November 7, 2014

Bicara tentang Tuhan merupakan fenomena merasa jauh dari Nya…

Kapankah kita mengurusi diri sendiri? Pertanyaan ini aneh sepertinya. Tetapi kita mesti faham, apa yang dimaksud mengurusi diri sendiri. Mengurus diri sendiri tidaklah mudah. Bukan mengurus diri secara fisik. Selama ini mungkin kita lupa bahwa dalam diri kita ada jiwa.

Ya, jiwa yang menghidupi kita. Jiwa ini mesti dibebaskan dari belenggu pikiran. Selama ini kebanyakan dari kita lupa bahwa jiwa pun mesti berevolusi. Kesadaran kita dari kecil selalu pada lapis kesadaran fisik. Kesadaran badan. Makan, seks, tidur, dan kenyamanan badan lainnya adalah urusan dengan kenyamanan badan.

Hewanpun demikian. Mereka makan, seks atau berkembang biak, dan tidur. Apa bedanya dengan manusia yang sejak lahir sampai tua hanya fokus pada kenyamanan badan? Kapan bisa mengurusi jiwa sendiri? Itukah tujuan kelahiran manusia di bumi?

Sedikit dari kita yang sadar bahwa ada hal lain yang mesti diurus dalam kehidupan saat ini. Siapa bilang bahwa Tuhan akan menyelamatkan jiwa? Hanya manusia yang doyan agama berpikir demikian. Bahkan mereka yang sibuk mengurusi orang lain semakin lalai urus diri sendiri.

Banyak ormas merasa diri suci dengan menyibukkan diri memberantas warung remang-remang. cafe yang tidak tutup saat bulan puasa. Sibuk urus pornografi. Mereka lupa urus jiwa sendiri. Semakin banyak mengurusi orang lain, semakin lupa urus diri sendiri.

Mengapa? Karena seluruh perhatian dicurahkan ke luar diri. Sehingga mereka lupa menyapa Tuhan yang ada dalam dirinya. Bagaimana cara menyapa Dia yang bersinggasanan di dalam hati? Duduk dan menutup mata. Bertegur sapalah dengan Dia yang ada dalam diri setiap insan. Mereka lupa bahwa Tuhan berada lebih dekat dari urat leher manusia.

Tuhan tidak terpisahkan. Semakin banyak mata terbuka ke luar, semakin banyak energi terbuang. Semakin sedikit tegur sapa dilakukan manusia tersebut. Bukti nyata adalah, semakin banyak tindakan yang tidak selaras dengan sifat Tuhan.

Semakin sering berpaling ke luar diri. Semakin merasa jauh dari Tuhan. Akibatnya semakin banyak tindakan yang menjauh dari sifat kelembutan Tuhan. Ego semakin menguat. Merasa paling baik sendiri, paling suci sendiri adalah bukti semakin jauh dari Tuhan.

Sidharta Gautama tidak pernah mau diajak bicara tentang Tuhan. Ia selalu merasa kehadiran Tuhan. Beliau sadar bahwa semakin banyak membicarakan Tuhan semakin jauh terpisah dengan Tuhan. Kita seringkali menghadapi hal demikian dalam kehidupan sehari-hari.

Jika orang atau saudara terpisah jauh, kita seringkali membicarakannya. Tetapi jika orang tersebut hidup dekat dengan kita, semakin jarang membicarakannya. Untuk apa membicarakan orang yang dekat dengan kita? Demikian juga dengan Tuhan. Semakin sering dibicarakan, semakin jauh rasa keterpisahan.

Mereka yang merasakan kehadiran Tuhan di barat, timur, dan dimana-mana, tidak akan berani melakukan perbuatan berlawanan dengan perintah Tuhan. Perintah Tuhan hanya satu dan sama: Kasihilah sesamamu seperti kau mengasihi diri sendiri.

Tindakan kekerasan dengan cara menghakimi orang lain membuat diri semakin terpisah dari sifat ilahi. bagaimana mungkin terus membohongi diri sendiri? Untuk mengejar pahala? Pahala pujian sesama manusia atau Tuhan? Yang jelas Tuhan tidak bakal memberikan pahala pada manusia yang arogan dan merasa suci sendiri.

Merasa suci adalah bukti semakin jauh dari sifat melayani. Sifat hamba Allah adalah sifat melayani sesama. Bahkan Baginda Rasulullah SAW pernah bersabda pada seorang wanita yang memberikan air minum pada seekor anjing yang kehausan. ‘Wanita itu akan jadi penghuni surga” Itulah sabda beliau. Beliau tidak melihat siapa yang ditolong oleh wanita itu, yang dilihat beliau adalah sifat kelembutan hati terhadap sesama dalam diri wanita tersebut.

Sifat lemah lembutlah tiket utama ke surga. Bukan sifat mau benar dan menang sendiri atas dasar perintah agama. Agama yang dibawa oleh para suci tidak memerintahkan demikian.

Ini juga hipnosis massal yang dihembuskan oleh mereka yang tidak mau melihat ke dalam diri…

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone