” Kami berusaha membangun suatu dunia yang sehat dan aman. Kami berusaha membangun suatu dunia, di mana setiap orang dapat hidup dalam suasana damai. Kami berusaha membangun suatu dunia, di mana terdapat keadilan dan kemakmuran untuk semua orang. Kami berusaha membangun suatu dunia di mana kemanusiaan dapat mencapai kejayaannya yang penuh.”
~ Soekarno ( 1901-1970 )
OneEarth Media. Masa muda adalah masa yang indah namun sangat singkat sekali. Bagaimana anak-anak muda mengisi masa mudanya akan menentukan sekali terhadap masa depan dirinya, masyarakat sekitar, juga akan berdampak pada bangsa dan dunia ini.
Mengisi waktu dengan hal yang positif dan berguna menjadi hal yang sangat dibutuhkan mereka, salah satunya adalah dengan mengikuti kegiatan Sadhana Camp.
Sebuah kegiatan yang diadakan oleh Anand Ashram bekerja sama dengan PT Taspen dan Pusat Studi Veda dan Dharma. Acara yang diselenggarakan pada hari Jumat- Minggu (26-28 Juni 20015) diikuti oleh 34 peserta yang masih dalam pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), yang berasal dari Pasraman Hindu Cijantung, Pasraman Hindu Kelapa Dua serta Pasraman Hindu Pura Halim.
Dalam kesempatan mengisi acara pembuka, Bapak Wayan Kantun selaku Pembina Pasraman mengucapkan syukur dan berbahagia bisa mengantarkan anak-anak didiknya untuk melakukan pelajaran praktikum di One Earth Retret ini. Beliau menyinggung tentang filosofi Hindu yang terdapat di Veda yaitu Vasudhaiva Kutumbakam, yang maknanya kurang lebih berarti kita semua satu keluarga di bumi ini.
” Anak-anak sekalian, jika kalian berada di tempat baru, cobalah untuk memperhatikan dengan seksama. Cobalah memejamkan mata sejenak, tarik napas dalam-dalam, lalu perhatikan sekeliling dengan baik. Memperhatikan keindahan dan warna-warni yang ada di tempat tersebut, sehingga kalian dapat memahami tempat tersebut.”
Bapak juga berharap semoga sadhana camp ini dapat berguna dan bermanfaat untuk menyemangati kalian melakukan tindakan-tindakan serta laku seperti yang diajarkan Shri Krishna kepada Arjuna. Dan semoga apa yang akan kalian dapat selama 3 hari nanti dapat menjadi bekal untuk terus belajar di kehidupan ini.
Yoga dan Meditasi
Yoga telah diakui secara internasional sebagai peninggalan masa lalu yang sangat berguna sekali bagi kehidupan masyarakat. Selain efek untuk kesehatan badan, latihan yoga yang tepat diyakini mampu menjadikan manusia hidup lebih tenang, efisien dan efektif.
Untuk itu anak-anak juga diajak latihan yoga, dalam hal ini adalah latihan Yoga Suryanamaskar pada pagi hari ditambah dengan latihan pranayama yaitu Latihan pernapasan Perut dan Anuloma Viloma (Alternate Breathing Exercise), setelah sebelumnya melaksanakan Yajna persembahan Agni Hotra.
Latihan Yoga Suryanamskar yang dilakukan dengan rutin akan membuat badan menjadi lentur dan berdampak terhadap sikap mental emosional menjadi dapat bersemangat dalam beraktivitas dalam keseharian.
Sedangkan latihan pernapasan akan menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri yang pada gilirannya akan membawa dampak pada kemampuan daya ingat serta kreatifitas.
Dengan melakukan pernapasan anuloma viloma dengan rutin pasti akan merubah sikap dan meningkatkan daya ingat sehingga mampu menyerap pelajaran sekolah dengan baik.
Belajar Simbol
Selain berdiskusi tentang Bab-bab dalam Bhagavad Gita, mulai dari Gyana Yoga, Karma Yoga serta Bhakti Yoga, anak-anak peserta Sadhana Camp diajak untuk berkeliling komplek One Earth Retreat untuk mengetahui dan mengenal simbol-simbol dari berbagai agama yang ada disana.
Pelajaran di alam terbuka ini selain mengajarkan keselarasan dengan alam, juga mengajak mereka untuk belajar mengapresiasi perbedaan agama lewat simbol-simbol berupa patung-patung, ornamen dari kain, juga tulisan-tulisan kebijaksanaan yang diambil dari Maxim Mahamaya yang tertulis di batu alam.
Mereka di minta untuk mengambil 3 simbol yang disukai, lalu dicoba dimaknai sesuai dengan pemahaman mereka tentang simbol tersebut.
