October 29, 2014

Setiap manusia dalam kurungan penjara hipnosis massal……

Itulah keadaan kita selama ini . Mind kita telah di hack lama sekali. Mungkin ada yang tanya, bagaimana ini bisa terjadi? Mind di hack. Apa mungkin? Para peneliti di dunia barat telah melakukan penelitian terhadap monyet sebagai berikut. Mereka sangat penasaran, mengapa mayoritas bisa menguasai minoritas.

Mungkin kita bisa membuktikan di sekitar kita. Ketika korupsi atau ketidakadilan terhadap seseorang terjadi di sekitar kita, kebanyakan dari orang sekitar kita akan berkata: ‘Itu sudah biasa’. Kata biasa inilah yang menyebabkan kita tetap terjebak kebiasaan untuk melakukan hal yang buruk. Perbuatan yang tidak membuat jiwa kita sehat.

Para peneliti melakukan penelitian terhadap 5 ekor monyet. Monyet – monyet tersebut dimasukkan dalam suatu kandang. Dalam kandang tersebut digantungkan pisang. Tentu para monyet sangat berminat mengambil pisang untuk dimakan. Oleh para peneliti, setiap ada monyet akan mengambil pisang disemprot air. Tujuannya melarang monyet tersebut mengambil pisang. Demikian dilakukan, setiap ada monyet datang untuk mengambil pisang, lantas disemprot. Jadi tidak satupun monyet berhasil mengambil pisang tersebut. Penyemprotan untuk mencegah monyet mengambil pisang dilakukan selama satu bulan.

Penelitian dilanjutkan. Satu monyet yang mengalami penyemprotan untuk tidak mengambil pisang diganti dengan monyet yang baru. Tentu monyet yang baru dengan sendirinya berusaha mengambil pisang. Tapi apa yang terjadi? Satu monyet baru yang belum mengalami semprotan air dan 4 monyet lama yang sudah mengalami semprotan air.

Ternyata ketika 1 monyet baru tersebut berupaya mau mengambil pisang, empat monyet lama mencegahnya. Setiap si monyet baru berupaya meraih pisang, empat monyet lama selalu mencegah upaya pengambilan tersebut.

Inilah suatu bukti bahwa mind monyet mayoritas telah di hack atau dikondisikan bahwa mengambil pisang tersebut dilarang atau tidak diperbolehkan. Penggantian monyet baru dilakukan terus menerus. Setiap monyet baru masuk berupaya meraih pisang, empat monyet lama mencegahnya. Demikian juga, satu monyet baru masuk, satu monyet lama dikeluarkan. Kejadiannya sama. Monyet yang lama dengan jumlah lebih banyak selalu mencegah monyet baru yang akan mengambil pisang.

Hal ini bisa terjadi pada diri kita. Jika dikaitkan dengan pernyataan seorang penyembuh pada paragraf pertama, sangat relevan. Ia merasa bahwa agama yang dianutnya paling baik. Bahkan tanpa sadar ia berkata bahwa doa dengan bahasa agama lain tidak semanjur doa dari agamanya. Pikiran bahwa agamanya paling baik merupakan cara pikir yang telah dikondisikan sejak kecil.

Jika ada pertanyaan, sejak kapan hal seperti ini terjadi? Saya juga tudak bisa menjawab. Mungkin mind saya juga sudah di hack.

Para nabi dan para suci adalah mereka yang sudah memahami kondisioning bahwa pikiran manusia di hipnosis oleh pemahaman massal. Jika diperhatikan lebih jauh, nabi atau para suci hanya minoritas, bahkan sendirian. Socrates, nabi Isa, Buddha, Al Hallaj, Hamzah Fansuri ( Aceh ) adalah para pemberontak yang ingin melepaskan diri dari hack of mind dari pemahaman mayoritas.

Itulah tujuan kehadiran para suci dan nabi hadir di bumi ini. Mewartakan bahwa saat ini mind setiap manusia dalam kondisioning seperti monyet lama dalam kurungan.

Sekarang tergantung keberanian kita, tetap dalam kenyamanan hipnosis massal alias di hack oleh mayoritas atau mengikuti jejak para nabi yang minoritas untuk bebas dari kondisioning yang menyesatkan. Setiap orang bertanggung jawab atas diri masing – masing. Sangat tidak tepat menyalahkan orang lain. Walaupun itu orang tua sendiri. Karena orang tua kita juga dalam mind hack conditioning.

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone