· Keheningan bukanlah ketiadaan kebisingan, melainkan ketiadaan pikiran.
*1 Maranatha halaman 89
· Hati yang tidak tergantung pada sesuatu di luar. Hati yang tidak berdoa untuk meminta, tetapi untuk mensyukuri. Hati yang tidak cengeng. Hati yang ceria; hati yang bersuka-cita; hati yang senantiasa menari dan menyanyi. Hati yang tengah merayakan hidup!
*2 Neo Psyhic Awareness halaman 27
· “Hatimu tertutup, bukalah hatimu, biarlah angin segar memasuki ruang hatimu… biarlah hatimu berlembab…” Mereka yang memahami maksud bisikan dan membuka diri, menemukan cinta, menemukan kasih dalam keterbukaan itu.
*3 Ishq Ibadat halaman 4
· Bukalah hatiku sehingga terdengar suara-Mu yang berasal dari dalam diriku juga. Selama ini yang terbuka hanyalah pikiran kita. Itu pun baru terbuka sedikit saja.
*4 Fiqr halaman 81
Di depan rombongan Sri Rama yang menemuinya, Dewi Sinta mengheningkan cipta. Semua yang hadir menunggu dengan penuh kesabaran. Suasana damai menyelimuti semua insan. Beberapa saat kemudian Dewi Sinta membuka matanya. Dirinya baru saja mengingat kala berada di pondok sederhana di kaki pegunungan yang indah. Terdengar bunyi burung bersahutan dilatarbelakangi gemericik suara aliran air Sungai Tamsa. Kemudian dia mengucapkan syair ungkapan perasaan dan semua yang hadir menyimak penuh perhatian…
Wahai Air,
Kadang kau bergemericik kala tubuh kecilmu melewati sungai berbatu kerikil di dasarnya
Kadang kau nampak berlari cepat kala tubuhmu melewati sungai yang curam kemiringannya
Kadang kau nampak bergolak kala sungai tak mampu memuat tubuhmu yang menjadi raksasa
Kadang kau nampak mengamuk menerobos tanggul yang menjadi reruntuhan
Kadang kau nampak begitu tenang kala bendungan tinggi mengempang tubuhmu di depan
Kadang kau berbau menyengat kala membawa buangan limbah tak bijaksana
Kadang kau keruh berlumpur kala bercampur jutaan butiran tanah gunung gundul tak bersisa
Wahai Air,
Aku tahu, kau nampak berbeda-beda penampilan karena faktor luar lingkungan
Diri sejatimu tetap jernih, tetap bersih, tetap basah dan tetap memberi kehidupan
Dirimu juga tak pernah lelah, selalu bergerak menuju Samudera Agung sebagai tujuan
Wahai Air,
Aku terinspirasi oleh dirimu
Wahai Air,
Mereka yang tidak tahu mengatakan diriku jatuh karena rusa emas duniawi dari Maricha
Mereka menganggap diriku tersiksa di kerajaan Alengka
Mereka menganggap diriku penyebab kemusnahan para raksasa
Mereka mencemoohkan diriku dan minta Sri Rama melakukan Agni Pariksha
Mereka takjub melihat diriku selamat dari api dan menjadi permaisuri Sri Rama di Ayodya
Kemudian kasak-kusuk dan gosip memenuhi seluruh kerajaan
Mengapa Sri Rama tetap menerima diriku seakan tak ada pilihan
Mereka menghormatiku kala diam-diam diriku meninggalkan Ayodya
Sri Rama bisa tercemar kala istrinya yang pernah disekap di Alengka berada di istana
Wahai Air,
Mereka tidak tahu jatidiriku
Hanya Sri Rama dan Walmiki yang paham siapa diriku
Masyarakat belum melihat diriku melahirkan Lawa dan Kusa yang perkasa
Mereka belum tahu Lawa dan Kusa digembleng Walmiki yang bijaksana
Lawa dan Kusa akhirnya mengganggu ritual Aswameda
Akhirnya mereka diundang Sri Rama
Kisah Rama Sinta gubahan Walmiki dikumandangkan di istana
Semua yang hadir menangis dan menyadari kesalahan mereka
Mereka merasa bersalah membuat diriku menderita
Sri Rama dan seluruh pembesar kerajaan datang menemui diriku
Aku bilang sudah selesai tugasku
Walmiki sudah mengabadikan kisah cinta abadi Ramayana
Telah musnah para raksasa angkara murka
Anak-anakku pun telah diangkat sebagai putra mahkota
Telah selesai tugasku di dunia
Wahai Air,
Wahai Sri Rama,
Wahai Guru,
Hanya kalian yang memahami
Bahwa diriku nampak mengalami suka duka silih berganti
Bahwa diriku mengalami hal-hal manusiawi
Wahai Air,
Wahai Sri Rama,
Wahai Guru,
Mereka tidak tahu
Dan tak berguna mencoba menjelaskan kepada mereka yang tak tahu
Jati diri air hanya jernih, membersihkan, menghidupi dan bergerak menuju Samudera.
Nampak tenang, bergolak, berlumpur dan bau hanya karena karena lingkungan semata
Demikian pula diriku
Nampak mengalami suka duka silih berganti
Hanya karena lingkungan luar sepanjang perjalanan hidup yang harus kualami
Sejatinya aku tidak terikat apa pun juga
Hanya saja kisahku dibumbui pikiran mereka
Sesuai tingkat kesadarannya
Aku selalu bergerak menuju Dia Yang Maha Ada
Semoga demikian adanya
“Wahai Sri Rama, Kekasihku yang selalu berada di dalam hatiku. Semoga kisah cinta kita abadi. Aku segera kembali ke jatidiriku, bumi yang penuh kasih.“
Dan bumi pun merekah menerima Dewi Sinta yang melompat masuk dan kemudian menutup kembali. Hanya Kisah Ramayana yang tersisa. Entah sampai kapan berada dalam ingatan manusia.
Terima Kasih Guru. Guru adalah sumber mata air kebijaksanaan yang tak pernah kering. Semoga kesadaran Guru menyebar ke seluruh Nusantara. Namaste.
*1 Maranatha halaman 89 Maranatha, Bersama Anthony de Mello Mabuk Anggur Kehadiran Tuhan, Anand Khrisna, PT Gramedia Pustaka Utama.
*2 Neo Psyhic Awareness halaman 27 Neo Psyhic Awareness, Anand Krishna, Gramedia Pustaka Utama, 2005.
*3 Ishq Ibadat halaman 4 Ishq Ibadat Bila Cinta Berubah Menjadi Ibadah, Anand Krishna, PT Gramedia Pustaka Utama, 2005
*4 Fiqr halaman 81 Fiqr Memasuki Alam Meditasi Lewat Gerbang Sufi, Anand Krishna, Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Informasi buku silahkan menghubungi
http://booksindonesia.com/id/
Situs artikel terkait
http://www.anandkrishna.org/oneearthmedia/ind/
http://triwidodo.wordpress.com
http://id-id.facebook.com/triwidodo.djokorahardjo
November 2009.