Seperti ambil contohnya yaitu simbol Salib dalam tradisi Kristen. Dalam zaman itu, salib digunakan untuk menghukum mereka yang dianggap sebagai penjahat kelas berat. Ini merupakan penghinaan bagi Yesus, namun hal tersebut dimaknai berbeda oleh pengikutnya, salib diyakini sebagai simbol kebangkitan manusia dari dosa, dari kekhilafan tindakannya.
Atau ada juga simbol Patung setengah badan dari Mahatma Gandhi yang berkepala plontos. Hal ini adalah bentuk keprihatinan Beliau terhadap saudara-saudara seperjuangan yang gugur di medan pertempuran tanpa kekerasan selama perjuangan tidak kenal lelah melawan Inggris.
Lage Raho Munna Bhai
Selain berdiskusi tentang Bab dalam Bhagavad Gita, para peserta diajak untuk melihat sebuah film komedi yang bercerita tentang perjalanan seorang preman yang jatuh cinta dengan ajaran Gandhi.
Film Lage Raho Munna Bhai ini diproduksi tahun 2006 dan sempat menjadi kontroversi di negara India.
Ada banyak petuah yang dapat dipetik lewat film ini. Bagaimana ajaran-ajaran Gandhi tentang kejujuran, keberanian, sikap memaafkan dan semangat Ahimsa dapat dijadikan teladan.
” Saat saya berumur 13 tahun, saya pernah mencuri emas ayah saya. Namun setelah itu hidup saya dipenuhi rasa takut dan khawatir. Maka saya berniat mengatakan hal (mencuri) itu pada ayah saya. Namun karena takut, saya kirimkan lewat surat kepada ayah. Alih-alih marah atas kelancangan saya dan menempeleng saya, ayah menjadi terharu dan lalu memeluk saya.”
Sejak saat itu saya berjanji tidak akan pernah lagi melakukan tindakan pencurian.
Dan lewat film ini kita juga belajar semangat hidup Mahatma Gandhi tentang rasa cintanya kepada tanah airnya. Ada lagu perjuangan yang sangat disukai Gandhi yaitu Vande Mataram. Sembah Sujud Bagi Ibu Pertivi.
” Kalian bisa memajang foto ataupun patung saya di manapun, juga mempelajari ajaran-ajaran saya lewat pemikiran otak. Namun jika tidak tersimpan di hati. Dan mampu menggerakkannya dalam tindakan nyata, maka semua itu sia-sia saja.”
Demikian kurang lebih penutup kata-kata Gandhi yang sangat inspiratif dalam film Lage Raho Munna Bhai ( Carry On Munna Bhai ).
Sistem Pendidikan
Dalam kegiatan Sadhana Camp ini yang juga menarik adalah berbagi pengalaman dari dua bersaudara Hasibuan, Affan dan Kemal. Dengan latar belakang agama Islam, mereka ini semenjak kecil sudah di ajak oleh orang tuanya mengenal yoga dan meditasi, serta belajar mengapresiasi perbedaan agama.
Setelah dewasa mereka melanjutkan sekolah di India. Di sekolahnya tersebut mereka digembleng dengan pendidikan yang penuh disiplin, dan kerja keras. Sekarang mereka menjadi pribadi yang percaya diri dan memiliki karakter yang kuat.
Sistem pendidikan yang bagus di India telah menjadikan negara berpenduduk terbanyak di dunia ini sekarang menjadi salah satu negara yang maju.
Dalam sharingnya, mereka mengajak adik-adik yang hadir disini untuk jangan menyia-yiakan masa muda, jangan bermalas-malasan untuk belajar, juga selalu mendengarkan nasihat orang tua. Belajar mandiri selagi muda sangat penting sekali, dimulai dari hal-hal kecil seperti bangun pagi, membantu pekerjaan rumah orang tua seperti mencuci piring, menyapu halaman atau belajar yang rajin.
Dalam Kitab Sara Samucaya yang akrab di telinga orang Bali ada tertulis sebuah ajaran yang bagus sekali di sloka 33 :
” Selagi masih muda, hendaknya seseorang berupaya sekuat tenaga untuk melakoni dharma atau kebajikan; menuntut ilmu untuk menjadi bijak sekaligus berpenghasilan layak.
Dengan bertambahnya usia, tenaga seseorang berkurang, seperti halnya dengan rumput darbha (sejenis alang-alang) tua yang ujungnya telah merunduk dan tidak tajam lagi.”
Smoga kegiatan Sadhana Camp yang telah berjalan dengan lancar ini dapat membawa manfaat dan berkah kebijaksanaan bagi semuanya…
Om Swastiastu…
Senin, 29 Juni 2015