September 24, 2010

Karena Cinta Adalah Basmalah

Sebenarnya perbincangan tentang cinta, tentang mengapa saya berhenti menuliskan puisi dan syair tentang cinta belumlah selesai. Sahabat lama saya berkata, “wah jika demikian susah dong, bukankah puisi, syair bahkan cerita-cerita tentang cinta dapat menghasilkan inspirasi buat kita semua, dapat menjadikan pemicu buat kita semua untuk menemukan cinta, atau lebih tepatnya merasakan cinta yang bersemayam di dalam hati”.

Aku tertawa, betul sobat, betul sekali. Dari  sisi penikmat cerita cinta adalah betul. Namun dari sisi penulis cinta adalah merupakan sebuah kebohongan jikalau kalimat cinta yang di rangkai sedemikian indah itu sama sekali tidak keluar dari hati yang mencintai?. Bagaimana jikalau kata-kata itu hanya merupakan proyeksi dari getaran kimiawi yang tersulut  oleh rangsanagan kasmaran terhadap lawan jenis ?. Karena sahabat, jelas beda antara kasmaran dengan cinta.

Kasmaran adalah getaran kimiawi yang membuat kita mabuk kepayang, sehingga seorang lelaki akan pandai merangkai kata, merayu, tuk memiliki sumber pemicu, bisa saja wanita, atau benada-benda atau bentuk kehidupan lainnya. Namun reaksi kimia itu akan hilang seiring waktu, dan kemudian kita akan mencari-cari sensasi tersebut dengan mencari-cari pemicu yang lain. Dan pada saat itu terjadilah petualanagan. Bagai yang kasamaran akan terjadi petualangan mencari lawan jenis, bagai yang suka keghaiban akan berpetualang mengejar keghaiban, bagi yang suka benda-benda lain akan bertualang  mencari benda-benada itu. Dan semua itu hanya untuk memuaskan diri sendiri. Semanatara cinta sama seakale tidak tersentuh, bahkan terlupakan kian dalam.

Sementara cinta, ah…. Sulit aku berkata-kata………. Terkecuali adalah sebuah persembahan dari hati untuk hati. Cinta seperti basmalah. Yaitu sebuah pelayanan, sebuah persembahan terhadap Dia yang maha satu adaNya.  Dan jika itu dapat kita implementasikan ke dalam prilaku sehari-hari maka kita akan selalu berjalan pada jalur yang benar, jalur yang tepat buat diri kita masing-masing. Seorang pejabat tidak akan menyelewengkan kekuasaannya untuk kepentingan dirinya, keluarganya atau kelompoknya saja. Melainkan akan mampu menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik karena melalui profesinya itu ia sedang melakukan persembahan kepada DIa yang satu adaNya.

Dan itulah cinta.

Dan Itulah Basmalah.

Seperti Basmalah yang serirng kali kita ucapkan ketika sedang melakukan suatu aktifitas, namun apakah kemudian prilaku kita mencerminkan cinta ?,  jika iya lantas kenapa  korupsi makin meraja lela di negri yang konon khabarnya beragama ini ?, aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama kian menjadi-jadi di negara yang konon khabarnya  berazaskan hukum ini ?, jawabanya Cuma satu karena kita sedang kehilangan cinta.

Guruku selalu mengingatkan, Love Is The Only Solution. So, sahabat. Oleh karenanya cukup sudah kita berbicara tentang cinta, saatnya kita semua mulai melakoni cinta. Bismilahiromanirohim.

Di Publikasikan di :

Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Email this to someone