May 9, 2011

Renungan Kebangsaan: Pesan Terakhir Bhisma Tentang Dharma Bagi Putra-Putri Bangsa

Resi Bhisma pernah bersumpah untuk setia melindungi Kerajaan Hastina. Dalam artikel sebelumnya, “Renungan Kebangsaan: Figur Permaisuri Yang Ambisius Dalam Kisah Mahabharata” sudah disampaikan sekilas tentang pengorbanan Bhisma untuk melindungi Kerajaan Hastina dari perpecahan. Bahkan beliau yang di waktu muda menjadi putra mahkota Hastina dan bernama Dewabrata mengambil sumpah yang mengerikan untuk tidak mempunyai istri, agar Hastina terselamatkan dari perpecahan diantara

selengkapnya

February 13, 2011

Sepuluh (10) Butir Pandangan Mahatma Gandhi untuk Mengubah Dunia, Renungan Ke-65 Tentang Berguru

Sepasang suami istri sedang membicarakan tentang Mahatma Gandhi. Kali ini mereka tidak berdiskusi, tetapi menyimak bersama buku “Be The Change, Mahatma Gandhi’s Top 10 Fundamentals for Changing the World”, tulisan Bapak Anand Krishna. Mereka sudah tidak tahan melihat kekerasan, kemunafikan dan kesemrawutan yang terjadi di tengah bangsanya. Mereka menyadari bahwa bangsanya harus berubah, akan tetapi mereka sadar putra-putri bangsanya diliputi rasa “takut

selengkapnya

July 10, 2009

Sadewa Dipandu Semar Meruwat Kesucian Ibu Pertiwi

Wahai momonganku Sadewa, ruwatlah Dewi Uma dan kembalikan kesuciannya! Kesalahannya yang lalu dalam menentukan pilihan hidup mengakibatkan dirinya hidup dalam suasana kegelapan, kebuasan dan kengerian Alas Setra Ganda Mayit. Lakumu perlu diteladani putra-putri bangsa untuk meruwat bangsa dan mengembalikan jati diri Ibu Pertiwi.” Pesan Romo Semar kepada Sadewa. Continue reading

November 19, 2008

Mengasihi Ibu Pertiwi

Sambil minum teh kental manis, Pakdhe Jarkoni berbincang-bincang dengan Wisnu, keponakannya yang menjadi mahasiswa perguruan tinggi negeri.

 

Pakdhe Jarkoni: Wisnu, saya sedang ketawa sendiri, he he he ada rubrik dokter yang membahas tentang masturbasi dalam surat kabar.

 

Wisnu: Tidak apa-apa to Pakdhe, asal tidak keseringan! Daripada otak sumpek tidak dapat berpikir, kan sehat-sehat saja. Memangnya Pakdhe belum pernah muda?

Continue reading

September 18, 2008

Ketenangan Semu dan Kegelisahan Arjuna

Beberapa hari Pakdhe Jarkoni tidak muncul, menengok Pamannya di Gunung Salak. Begitu nongol. Lik Darmo mampir ke rumahnya bersilaturahmi.

Lik Darmo: Pakdhe Jarkoni, tadinya Pakdhe kelihatan gelisah memikirkan negara, tetapi sekarang sudah nampak tenang. Mendapat ilmu apa dari Pamannya Pakdhe? Kalau kami memang tenang, karena tidak memikir kondisi lingkungan, kan kami tidak bisa merubah kondisi yang terlanjur parah Pakdhe? Emangnya Gue Pikirin!

Continue reading

September 14, 2008

Pertarungan Petani Ringkih melawan Raksasa Kapitalisme Global

Berselang dua hari dari obrolan Pakdhe Jarkoni dengan Lik Darmo, Pakdhe Jarkoni datang lagi ke warung Pak Sartono. Waktu sudah jam 9 malam dan masih ada Lik Bagio yang duduk ngematke, menikmati teh panas dan makan tempe bacem bakar. Selain Lik Bagio ada beberapa pengendara sepeda motor yang mampir nge-mie.

Continue reading

September 14, 2008

Anak Korban Iklan sebagai Generasi Penerus di Masa Depan

Pakdhe Jarkoni yang sedang membaca koran di serambi rumahnya, didatangi mbah Urip tetangga sebelah. Dan terjadilah diskusi yang asyik.

Continue reading

September 14, 2008

Indonesia Gawat Darurat

Percakapan Pakdhe Jarkoni dengan Lik Darmo, mengenai Perusahaan Multi Nasional yang menguasai bidang pertanian, kemudian percakapan dengan Lik Bagio mengenai Pertempuran Petani Ringkih melawan Raksasa Kapitalisme dan percakapannya dengan Mbah Urip tentang Anak Korban Iklan sebagai Generasi Penerus Masa Depan sampai ke telinga Dokter Joko, Kepala Puskesmas setempat. Dan Pak Dokter Djoko menyempatkan silaturahmi ke rumah Pakdhe.

Continue reading