March 15, 2015

The Power of Gratitude

“Value even the slightest change that has occurred within you, for that is the seed that will one day grow into a big tree. | Hargailah perubahan sekecil apa pun yang terjadi di dalam dirimu, karena itulah biji yang pada suatu ketika akan menjadi pohon yang
lebat.”

– Mahamaya, by : Swami Anand Krishna, verse 178, page 85.

Kicau burung riuh menyambut pagi. Entah apa yang mereka kicaukan, namun kita menganggapnya sebagai sebuah nada/irama yang indah. Menikmati moment kecil tersebut seringkali menjadi sebuah berkah yang sering tidak disadari.

Menarik Diri

Ada saatnya manusia perlu menarik diri dari rutinitas hariannya yang monoton. Untuk mencoba hal/ suasana baru yang tidak saja menjadikan sebuah refreshing semata, namun juga mampu menyentuh hal esensial dari tujuan manusia lahir di bumi ini. Hal tersebut adalah kebahagiaan. Kebahagiaan sejati yang menjadi tujuan hidup setiap manusia.

Untuk hal tersebutlah maka diadakan mini retret pada hari Sabtu – Minggu ( 14-15 Maret 2015) dengan tema “The Power of Gratitude”
Bapak Dian Martin, sebagai fasilitator program dalam pengantarnya mengatakan,

” Seringkali karena sudah terbiasa menghadapi kebisingan di luar diri, kita menjadi tidak peka atau kebas akan suasana bising tersebut. Kita bisa melakukan banyak hal — update status, bekerja dengan laptop, makan dll — tanpa merasakan kebisingan di luar diri. Di tempat ini, One Earth Retret (www.oneearthretreat.com), saya baru menyadari akan kebisingan motor yang lewat, karena jarang -jarang. Ada jeda antara yang satu dengan yang lainnya. Jeda keheningan ini membuat kita menyadari. Demikianlah juga dengan meditasi. Kita coba mengambil jarak baik dengan diri kita, maupun lingkungan yang biasa kita gumuli dalam keseharian. Dan kita coba merasakan berkah apa yang kita terima selama ini yang luput dari pengamatan kita. Latihan menghitung syukur dan mencoba mempersembahkan kelemahan diri kepada Tuhan, supaya didaur-ulang.”

Diikuti sekitar 40 orang yang datang dari Jakarta, Bogor, Depok, Sentul dan Bandung. Suasana Aula As.Salam menjadi terlihat ramai dan meriah. Terlihat banyak teman baru yang antusias dan terkesan sekali setelah melakukan Meditasi Love Offering.

Ibu Indri dalam sharingnya mengungkapkan,
” Saya merasa beruntung bisa hadir disini. Ternyata menghitung syukur dalam kehidupan itu dan berdialog dengan Tuhan Yang Tak Kelihatan, walaupun hanya antara diri sendiri dan Tuhan yang kita yakinini selama ini sungguh tidak mudah, apalagi untuk mempersembahkan kelemahan diri, kekecewaan, luka batin, dll. Namun sikap-sikap dalam latihan meditasi ini sangat membantu untuk mengungkapkan hal itu.”

Lain lagi dengan Ibu Anita yang juga baru pertama kali hadir disini, dan perkenalannya dengan Bapak Anand Krishna lewat sejumlah buku karangan beliau yang direkomendasikan oleh sahabatnya, yang pada awalnya sangat tidak menarik baginya,
” Latihan ini mengingatkan saya akan berkah keluarga yang saya miliki, anak-anak saya, suami saya. Dan ketika mereka semua telah beranjak dewasa dan mandiri, saya menjadi sebagai seorang ibu, istri, serta perempuan yang lengkap. ”

Perempuan yang memiliki 6 anak ini menambahkan,” Saya berterima kasih kepada Bapak Anand Krishna, telah membuat saya mampu merefleksikan hidup saya, mampu melihat berkah yang saya terima serta menyadari kelemahan diri dan semoga saya dapat terus berjalan menuju tujuan hidup yang sejati.”

Berbagi Berkah

Kelegaan, kebahagiaan dan kegembiraan menjadi semakin lengkap dengan berbagi hal tersebut dengan sesama. Berkah yang dibagikan akan menjadi berlipat ganda, bukan sekedar dalam tataran materi semata, namun juga dalam rasa puas dan bahagia yang hadir.
Bagi seorang meditator kesempatan berbagi adalah kesempatan untuk melayani Gusti Pangeran yang hadir dalam setiap wujud yang ada. Melayani bukan untuk mendapat pahala di surga.

” Matur Nuwun…
Saya diberi kesempatan untuk melayani Engkau dalam wujud anak-anak yang hadir disini , sebuah kesempatan yang indah dan membahagiakan.”

Dengan di mulai datangnya sekitar 80 anak-anak Sekolah Dasar Gunung Geulis 1 dan 2, acara di buka dengan mengajak mereka berlatih yoga namun diajarkan melalui cerita yang dibawakan oleh Kakak Sita dan Kakak Jennifer yang merupakan alumni Yoga For Kid pada sekitar 10 tahun yang lalu.
Lewat cerita anak-anak diajarkan postur-postur dalam yoga, seperti postur pohon, postur ular kobra, postur kupu-kupu dan lain-lain.
Terlihat senang dan gembira mereka mengikuti Yoga for Kid dengan antusias.
Setelah itu dibagikan susu yang dilakukan oleh para peserta retreat yang baru.

Kegiatan bagi susu untuk anak-anak ini telah lama dilakukan sebagai bentuk kepedulian Anand Ashram terhadap generasi masa depan.
Seperti sebuah pepatah dari Tiongkok yang berbunyi,
“Tiān Xià Xīng Wáng, Pǐ Fū Yǒu Zé, yang maknanya adalah Setiap manusia bertanggung jawab pada kebangkitan dan keruntuhan bangsanya.”

Sebuah Harapan

Seperti apa yang diungkapkan oleh Bapak Anand Krishna,
” Meditasi/ yoga bukan sekedar latihan semata. Namun sebagai landasan untuk menunjang hidup lebih berkesadaran, merasakan kesatuan dengan alam sekitar, alam semesta dan berbagi kebaikan bagi semua. Upaya retret yang dilakukan sedikit banyak akan membawa perubahan, walaupun hanya 1 % saja. Namun pengalaman tersebut akan menjadi bekal berharga untuk manusia bisa memaknai hidupnya, menghadapi segala keadaan yang ada.”

Demikian, rasa syukur yang diyakini akan menjadi semangat pendorong untuk menjadi manusia yang lebih berterima kasih kepada semuanya, dalam upayanya menjadi bagian universal dari One Earth, One Sky and One Humankind.

Rahayu,
Minggu, 15 Maret 2015

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone