February 5, 2009

Ajaran Terima Kasih, Ajaran Asli Nusantara Yang Universal

Seorang anak remaja berbincang-bincang dengan ayahnya di dalam mobil, sambil menunggu hasil fotocopy dari kios di pinggir kampus Diponegoro, Semarang. Pertanyaan sang anak remaja cukup menarik, mari mendekat mendengar perbincangan mereka.

 

Sang Remaja: Papa berkata tentang meditasi ‘Tong-Len’, yang asalnya dari zaman Sriwijaya, ajaran Sri Dharmakirti kepada Pangeran Atisha. Aku memperhatikan, setiap ada tetangga yang memberi bingkisan, Mimi selalu berterima kasih dan memberi hadiah gantian. Alamarhumah Eyang Putri juga selalu bertindak demikian, apakah sebenarnya Ajaran Terima Kasih tersebut telah melekat secara genetika dan diwariskan kepada anak-anak cucu Sri Dharmakirti di Nusantara?

 

Sang Ayah: Benar dan Guru membangkitkan potensi yang terpendam dalam dada manusia Indonesia. Ajaran tersebut pada hakikatnya bukan hanya ajaran lokal genius, akan tetapi bersifat universal.

 

Sang Remaja: Papa pernah menjelaskan bahwa makrokosmos itu dapat dipahami dengan pemahaman tentang mikro kosmos. Mungkin Papa bisa menjelaskan hal universal kepadaku dengan metode tersebut.

 

Sang Ayah: Baik anakku, coba ingat tentang cara kerja jantung. Jantung adalah pusat sistem peredaran darah, trilyunan sel pada tubuh manusia semua berhubungan dengan jantung lewat sistem peredaran darah. Jantung adalah tempat memompa darah bersih dan menghisap darah kotor dari seluruh tubuh. Kelembutan getaran kasih di jantung akan mengalir ke seluruh tubuh lewat sistem peredaran darah. Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah disebut ‘diastol’. Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung disebut ‘sistol’. Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.

 

Sang Remaja: Papa masih ingat pelajaran biologi ya? Atau melihat Wikipedia? Darah yang mengandung banyak karbondioksida, ‘darah kotor’ dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena besar, ‘vena kava’ menuju ke dalam serambi kanan. Setelah serambi kanan terisi darah kotor, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan. Darah kotor dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh kapiler yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen, ‘darah bersih’ mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta dan didistribusikan ke seluruh tubuh.

 

Sang Ayah: ‘Great!’ Jantung menerima semua yang kotor dari seluruh tubuh, kemudian mengolahnya dengan kasih, dengan bantuan oksigen energi kehidupan, dan menyebarkannya ke seluruh tubuh. Bukankah ini inti ‘Tong-Len’? Menarik semua keburukan, mengolahnya dalam dada dan memancarkan kebaikan?

 

Sang Remaja: Semenjak bayi di dalam kandungan, jantung sudah berdenyut, bekerja seumur hidup, beristirahat setengah detik antara dua denyutan dan berdenyut kira-kira 10.000 per hari. Organ tubuh yang sangat disiplin dan merupakan pekerja keras. Kita wajib mengamalkan ayat alam tersebut.

 

Sang Ayah: Bagian kanan jantung mengirim darah bertekanan rendah ke paru-paru, sedangkan bagian kiri memompakan darah bertekanan tinggi ke seluruh tubuh. Kelembutan terjadi disebelah kanan dan ketegasan terjadi di sebelah kiri. Tubuh bagian kanan berhubungan dengan otak sebelah kiri , dan tubuh bagian kiri berhubungan dengan otak kanan. Rasa berhubungan dengan otak kanan, matematika berhubungan dengan otak kiri.

 

Sang Remaja: Jumlah darah yang dipompakan oleh jantung disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Jantung berdenyut 70 kali per menit dalam keadaan normal. Pada saat berolahraga dan otot memerlukan oksigen banyak, jantung berdenyut sampai 180 kali per menit. Apabila jantung tidak menyesuaikan diri dengan kebutuhan tubuh, keseimbangan akan terganggu dan tubuh dapat cedera. Jantung bekerja harmonis demi kesehatan tubuh kita.

 

Sang Ayah: Dikatakan bahwa pusat pemikiran berada di otak dalam tempurung kepala, pusat energi berada dekat pusar di dalam rongga perut, sedangkan pusat nurani terletak di jantung, terjemahan ’heart’ bahasa Inggris, yang kadang diterjemahkan sebagai hati, di dalam rongga dada. Banyak laku untuk mengolah pusat kesadaran tersebut, ada pula yang mengolah keseluruhannya agar lebih efektif. Tempat-tempat pusat kesadaran tersebut amat peka. Terima Kasih Sri Dharmakirti.

 

Sang Remaja: Terima kasih Papa, Alhamdullillah, aku ingat: Kamu tidak akan bisa memberi petunjuk pada siapapun. Allah-lah yang berkuasa memberi petunjuk sesuai dengan kehendak-Nya. Semua amal yang kamu lakukan adalah demi kebaikanmu sendiri. Semua amal yang kau lakukan haruslah demi Allah semata. Dan semua amalmu akan dibalas dan kamu tidak akan dicurangi”. (2:272)

“Orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang hatinya trenyuh ketika mengingat Tuhannya. Dan ketika ayat Tuhan dibacakan pada mereka, maka bertambahlah keimanannya. Mereka adalah orang-orang yang taat pada Tuhan”……………. (8:2-6). Terima Kasih Papa, Terima Kasih Guru.

 

 

http://www.anandkrishna.org/oneearthmedia/ind/

http://triwidodo.wordpress.com

 

Februari 2009.

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone