulama, tidak peduli apakah engkau seorang profesor namun jika sudah memasuki ranah agama awam akan lebih mendengarkan ustad kampung yang saban hari nongkrong di dalam mesjid sambil muter-muter tasbeh, padahal anak isterinya di rumah sedang kelaperan. Sudah di jelaskan dalam Surat An-Nisaa : 94 betapa Allah sangat menjunjungi tinggi perbedaaan, dan kita tidak boleh main hajar apa lagi maen bunuh hanya di karena orang tersebut tidak seagama dengan kita.
Yang bikin ngeri dan memparah kondisi adalah bahwa ustad kampung hingga penceramah ternama sekalipun tidaklah pernah benar-benar seluas samudera pengetahuannya, pengetahuannya hanya sebatas hidangan gelas surga dan gelas neraka serta sepiring nasi akherat plus lauk pahala. Hanya itu menu yang selalu ditawarkan, maka tak heran jika seorang yang hanya hapal 5 ayat, berpakaian ala Arab dan memanjangkan jengot dapat menjadi penceramah dengan bayaran yang lumayan, Jiwo mengelus-elus dagunya, andai kata dia memanjangakan Jenggot dan mengenakan pakaian ala Arab tentu dia bisa juga ngetop apalagi mengganti namanya menjadi Rahman Almukaroh, Jiwo cekikian sendiri, “hahahaha sableng… sableng”
Katakanlah (hai Muhammad): Biarlah setiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing, karena Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih lurus (jalan yang ditempuhnya).” (Al-Isra’ : 84) “
Jiwo kemudian membuka buku surat menyurat Ir. Soekarno kepada Tuan A. Hasan, Guru “Persatuan Islam” Bandung 1 Desember 1934 hingga 25 Nopember 1936, di dalam surat menyurat itu bung Karno bapak bangsa Indonesia, banyak mengkritisi sebab terpuruknya Islam karena di tutupnya Bab El Ijtihad sehingga kemudian rasio kita mati, kita hanya menerima apa yang di sampaikan secara turun temurun lewat bibir para penceramah, tanpa melakukan study perbandingan, tanpa melakukan pengecekan dari sudut pandang yang berbeda, sehingga agama dan keagamaan di tafsirkan dengan sempit mengikuti pola pikir yang sudah di bakukan, jika ada orang yang mencoba keluar dari pola pikir yang di bakukan itu , kita langsung berang, kita menghardiknya dengan kafir tanpa mengetahui apa itu kafir.
“Dan ketika kami berfirman kepada para malaikat : Bersujudlah kamu kepada Adam. Maka sujudlah, mereka sekalian, kecuali Iblis, ia tidak mau sujud dan telah berlaku sombong dan telah menajdi kafir” Al baqarah : 34
*
= =
Di Publikasikan di :
http://www.surahman.com/
http://www.oneearthmedia.net/ind
http://www.facebook.com/su.rahman.full
http://www.kompasiana.com/surahman