August 25, 2011

Kaya Adalah Perasaan….

Duit berlimpah tetapi masih sibuk mengejar dan minta duit, dia masih miskin…….

Sesungguhnya mereka yang mencari kesenangan, saat ini sedang dalam kesengsaraan. Bisa kita bayangkan mereka yang saat ini berkeinginan mudik. Kesenangan mudik terjadi saat sampai di tempat. Hal ini terjadi saat kita lepas dari kemacetan sekian jam di perjalanan. Dengan kata lain bahwa kelegaan atas rasa nyaman badan terjadi ketika lepas dari suatu beban derita. Jadi memang tiada senang tanpa mengalami penderitaan. Dua pasangan yang tidak terpisahkan. Inilah sifat dunia benda.

Sering sekali kita melihat kemacetan panjang dan lama di daerah Puncak atau saat perjalanan pulang mudik. Menurut pendapat saya, seandainya perjalanan ke puncak atau pulang mudik lancar, tiada bakal merasakan kenikmatan atau kegembiraan jika mengalami kemacetan panjang selama perjalanan. Kelegaan terjadi saat kita mengalami himpitan terlebih dahulu. Jika kita menyadari hal ini, mestinya kita balik cara berpikirnya. Sehingga kita bisa menikmati perjalanan ketika kemacetan itu terjadi. Kenikmatan atau kelegaan yang bakal diperoleh tidak akan terciptanya tanpa adanya kemacetan…….

Sama halnya rasa kaya. Jika kita bisa merasakan bahwa memberi atau berbagi itu sebagai suatu kebahagiaan, maka kita merasakan diri kaya. Bukankah menurut petuah leluhur tangan yang menelungkup (memberi) lebih mulia dari menengadah(minta)? Loving is caring and sharing. Semuanya permainan emosi. Dan emosi terjadi karena adanya pemicu dari luaran. Jelas ini bukan rasa yang tumbuh dari dalam. Masih lapisan ke tiga (mental/emotional) dari lima kesadaran.

Hukum alam semesta juga akan berpihak pada mereka yang bisa berbagi. Karena sifat dasar alam semesta adalah berbagi. Udara, air, bumi bersifat selalu memberi. Burung berkicau, bunga mekar dan lambaian daun yang bergerak menebarkan keindahan. Mereka menari, inilah tarian semesta. Tarian memberi dan memberi. Tarian kasih. Tarian keindahan…..

Memberi adalah keindahan. Adalah tarian alam. Memang tidak mudah melakoni. Namun dengan afirmasi yang reptitive dan intensive, kita bisa menanam benih ini di sub-conscious kita. Saya yakin bahwa semakin sering kita mengulanginya semakin dalam kita menanam benih. Dan sesungguhnyalah rasa bahagia itu adalah sifat dasar manusia. Rasa kasih itu merupakan sifat yang inhernt dalam diri manusia. Sifat bawaan. Sayangnya tertutup oeh lapisan keinginan yang tidak terpenuhi yang menghasilkan rasa derita. Penderitaan bukan sifat bawaan manusia…

Coba saja ulang berkali-kali kata aku menderita, aku berdosa, aku kurang dsb. Lama-lama benar-benar merasakan penderita itu. Itulah sebabnya saya paling tidak suka mengatakan, aku berdosa. Dan anehnya, kesan ini selalu ditanamkan oleh para tokoh agama. Ini sifat yang tidak mendidik dan semakin memperlemah jiwa. Tampaknya ini juga tidak difahami oleh para ulama yang mengaku beragama. Mereka hanya mencari korban baru untuk mewariskan penderitaan yang mereka alami..

Semua adalah permainan perasaan. Kita lah yang mengijinkan perasaan kita dikuasai oleh mereka yang ingin memperbudak perasaan kita. Mereka tidak akal bisa memperbudak kita jika dan jika kita tidak mengijinkan. Jagan berikan remote kontrol perasaan, kita berikan kepada orang lain. Jangan mau dihipnotis oleh mereka untuk berkata bahwa kita dalam keadaan berdosa atau menderita. Ulangi afirmasi: Aku bahagia dan bersih…. lakukan ini begitu bangun tidur. Rekaman awal pagi hari akan terbawa sepanjang hari…

Yang luar biasa lagi, janganlah merasakan miskin. Jika dalam pikiran kita ada afirmasi kita butuh duit berarti kita dalam keadaan miskin. Maka yang akan menghampiri juga mereka-mereka yang butuh duit. Bahkan kata mereka yang sudah mengalami jadi kaya materi, duit justeru tidak mau datang jika sering dipanggil. Demikianlah sifat alam. Ketika tidak dibutuhkan, mereka akan menghampiri. Jika mengejar mereka akan lari…. Palig tidak, jika pun secara riil kita tidak kaya tetapi perasaan kaya sudah punya. Dan jika ini kita memiliki rasa ini, kita akan selalu bersikap positif……..

Bersikap positif berarti menerima keadaan baik dan buruk sebagai sifat alam……

Pohon mawar tidak bisa dikatakan sebagai pohon mawar jika tanpa duri. Bunga mawar menjadi indah karena ada duri di batangnya….

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone