August 4, 2011

Ketika Api Amarah Membakar Cemburu Dan Iri Hati Sehingga Menghanguskan Kisi-Kisi Kesadaran

Leon Filman lelaki usia 42 tahun ini pada dasarnya adalah orang baik, namun kemudian dikarenakan kelalaian dalam menjalankan tugasnya ia sering ditegur, teguran itu tak lain dan tak bukan adalah untuk membuat Leon menyadari akan tanggungjawabnya dalam menjalankan tugasnya, namun kemudian entah karena apa Leon tidak menerima teguran-teguran tersebut. Setiap teguran yang berasal dari kelalaiannya dalam menjalankan tugas, menyisakan bara amarah di dalam dirinya.

Di dalam kondisi yang dipenuhi dengan api amarah, datanglah seseorang menghasut Leon, menyiraminya dengan bensin kebencian sehingga api kian berkorbar, kemudian Leon Filman keluar dari pekerjaan dengan alasan yang jujur bahwa dia sering ditegur atas kelalaiannya.

Leon adalah sebuah cerita nyata tentang keseharian manusia yang betapa dengan mudahnya diperalat, betapa mudahnya ditunggangi untuk mempermulus suatu hal atau suatu maksud. Amarah di dalam diri Leon perlahan membakar kesadaran dirinya sehingga tanpa disadarinya api amarah tersebut turut pula membakar cemburu dan iri hati, api kian berkorbar, kisi-kisi kesadaran yang selama ini mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan di dalam dirinya musnah tanpa jejak. Yang tersisa hanyalah kebencian, dan kebencian inilah yang kemudian menjadi modal dasar untuk memperalat siapa saja, sehingga dengan mudahnya seseorang masuk ke dalam sebuah jebakan, masuk kedalam sebuah hasutan.

Seorang teman berkata bahwa hasutan adalah bibir manis setan yang sedang menjulurkan lidahnya menjilati ketidaksadaran, sehingga seseorang akan dapat dengan mudah secara sendiri-sendiri atau berkelompok melakukan suatu tindakan terencana yang dalam bahasa kerennya adalah konspirasi. Leon adalah korban, korban dari kebodohannya sendiri. Dan siapapun yang menjadi otak konspirasi tersebut tahu dengan persis bagaimana memainkan emosi seseorang, kebencian Leon adalah entry gate, atau pintu gerbang untuk mencuci otak Leon sehingga yang diingat oleh Leon adalah kesalahan dan hanyalah kesalahan, semua menjadi salah dimatanya.

Tak ada kata lain yang dapat diucapkan untuk Leon Filman hari ini terkecuali rasa kasihan, kasihan betapa nilai-nilai kemanusiaan di dalam dirinya hangus terbakar oleh api amarah. Kisah Leon Filman adalah kisah kita semua, bahwa betapa mudahnya kita menikam orang yang sudah berbaik hati kepada diri kita. Kisah Leon Filman adalah sebuah kisah nyata yang harus kita hayati untuk tetap mawas diri bahwasanya  kita harus senantiasa menoleh kedalam diri sendiri. Didalam relung hati kita telah disematkan rasa iri hati dan cemburu yang jika tersulut oleh api amarah akan mampu menghanguskan kisi-kisi kesadaran kita, sehingga menyeret kita kepada posisi yang terendah dimana kita akan rela melakukan apa saja untuk memuaskan dendam diri.

Ya Rabb,

Ya Rahman Ya Rahim,

Di bulan penuh rahmat ini, izinkalah ku ketuk pintu hati Leon Filma, pintu hati Wandy, pintu hati Farahdiba, pintu hati Shinta Kencana keng, pintu hati Dian Maya Sari, pintu hati Sum, pintu hati Chandra, pintu hati Tara, pintu hati Abrory Djabbar ………… tengoklah ke dalam diri,

Bukan ia yang bertanggungjawab terhadap api amarah yang sekarang ini berkobar-kobar menghanguskan bangunan kemanusian kalian, melainkan kalian sendirilah,  karena kalian membiarkan hasutan bisik setan mengobarkan api tersebut hingga kisi-kisi kesadaran kalian ikut terbakar,

Ya Rabb,

Ya Rahman Ya Rahim,

Sirami-lah dengan kesejukan cinta, kesejukan cinta yang pernah mereka rasakan, yang saat ini sebenarnya  sedang mereka rindukan. Kesejukan cinta itu tidak akan pernah dapat kalian rasakan kembali dengan cara mengumbar kebencian, Love is the only solution,

Di bulan penuh berkah ini dimana pintu gerbang doa dibukakan dengan selebar-lebarnya, pintaku hanya satu, siramilah hati-hati yang tertutup oleh kebencian ini dengan kesejukan cinta,

Hanya cintaMu-lah ya Rabb,

Ya Rahman Ya Rahim,

Yang dapat menyejukan hati dan melelehkan kebencian,

Amin ya Rabbal alamin.

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone