Dalam keadaan luka-luka terkena puluhan anak panah Srikandi, Resi Bhisma bertahan menunggu saat yang tepat untuk meninggalkan badannya. Pada waktu itu Yudhistira, sulung Pandawa bertanya: “Kakek yang Agung, aku masih bingung, sebenarnya Dharma itu apa? Dan apa perbedaannya dengan Adharma?”
Resi Bhisma menjelaskan, Segala sesuatu yang menciptakan ketakserasian, perpecahan dan konflik itulah Adharma dan segala yang mengakhiri Adharma adalah Dharma. Adharma adalah segala sesuatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusian yang menyebabkan penderitaan, penderitaan bagi masyrakat luas. Dharma seorang Guru adalah memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya agar dapat mengerti, dan menggunakan ilmu pengetahuan tersebut untuk mengisi hidup anak didiknya agar sesuai dengan dharmanya. Dharma seorang Polisi adalah menciptkan rasa aman dan nyaman di kalangan masyrakat, sehingga masyrakat dapat mengisi kehidupannya dengan aman dan nyaman. Dharma seorang penegak hukum adalah memberikan keadilan berdasarkan fakta dan pertimbangan nurani, karena hukum adalah bahasa kemanusiaan, bahasa nurani.
Nabi Sulaiman menggunakan intuisi, menggunakan bahasa nurani ketika menentukan nasib seorang bayi yang di perbutkan oleh ibunya, Nabi Sulaiman mengancam akan memotong bayi yang diperubatkan itu menjadi 2 dan masing-masing ibu yang memperebutkanya mendapatkan 1 potong bagian tubuh sibayi. Kemudian salah seorang wanita yang memperebutkan bayi tersebut mengiklaskan bayinya agar dapat di miliki oleh wanita yang satu lagi. Dan kemudian Nabi Sulaiman memberikan bayi tersebut kepada wanita yang memasrahkan bayinya, karena hanya seorang ibu yang dapat berkorban untuk anaknya.
Apa Jadinya Jika Hakim Mengabaikan Bahkan Memanipulasi Fakta Persidangan ?
Namun apa yang terjadi di jaman Nabi Sulaiman saat ini hanya menjadi memory yang tersimpan rapih di dalam laci literatur filsafat otak kita, kasus Antasari manta ketua KPK adalah bukti bahwa seorang hakim, seorang penegak hukun sudah tidak menjalankan fungsinya dengan benar, sudah tidak menjalankan Dharmanya dengan benar. Penegak hukum yang seperti itu telah mengabaikan dharmanya, dan telah berbuat adharma yang bertentangan negan nilai-nilai kemanusian. Betapa tidak biadabnya seorang Ketua KPK yang dengan gagah berani membasmi korupsi, harus di bungkam, harus dibuihkan selama 2 tahun padahal orang tersebut belum tentu bersalah atas tuduhan yang diberikan. Itulah cerita Antasari, cerita duka sang ketua KPK dalam mencari keadilan.
Jangan Sampai Kisah Duka Ini Terulang !
Nasib Anand Krishnapun sama dengan Antasari yang harus di buihkan atas tuduhan yang sama sekali belum terbukti di pengadilan, banyak fakta-fakta persidangan yang diabaikan oleh hakim, mulai dari tidak ada visum hingga tidak adanya saksi yang melihat sendiri kejadian yang di tuduhkan. ( Banyak kejanggalan dalam sidang Anand Krishna, silahkan lihat pada artikel lain yang saya tulis). Dan kemudian belakangan di ketahui bahwa hakim yang memenjarakan Antasari juga sama dengan Hakim yang memenjarakan Anand Krishna sebelum vonis hukum di jatuhkan.
Hakim Hari Sasangka seorang penagak hukum yang tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai penegak hukum, hakim yang sudah melupakan Dharmanya sebagai seorang penegak hukum. Entah sudah berapa banyak yang di rugikan, dan entah akan berapa banyak lagi yang akan di rugikan karena perbuatan hakim yang tidak berpegang pada fakta hukum dan nurani, Anand Krishna seorang anak manusia yang kemudian melakukan mogok makan sebagai tanda protes terhadap keputusan Hari Sasangka, hari ini masuk hari ke 37 aksi prores mogok makan. Anand Krishna masih mengetuk, dan terus mengetuk nurani penegak hukum Indonesia agar berani menjalankan Dharmanya sebagai penegak hukum. Agar kembali menjalan fungsinya dengan amanah. Agar setiap warga Indonesia mendapatkan keadilan di bumi Tuhan ini. Dengarkanlah… dengarkanlah ketukan nurani kemanusian itu !.
Refrensi : http://www.freeanandkrishna.com/
= = = =
Di Publikasikan di :
http://www.surahman.com/
http://www.oneearthmedia.net/ind
http://www.facebook.com/su.rahman.full
http://www.kompasiana.com/surahman