Apakah itu? Setiap insan memiliki satu tujuan satu dan sama: menemukan potensi dirinya. Apakah potensi diri manusia? Tidak jauh dari ayat:
Tuhan lebih dekat dari urat lehermu
Berarti potensi diri manusia adalah menemukan keilahian dalam dirinya. Tuhan tidak ada di luar diri. Tidak ada keterpisahan antara diri manusia dengan Tuhan. Wajah Allah di barat, timur, dan dimana-mana. Melihat Tuhan dalam diri akan ber-refleksi keluar diri. Sesungguhnya semua manusia terhubungkan oleh medan energi yang satu adanya. Jika dikaitkan dengan ayat: Membunuh satu manusia sama saja membunuh seluruh umat manusia. Betapa luar biasa dan menyejukkan pesan Baginda Rasulullah SAW. Semoga manusia mengaplikasikan ayat yang mendamaikan sehingga terwujudlah kedamaian di bumi. Rahmat bagi semesta dengan kehadiran Baginda Rasulullah SAW.
Namun realita saat ini masih belum sesuai dengan amanat suci Baginda Rasulullah SAW. Banyak yang belum memahami keindahan amanat Baginda sudah berani menyebarkan. Alhasil, kekacauan lah yang terjadi. Yang sangat menyedihkan adalah bahwa tekanan yang diberikan tidak membangkitkan kemanusiaan dalam diri orang tersebut. Membangkitakan kemanusiaan berarti mengenal keilahian diri. Mengajak membela agama atau lembaga sama saja membunuh potensi keilahian yang seharusnya ditemukan.
Menciptakan ketakutan akan neraka dan memperbesar keinginan orang akan pahala surga semakin menjauhkan diri seseorang dari tujuan kelahiran. Secara tidak sadar orang yang mengajarkan hal tersebut membunuh tujuan kelahiran manusia yang diajaknya. Inilah azab atau kesalahan terbesar yang tidak bisa terampuni. Menjerumuskan orang lain agar tidak menemukan keilahian dirinya. Bukan Tuhan lagi tujuannya. Si pengajak sudah mengajak orang lain untuk menuhankan kekuasaan duniawi. Betapa menakutkan hukuman yang akan diterimanya. Boleh saja orang seperti ini berdalil sampai berbusa mulutnya dan dikagumi oleh manusia jutaan, namun ia tidak sadar hukuman yang bakal diterimanya.
Jika ada yang menyangkal, silahkan saja. Semua kembali dipertanggung jawabkan oleh masing masing. Ayatnya juga sudah jelas. Jika sudah tahu tetapi berlagak tidak tahu, ia telah mengingkari amanat suci Baginda Rasulullah SAW. Apabila masih ada yang menggunakan ayat lain ntuk menyangkal hal tersebut, marilah kita lihat hasil akhirnya, rahmat bagi semesta atau bencana bagi umat manusia? Pilihan ada ditangan diri sendiri.
Manusia yang hanya mencari keuntungan golongan, kelompok, dan diri sendiri adalah jenis manusia yang masih berada di wilayah intelektual. Belum berada di wilayah intelejensia. Wilayah yang mengutamakan kepentingan banyak orang. Wilayah keilahian yang sesungguhnya juga inherent dalam diri manusia. Jika belum berada di wilayah ini, ia belum beranjak dari sifat alami, hewaniah….
Semoga kita diberkahi Dia Yang Maha pemberi rahmat sehingga selalu berjalan sebagaimana jalan ditempuh Baginda Rasulullah SAW…..