(Cerita ini terinspirasi dari buku Youth Challenges and Empowerment buah karya bapak Anand Krishna, saya hanya menghantarkan cerita ini untuk para muda)
Antony adalah salah satu sahabat Jiwo, keahlian Antony adalah membuat tato. Kemudan berangkat dari hobbynya membuat tato itu kemudian Antony mengembangkanya menjadi profesi untuk mencukupi kebutuhan hidup, wal hasil berdirilah Bengkel Tato Antony. Di situ Antony juga berbagi tempat dengan anak-anak punk dan underground untuk menjual kaos hasil produksi sendiri dan juga CD indie hasil produksi sendiri. Mayoritas pelanggan Antony adalah para anak band, anak punk dan anak underground. Jiwo berkenalan dengan Antony ketika masih luntang lantung menjadi anak band underground yang memainkan musik trash metal. Waktu itu Antony masih belajar membuat tato, dan salah satu yang menjadi tubuh untuk berekperimen adalah Jiwo.
Umum merasa binggung kenapa seseorang mau di tato karena proses penatoan pun sangat sakit, belum lagi stigma haram dan masuk neraka karena air wudhu tidak dapat masuk ke dalam pori-pori sehingga sholatnya orang yang bertato tidak akan diterima di sisi Tuhan. Jiwo sering tertawa sendiri jika ada yang mengatakan seperti itu, lah bukankah sholat dan berdoa itu adalah merupakan hubungan yang sangat pribadi antara seorang hamba dengan penciptaNya ?, lantas apa ada jaminan seorang ulama yang berpakaian bak wali akan diterima sholatnya ?, tidak ada yang dapat menjawab semua itu terkecuali Tuhan sendiri.
Alasan Jiwo datang ke bengkel tato Antony karena Antony akan pindah ke Bandung, karena usahanya sekarang di Jakarta sudah tidak nyaman, sekelompok ormas yang mengatasnamakan pembela Tuhan sering meneror usaha tatonya, dianggap sebagai antek setan, dan mempopulerkan budaya kafir Amerika yang merusak iman kaum muslim. Agar aman dan usahanya dapat berjalan nyaman sering kali Antony mengeluarkan uang tutup mulut, anak punk yang sering nongkrong di situ pun sebenarnya gerah ingin bertindak menghajar orang-orang sok suci tersebut, namun Antony melarangnya, sebagai seorang pengusaha otaknya sudah mengkalkulasi untung dan ruginya, sudah pasti ribut dengan sekolompok yang mengatas namakan agama sudah pasti kalah, terlebih lagi memang usahanya adalah usaha yang tidak umum dan masih memiliki stigma buruk dimasyrakat. Karena kondisi yang kian hari kian tidak menguntungkan bagi usaha tatonya , Antony kemudian megambil keputusan untuk pindah ke Bandung, dimana iklim usaha tato lebih kondusif.
Tato sendiri sebenarnya adalah merupakan symbol dari sebuah sikap pembangkangan terhadap norma-norma masyrakat, dimana segala sesuatu didudukan secara standar dan seragam, sehingga setiap orang harus mengenakan busana dan memasang wajah seperti yang sudah di tentukan oleh masyarakat, jika tidak maka akan mendapat sanksi di kucilkan dan cemooh serta olok-olok. Jika ada situasi seperti ini, kita harus bereaksi seperti ini. Jika ada situasi seperti ini kita harus bereaksi seperti ini. Semisal ada yang bilang kita punya wajah jelek mirip monyet, kita harus marah. Meski padahal kalau kita perhatikan di cermin ada benarnya seganteng-gantenya wajah kita masiha da miripnya dengan monyet.
Pada dasarnya setiap individu adalah unik dan memiliki kehendak untuk mengepresikan dirinya sesuai dengan peranan yang harus dimainkan, namun sering kali terbentur oleh norma moral masyrakat. Akibat pemasungan oleh masyrakat itu kemudian terjadi kefrustrasian, dan kemudian mengepresikannya dalam bentuk yang paling dekat adalah menyakiti diri sendiri dengan minuman keras , drug, membuat tatoo, petualangan sek hingga aksi kekerasaan.
Proses pembuatan tato yang memang menyebabkan rasa sakit adalah merupakan ekpresi dari kesakit hatian, selama ini mereka memendam kesakit hatian karena tidak ada yang mau mengerti gejolak jiwa mereka yang sedang bergelora, mereka sakit hati karena tidak ada yang mau menyediakan ruang agar para jiwa muda ini dapat menyalurkan ekpresinya. Setelah melewati proses penatoan, melewati proses sakit tersebut, dengan hadirnya tato di anggota badan terasa sebuah perasaan lega, persaaan meredeka, dengan bangga mereka menunjukan tatonya itu pada dunia, sambil membusungkan dada “Hai dunia, hai masyrakat lihat aku tidak tunduk kepada kalian !!!”
“FUCK YOU ! ! !”
