April 4, 2011

Yakin dan Sabar

Saat aku mengenal seseorang yang sangat aku cintai dan kagumi tergeletak lemah , hatiku marah dan bergejolak menuntut keadilan. Tuhan mengapa Kau berlaku tidak adil. Orang yang selama ini berlaku baik dan selalu berusaha memahami pemikiran orang lain, bersikap lembut dan ramah sekarang terpenjara badannya. Ia mengalami hinaan dan cercaan yang semena-mena..

Setelah termenung baru aku sadar bahwa saat itu gejolak emosi sang ego yang membara. Ego selalu menginginkan semuanya terjadi secara instant. Seakan ia Tuhan yang harus dituruti perintahnya. (Apakah Tuhan juga minta diturutkan perintah Nya? Tidak juga. Semuanya hanya persepsi pikiran). Merasa dirinya paling baik adalah cela yang paling besar. Merasa bahwa yang dicintainya harus memperoleh perlakuan istimewa adalah kelemahan terbesar. Kita tidak tahu betapa ego ketidak sadaran telah menguasai kita. Kita mengharapkan bahwa yang kita hormati dan sayangi mesti memperoleh balasan yang baik adalah bentuk kebodohan EGO.

Kita lupa, betapa terbatasnya pikiran. Pikiran yang merasa diri paling sadar adalah musuh terbesar. Kita lupa bahwa segala yang di alam sedang berproses menuju kesetimbangan. Tampaknya orang yang berhadapan dengan kita baik, tapi kita tidak tahu bahwa ada yang sedang berproses dalam diri orang tersebut. Yakin bahwa semua pasti menuju kebaikan jua. Sabar menunggu terwujudnya keyakinan.

Perhatikan bahwa segala di alam sedang berubah. Pastilah semuanya menuju keseimbangan. Karena memang sifat alam demikian adanya. Saat kita mengalami penderitaan, kita pasti mengeluh. Memang berat menghadapi sesuatu yang terjadi langsung pada diri kita. Gampang sekali berkata: ‘Sabar dan terima. Semuanya kan pasti berlalu’ Itu yang sering kita ucapkan kepada orang lain. Tapi saat musibah itu menimpa kita, emosi ketidak sadaran pasti meliputi kita. Betapa sesungguhnya kita masih ditimpa amnesia sehingga cenderung menyalahkan orang lain. Mudahnya menuding dan menyalahkan orang lain adalah bentuk ketidaksadaran.

Sulit sekali bertindak sebagai saksi perubahan. Saat ini kita hidup sebagai akibat masa lalu dan sedang dalam proses juga menciptakan sebab untuk akibat yang akan datang. Tidak ada sesuatupun terjadi tanpa sebab. Pasti segala peristiwa atau kejadian ada makna di baliknya. Buah dari tindak kejahatan bagaikan buah dipohon. Jika sudah matang, ia akan jatuh dengan sendirinya. Jika kita yakin bahwa buah yang matang pasti akan jatuh dengan sendirinya sebagai wujud keniscayaan, selanjutnya yang dituntut adalah kesabaran.

Seorang yang sadar akan hukum alam bisa menempatkan dirinya sebagai saksi. Saksi terhadap proses perubahan yang pasti terjadi. Ia akan dengan sabar mengamati perubahan. Seorang yang bisa menjadi saksi adalah ia yang yakin bahwa semuanya dalam proses perubahan. Kejahatan juga demikian, jika ia sudah matang, buah kejahatan akan jatuh. Yang dibutuhkan adalah YAKIN bahwa matang buah kejahatan pasti terjadi. Dan saat itu buah kejahatan JATUH. Yang dibutuhkan SABAR mengamati proses alam.

Awalnya ia menanam. Semua perbuatan baik ia lakukan. Dan yakin bahwa buah baiklah yang akan dipetiknya. Saat kemudian ia mengalami sesuatu yang buruk menimpa dirinya, ia juga yakin bahwa yang dialaminya adalah hasil perbuatan yang ia tidak tahu kapan dilakukan. Mungkin bukan saat kehidupan sekarang. Bisa jadi ini adalah buah panenan di kehidupan lampaunya. Mekanisme alam berjalan dengan sempurna. Janganlah meragukan mekanisme kerja alam. Hanya ketidaksadaran kita yang bisa mendorong bahwa sesuatu yang baik pasti memperoleh balasan baik saat ini. Besar sekali kemungkinan terjadi bahwa tanaman kebaikan yang dilakukan saat ini harus di petik di kehidupan yang akan datang.

Kita bisa melihat hal ini secara nyata. Banyak sekali orang yang berbuat jahat menurut sisi pandangan kita tetapi malah memiliki peluang melakukan korupsi. Jangan dikira peluang dalam berkorupsi bukan hasil kebaikan di masa lalu. Pasti kesempatan berkorupsi juga dari kebaikan masa lalu. Orang tersebut bisa memperoleh duit banyak, hal ini terciptanya peluang untuk berkorupsi. Jika bukan kebaikan di masa lalu, tidak mungkin mekanisme alam memberikan peluang itu. Sayangnya ia tidak sadar bahwa perbuatannya tidak selaras dengan alam. Sesungguhnya jika ia sabar dan mau bekerja keras, pasti uang juga akan diperolehnya. Dan akibat perbuatannya tidak merugikan banyak orang. Ia tidak sadar bahwa sedang menciptakan akibat yang buruk di masa depan. Itulah keseimbangan alam. Sebab-akibat. Saat ini senang, akan susah di masa depan. Jika saja ia cerdas, tentu harta yang ia gunakan sebagian besar dimanfaatkan untuk peningkatan kesadaran. Karena itulah tujuan utama kelahiran.

Do good because you are good (dari buku Maha maya tulisan Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone