Cover Buku Sai Anand Gita
Entah kita menginap di Hotel Bintang 5, Penginapan Melati atau di Homestay, seseorang yang check-in suatu saat harus check-out juga. Apakah kita mencuri barang-barang di kamar hotel, membawa handuk hotel, atau melobangi seprei dengan rokok atau sekedar bersyukur menikmati ruangan yang sejuk, semuanya akan ketahuan saat check-out.
Menangisi yang check-out seakan-akan kita tidak akan check-out nantinya
“Pada suatu ketika Brahmaa bertanya Kepada Resi Narada, hal apa yang paling menakjubkan yang ia lihat di bumi. Narada menjawab, hal yang paling menakjubkan yang aku lihat adalah: orang yang sekarat sedang menangisi yang sudah mati. Mereka yang setiap saat sedang mendekati kematian, sedang menangisi mereka yang sudah mati. Seakan-akan tangisan mereka akan menghidupkan kembali yang sudah mati ataupun mencegah kematian mereka sendiri.” (Das, Sai. (2012). SAI ANAND GITA Kidung Mulia Kebahagiaan Sejati. Koperasi Global Anand Krishna Indonesia)
Melakukan perjalanan setelah check-out
“Ketika kita hendak pergi ke bioskop, atau sekedar jalan-jalan sore, kita bersiap-siap dengan memakai sepatu kita. Saat ingin berkunjung ke kota lain, pakaian pun kita persiapkan dan masukkan ke dalam tas. Namun persiapan apa yang sudah kau lakukan untuk perjalanan terakhirmu, perjalanan menuju kematian?” (Das, Sai. (2012). SAI ANAND GITA Kidung Mulia Kebahagiaan Sejati. Koperasi Global Anand Krishna Indonesia)
Chek-in “ngguyu”, ketawa, check-out “mleruk”, mukanya dilipat
“Hidup yang diawali dengan sebuah tangisan, harus diakhiri dengan sebuah senyuman. Ketika engkau masih bayi, orang-orang disekitarmu tetap tersenyum walaupun engkau terus menangis. Ketika engkau mati, orang-orang disekitarmu akan meratapi kehilangan ini, namun engkau semestinya tersenyum dalam damai dan mengundurkan diri dengan tenang.” (Das, Sai. (2012). SAI ANAND GITA Kidung Mulia Kebahagiaan Sejati. Koperasi Global Anand Krishna Indonesia)