Jangan salahkan para muda ini jika menjadi pemberontak masyrakat dan mengepresikannya dalam wujud yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, karena penyebab sesungguhnya adalah para orang-orang tua yang tidak mampu memberikan ruang untuk berexpresi apara muda, karena ketidak pedulian para orang-orang tua untuk menyediakan outlet untuk penyaluran expresi para muda. Jiwa muda ini tidak dapat tumbuh sesuai dengan kodratnya, bahkan mereka di bonsai, di kerdilkan agar tumbuh sesuai dengan kehendak para orang-orang tua, kehendak masyratakat. Pelarangan-pelarangan tersebut kemudian menimbulkan pemberontakan, karena tidak tersalurkan dengan baik kemudian mengepresikannya lewat jalur yang tidak umum, jalur yang tidak lajim.
Antony adalah korban kekerasan hati orang tuanya sendiri, Antony sebenarnya berbakat dengan seni lukis dan olah gambar. Antony ingin menjadi seorang designer, namun orang tuanya ingin agar Antony menjadi Dokter. Pertentangan itu kemudian menjadi pertikaian antar orang tua dan anak, merasa terbebani dengan kemauan orang tuanya Antony mengepresikanmarahnya dengan mulai mentato tubuhnya sendiri, dan dari sanalah dia memulai petualangannya sebagai tukang tato.
Keluar dari bangku kuliah sekaligus juga keluar dari rumah , Antony mulai hidup di jalan bergabung dari satu komunitas punk ke komunitas punk lainnya, bergabung dari satu komunitas underground ke komunitas underground lainya. Mengekpresikan kefrustrasian dirinya . mengekpresikan kemarahan hatinya, mengepresikan kesakitan hatinya lewat jalur minuman keras, drug, kekerasan dan petualang sek.
Dan bertemulah dia dengan Jiwo dan kemudian mereka bersahabat dan melukis cerita dan juga melukis tubuh dengan gambar-gambar yang merupakan symbol dari pemberontakan. Namun seiring waktu kerentaan tubuh mulai terasa, effek dari drug dan minuman keras mulai terasa, tubuh sudah tidak seprima dulu. Mudah sakit, mudah lelah. Mau tak mau petualangan harus di hentikan, dan mulai berpikir tentang melanjutkan hidup, namun tidak tunduk kepada norma dan peraturan masyrakat. Jiwo sendiri berhenti bermain music dan memilih usaha perakitan dan instalasi PC dan jaringan warnet. Dengan menjalankan usaha sendiri Jiwo dapat mengatur hidupnya sendiri sesuai dengan kemauannya sendiri, tetap memanjangkan rambutnya sebagai symbol pemberontakan dan peryataan bawha setiap individu adalah unik, setiap individu berhak mengepresiakan dirinya sekendak hatinya yang terpenting tidak merugikan orang lain. Antony tetap pada keahliannya membuat tato, belakangan dia mulai belajar design grafis dan interior design. Tak banyak yang dibicarakan oleh keduanya selain mengenang dan menertawakan perjalanan mereka, kemudian kembali keduanya berpisah dengan saling peluk berharap kelak entah kapan di sebuah persimpangan langkah kaki mereka dapat bertemu dan kembali dapat berbagi kisah.
Maunya Tuhan itu sebenarnya mudah, Tuhan tidak banyak menuntut dan juga tiada memiliki banyak peraturan. Para ahli agamalah yang memiliki banyak aturan, aturan mereka itu menandakan bahwa mereka sendiri belum bertuhan dan masih membutuhkan aturan untuk berbuat baik. Mereka yang telah mengenal Tuhan akan berbuat baik dengan sendirinya, karena sifat Tuhan adalah Yang Maha Baik. Kebaikan Tuhan akan membimbing kita untuk senantiasa berbuat baik dalam kondisi apapun tanpa iming-iming surga dan juga tanpa intimidasi neraka, namun para ahli agama tidak akan sependapat, karena mereka sendiri belum merasakan hal itu. Iman dan keimanan mereka hanya sebatas kulit saja, oleh karennya mereka takut tato dapat merusak iman mereka. Tato memang menyakiti tubuh, namun tidak dapat merusak iman. Menato tubuh memang bentuk dari penganiayaan terhadap tubuh, namun itu semua terjadi karena tidak adanya outlet berekpresi .
Mungkinkah garam akan takut rasa garam tercemar jadi manis jika kita dekatkan dengan gula ?, tidak garam akan tetap asin, gula akan tetap manis. Garam tidak akan mempengaruhi gula, begitu juga sebaliknya gula tidak akan dapat mempengaruhi garam. Jika di campur dengan takaran yang tepat maka kita akan dapat menciptakan sensasi rasa yang berbeda, kita dapat mengambil keputusan yang tepat asalkan kita membuka diri. Lihatlah hutan beserta isinya, semua tumbuh seolah tanpa aturan namun sebenarnya mereka tubuh dan hidup selaras dengan kehendak alam, dan itulah yang harus kita lakukan yaitu hidup selaras dengan kendak alam, dengan kehendak Tuhan.
*
= =
Di Publikasikan di :
http://www.surahman.com/
http://www.oneearthmedia.net/ind
http://www.facebook.com/su.rahman.full
http://www.kompasiana.com/surahman