July 12, 2010

Pengkondisian

Seorang murid Zen mendatangi Bankei dan mengeluh, “Guru, saya mempunyai perangai yang tidak terkendalikan. Bagaimana saya bisa mengubahnya?”

“Kamu mempunyai sesuatu yang sangat aneh,” jawab Bankei. “Biarkan saya lihat apa yang kamu miliki.”

“Sekarang ini saya tidak bisa menunjukkannya kepadamu,” jawab murid tersebut.

“Kapankah anda bisa menunjukkannya kepada saya?” Tanya Bankei

“Sesuatu ini muncul secara tidak diharap-harapkan,” jawab si murid.

“Jika demikian,” Bankei menyimpulkan, “Itu pastilah bukan milik anda. Jika memang milik anda, anda bisa menunjukkannya kepada saya setiap saat. Ketika kamu dilahirkan, kamu tidak memilikinya. Pikirkanlah hal ini.”

Catatan :

Selasa 22 Juni 2010 Kemarin class stress management di buka dengan keceriaan oleh Ibu Norma, latihan hari itu adalah Sign Culturing atau Seni Membudayakan Pandangan. Seperti kisah diatas pandangan kita sudah bukan orsinil lagi, sudah mendapatkan pengkondisian dari orang-orang disekitar, dari masyarakat, dari bahan bacaan dan lain sebagainya.

Setiap orang memilki masalahnya sendiri-sendiri, karena lingkungan dimana dia tumbah dan besar berbeda-beda, bergaul dengan orang yang berbeda juga. Belum lagi faktor ingatan masa lalu, warisan dari masa lalu yang sudah terbentuk, dalam bahasa pak Triwidodo adalah DNA warisan masa lalu.

Seperti kisah diatas apa yang kita anggap sebagai watak sebenarnya dibentuk oleh pandangan-pandangan kita, seperti tuts piano kita merespon, jika di pencet nada ini maka kita akan bereaksi seperti itu, jika ada yang memencet nada itu maka kita akan bereaksi seperti itu. Jika ada kondisi seperti ini kamu harus bereaksi seperti itu, ada kejadian seperti ini kamu harus bereaksi seperti itu.

Saya memilki seorang teman paggil saja dia Jun, siJun pada dasarnya baik. Hanya saja di dibesarkan di dalam keluarga yang fanatik, terlebih lagi sangat anti dengan agama Kristen. Sehingga ketika besar meski siJun tidak menunjukan sikap terbuka memusuhi teman yang beragama Kristen namun dalam pergaulan dia memilih-milih dan untuk teman yang beragama Kristen dia hanya sekedarnya saja. Jika kemudian harus mengunjungi kerumah teman yang beragama Kristen, karena sebab tertentu semisal karena belajar berkelompok. Si Jun selalu bersikap tidak mau makan dan minum dari rumah teman yang beragama Kristen, Itu adalah reaksi si Jun

Semua itu berasal dari pandangan-pandangan yang kita dapatkan dari orang sekitar, dari tradisi dan adat kebiasaan. Sering kali kita tidak menyadari bahwa pandangan kita keliru, hal itu karena kita tidak memilki kesadaran. Oleh karennya diperlukan latihan-latihan untuk memperbaiki pandangan-pandangan tersebut. Dan harus di lakukan secara rutin, bahkan seumur hidup.

Ada sebuah kisah Zen yang hidup dari masa ke masa dan hingga kini masih indah untuk diresapi . Nan-in, seorang guru Jepang selama masa Meiji (1868-1912), menerima seorang dosen universitas yang mencari tahu tentang Zen. Nan-in menghidangkan teh. Ia menuangkan teh itu ke dalam cangkir tamunya hingga penuh, dan masih terus saja menuang.

Dosen tersebut memandang tumpahan teh hingga akhirnya ia tidak bisa bertahan untuk berdiam diri. “Sudah penuh. Tidak muat lagi!”

“Sama seperti cangkir ini,” Nan-in mengatakan, “Anda penuh dengan gagasan dan spekulasi diri anda sendiri. Bagaimana saya bisa menunjukkan anda Zen jika anda tidak mengosongkannya terlebih dahulu?”

Kita harus mengosongkan jiwa kita dari belenggu-belenggu pandangan yang keliru baru kemdian kita akan memperoleh kucuran kasihnya, karena selama ini jiwa kita terlalu penuh sehingga kita tidak dapat berasakan kucuran kasihNya.

Mari kita kosongan cawan jiwa kita dengan cara berlatih secara rutin, meski terkadang kemalasan datang. Meminjam bahasa pak Marhento “Kebosanan adalah Musuh yang harus senantiasa diwaspadai kehadirannya”. Moga-moga pak Marhen mau memberikan tips bagaimana mengatasi kejenuhan dari pengalamannya sehari-hari dalam memberdaya diri.

Bapak Anand Krishna sudah meramu 5 tehnik yang di kemas dalam Stress Management gunakan ke 5 tehnik itu secara bergantian agar tidak bosan. Ibu Norma pernah berkata, bahwa bapak Anand mengerti benar emosi manusia yang gampang bosan, oleh karennya beliau meramu banyak tehnik yang dapat kita manfaatkan agar kita dapat terus memberdaya diri.

Ibu Maya Muchtar pernah berkata bahwa meski latihan yang ada di Stress Management adalah latihan dasar namun merupakan inti, seperti kisah Zen diatas kita harus mengosongkan cawan jiwa kita, jika kita merasa sudah hebat sudah pintar maka kita akan meremehkan latihan ini, padahal kesombongan itu sendiri sudah merupakan pandangan yang keliru, apa yang bisa kita sombongkan dihadapan Dia ?.

Tiada yang bisa membantu diri kita terkecuali diri kita sendiri, dan salah satunya adalah dengan memperbaiki pandangan keliru agar kita dapat hidup lebih bahagia. Selamat berlatih dan tetap semangat.

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone